Pagi ini ada yang berbeda dengan diri gadis dengan wajah super duper cantik itu. Bahkan seluruh anggota keluarganya kebingungan dengan aura keramahan yang terpancar dari diri Aine. Bagaimana tidak? Biasanya mah jangan kan tersenyum, di ajak ngobrol saja ia malas-malasan menyahut.
Itu karna semalam ia dan sang pacar habis telfonan mesra. Ya meski awalnya pacar online nya itu ngambek karna ponsel Aine yang tidak aktif-aktif.
"Kamu sehat sayang?" tanya sang Ibunda ragu-ragu takut anak gadisnya itu tersinggung.
Belum sempat ia menjawab, Abay datang lengkap dengan seragam sekolahnya, "Sehat lah Tan pasti. Ya gak Ai?" ia menaik turunkan alisnya.
"Cuih. Gak sudi," ketus Aine melempar tatapan sinis pada sepupu jeleknya itu. Jangan harap Aina melupakan begitu saja kejadian tadi malam di mana Abay yang meninggalkan nya begitu saja.
"Lho kok jadi jutek gitu. Tadi aja senyum terus," celetuk Ayah Aine yang baru saja selesai membuang hajat pagi-pagi.
"Kapan sih Yah tante sama Om jemput ni anak?" sebalnya.
Tepat di sampingnya duduk, Abay menampilkan wajah sesedih mungkin. Tak lupa dengan tatapan menyesal yang di buat agar Aine mau memaafkannya.
"Jangan marah dong Ai. Iya deh minta maaf karna semalem," ucap nya yang dihiraukan Aine dengan siulan.
"Kok kamu minta maaf? Memangnya ada apa?" tanya Hana penasaran sambil menuangkan susu di cangkir masing-masing. Di tambah lagi wajah Putri nya yang di tekuk masam.
Abay menarik nafas dalam lalu bercerita dengan perasaan bersalah, "Semalem Abay ngajak Aine ke alun-alun kota Tante. Kebetulan di sana ada festival juga."
"Halah, bohong Ma. Orang dia ngajak karna minta temenin buat ketemu sama gebetannya!" potong Aine mengadu.
"I-iya Tan, tapi selebihnya enggak gitu kok," timpal Abay cepat-cepat. Gawat kalau sampai ia di usir dari sini. Salahnya juga sih yang tiba-tiba pergi begitu saja.
"Terus Bay?" celetuk Wisnu, Ayah Aine yang sedari tadi hanya menyimak.
Abay garuk-garuk kepala canggung.
"Ja-"
"Ya terus dia tiba-tiba ninggalin Aine gitu aja Yah di sana. Bayangin, Aine gak bawa apa-apa lho. Bahkan dompet pun sengaja Aine tinggal karna janji Abay yang mau traktir. Terus ponsel Aine juga lowbath," cerocosnya menggebu-gebu. Di akhir kalimat ia membuat gerakan seolah ingin menggorok leher Abay.
"Aine, mungkin Abay ada hal penting yang buat dia jadi tiba-tiba pergi ninggalin kamu," bela Hana membuat Abay bersorak girang dalam hati.
Sementara itu bibir Aine merucut lima meter. Bisa-bisanya Abay malah di bela!
"Kalian semua nyebelin!" ketus Aine lalu meneguk susu cokelat kesukaannya dalam satu tegukan.
Hana dan Wisnu hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah laku Putri mereka yang masih kekanak-kanakan itu.
"Omongan Aine jangan di masukin ke hati ya. Masukin ke empedu aja," ucap Wisnu ke Abay dengan di bumbui jokes khas bapak-bapak.
"Iya Om. Lain kali Abay gak akan lagi ninggalin Aine tiba-tiba kayak semalem. Maafin keteledoran Abay ya Tante, Om," ucapnya tak enak. Untungnya Wisnu dan Hana itu bukan tipikal tante dan Om yang menyebalkan. Keduanya justru menyahut ucapannya dengan bercandaan.
"Iya sayang gak pa-pa."
Setelah menghabiskan sarapannya, Abay pun pergi ke sekolah menyusul sepupunya itu. Walau bagaimanapun juga, dia harus meminta maaf pada Aine.
YOU ARE READING
Jelek? Siapa takut!
Fantasy"Gue sumpahin lo jatuh cinta sama cewek jelek, buruk rupa, sekaligus bodoh!" Sok polos, tukang bully, dan naif. Kalau ditanya emang ada cewek kayak gitu? Jawabannya ada! Aine namanya. Di anugerahi wajah yang terpahat hampir sempurna membuat tingkat...