2. Kedipan mata

8 0 0
                                    

Selepas membuang hajat, menjadi bahan ketawa dua orang sahabatnya di telfon, dan berakhir dengan pertengkarannya dengan si cowok panuan di depan toilet tadi, Aine memutuskan untuk menyusul ke tempat hiruk pikuk para siswa-siswi sekolah yang kelaparan. Yup! Kantin.

Dua orang manusia berjenis kelamin perempuan tengah duduk berhadapan. Yang satu dengan tatapan menyelidik, yang satu dengan tatatapan datar.

Kaia memandang sahabatnya itu dengan tatapan yang seolah-olah dia adalah pelaku kriminal kejahatan. Matanya tak henti-hentinya menatap wajah sang sahabat yang terpahat hampir sempurna.

Disisi lain Aine perempuan yang ditatap seperti itu segera memalingkan wajah risih. Siapa juga yang tidak risih jika ditatap terus menerus seperti itu?

"Kak Aine 'kan? Ih cantik banget. Boleh minta foto gak Kak?" seorang adik kelas perempuan tiba-tiba menghampiri mereka lalu berkata heboh. Matanya menatap penuh kagum wajah Aine.

"Boleh." Aine mengambil ponsel gadis itu lalu selfie bareng.

"Postingan Kakak di instagram aesthetic-aesthetic banget gila. Bagi tips dong kak biar cantik kayak kak Aine," pujinya semangat. Sementara Kaia hanya melihat pemandangannya itu dengan tatapan malas. Sudah biasa terjadi dimanapun mereka berdua pergi. Ada aja pasti fans dadakan sahabatnya itu.

Dengan wajah pura-pura berpikir, ia menjawab, "Tips cantik ya? Duh maaf banget, kakak cuma pake air wudhu doang hehehe," jawabnya yang membuat penggemar beratnya itu mengeluh kecewa.

"Biasa fans," ujarnya ke Kaia setelah orang itu pergi.

"Jujur deh Ai. Lo pake susuk 'kan? Makanya hampir seluruh cowok di sekolah suka sama lo," tuduhnya tak tanggung-tanggung.

Kata-kata yang terlontarkan dari mulut sang sahabat Aine tanggapi dengan dengusan kesal.

"Denger ya, gue tau gue cantik. Tapi bukan berarti gue pake susuk, gila!" balas nya sengit.

Setiap hari ada saja tuduhan-tuduhan atau isu buruk tentang nya. Bahkan tak sekali dua kali ia dilabrak kakak kelas karna dituduh perusak hubungan.

Aine kurang sabar apa lagi dalam menghiraukan semua itu. Dia yakin suatu hari nanti gosip buruk tentangnya itu akan hilang seiring berjalannya waktu.

Tapi ini? Dia dituduh memakai susuk. Tuduhan macam apa itu?! Dan yang lebih parah lagi dituduh oleh sahabat sendiri. Rasanya Aine ingin menenggelamkan diri sekarang juga ke danau Toba. Tapi itu tidak mungkin, dia masih sayang nyawa. Dan dia bukan kucing yang punya sembilan nyawa.

Kadang Aine berpikir. Apa salahnya dia? Dia hanya bersekolah, belajar, mengaji, menabung. Lantas, salah nya dimana? Dia tahu dirinya itu di anugerahi wajah yang terpahat nyaris sempurna. Mungkin saat sedang pembagian rupa dia datang lebih awal. Eh? Ada-ada saja.

Kaia memasang wajah seolah-olah ingin muntah. Pede sekali teman sebangkunya ini, "Bukan gimana-gimana, nih, ya. Tapi gue, tuh, heran banget sama lo," tuturnya dengan tangan yang menggaruk kepalanya yang terasa gatal.

Aine menaikkan alis satu, "Heran kenapa lagi, sih?! Seharusnya gue yang heran sama lo. Seenak jidat fitnah gue gitu. Dikira gue apaan kali, ya," gerutunya sebal yang membuat Kaia nyengir kuda.

"Gue heran kenapa mereka semua bisa suka sama lo. Padahal nih, ya, lo tuh jadi cewek gak ada bener-benernya. Rambut kusut, bau juga. Seragam kedodoran. Sepatu kucel. Tapi masih aja mereka suka sama lo. Apa gue gak curiga kalau lo pake susuk. Wajar 'kan? Wajar dong!" serunya terus terang. Jangan salahkan dia kalau terlahir mempunyai sifat yang amat jujur.

"Yang lo bilang bener Kai. Lo tau? Waktu gue main ke rumah Aine, satu pun gak ada skincare atau peralatan makeup yang ada di meja rias dia. Ya, Kecuali bedak bayi. Gue sampe ngeri liatnya sumpah. Ada, ya, cewek jaman sekarang kayak dia," timpal Puyu dari belakang dengan kedua tangannya yang penuh dengan nampan yang berisikan makanan pesanan keduanya.

Jelek? Siapa takut!Where stories live. Discover now