⇨ tell

302 49 12
                                    

"Baiklah, ini." Aku menyodorkan beberapa daging.

Ia terlihat sangat senang menerima daging dariku. "Kau belum makan seharian, ya?"

"Sudah, tetapi,--makanan yang harusnya kupersiapkan untuk beberapa hari tidak sengaja kumakan."

Aku tertawa mendengar penjelasannya. "Baiklah, Niall. Kau tinggal dimana?"

"Gua, terkena hukuman. Selama satu bulan,"

Aku hanya mengangguk. Tiba-tiba batinku menyuruhku agar Niall tinggal dirumahku.

"Hm--Niall, bagaimana kalau kau tinggal dirumahku? Satu bulan?"

Wajahnya yang baru saja lesu karna menjawab pertanyaanku, seketika berubah menjadi tampak bahagia.

"Benarkah? Kau baru saja menawariku?"

Aku mengangguk. "Temani aku mengambil barang-barangku, Ayo!"

Dan, Niall menarik tanganku menuju Gua.


"Jadi, ini rumahku, aku harap--maaf, ini tidak sebanding dengan istanamu."

Ia menuruni barang-barangnya di kamar depan, "Kau tau? Ini lebih baik, aku tidak ingin yang muluk-muluk, yang jelas aku mendapat tempat tinggal lebih baik daripada Gua."

Seketika Niall memelukku, "Terimakasih,--"

"Naveen." Sambungku sekaligus melepaskan pelukannya.

"Terimakasih, Naveen!" Aku hanya mengangguk. "Sama-sama. Niall, aku ingin membuat makan malam, kau istirahat saja."

Niall mengangguk, "Baiklah,"


"Aku pulang!" Aku segera membekap mulut Aubree.

"Kau terlalu ribut!" Ia terlihat bingung, "Kenapa? Hanya kita berdua kan disini?"

Aku menggeleng, "Ada Pangeran dari Kerajaan yang sedang di asingkan."

Aubree terlihat kaget. "You kidding me, sister."

"No!--Sekarang, bantu aku mengipas daging ini, daging ini baru saja ku-bumbui. Kau dapat susu?"

Ia mengangguk, "Aku mendapat tambahan susu karna datang paling pagi."

"Baiklah, kau mengurus daging dan aku akan menyiapkan ruang makan juga minuman."


"Jadi--ini adikmu?" Aku mengangguk. "Dia cantik."

Aku kembali mengangguk, "Kau cemburu bukan aku mengatakan ia cantik?"

"Oh, Niall. Jelas tidak, aku lebih baik dikatakan cantik oleh Pangeran Harry dari Persia."

"Well, dia salah satu alasan mengapa aku disini."

Aku menatapnya bingung, "--Kenapa?"
Ia mengunyah dagingnya terlebih dahulu.

"Dia menghamili tunanganku," Dan, karna penjelasannya itu membuatku tersedak.

"Lalu? Mengapa kau yang harus di asingkan?" Aku kembali mengunyah dagingku.

"Aku berkelahi dengannya, well, aku yang memulai, tepatnya."

"Kau sangat nakal, Niall." Ucapku spontan.

Niall tertawa, "Oh, nakal. Satu kata yang mempunyai banyak arti. Kau mengartikan nakal dalam bahasa--"

"Oh shit, Niall, you're so pervert! Nakal! Bukan nakal--ugh!"

Dan Niall hanya tertawa sepuasnya. Melihat tawanya aku tersenyum. Manis, seperti gula. Hari ini sangat melelahkan, at least, ia membuatku tersenyum tanpa paksaan.

20+ vomments for next chapter! :) 4 part lagi dan... selesai! :)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

forbidden ; njhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang