XI: TOKYO 2016 Vol.II

15 13 4
                                    

🌊
何度も何度も 本当に終わらない🌊

🌊何度も何度も 本当に終わらない🌊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pics by: inefekt69.tumblr.com


Musim semi masih mendambakan orang-orang yang sedang patah hati. Orang-orang Jepang, seperti biasanya melakukan aktivitas produktif seakan dikejar oleh waktu. Budaya cepat-cepat pun sama dengan hiruk pirukn negara tetangga, Korea Selatan. Namun bagiku, tentang Tokyo, aku merasa pulang. Inilah rumahku, rumahku yang benar-benar baru.

Baik atau buruk, bukankah menginap di apartemen laki-laki lain ketika sudah mempunyai pacar tidak bisa disetujui. Begitulah aku, aku ketahuan!

Jadi siapa yang salah dan benar? Tentu saja tidak ada. Jika harus aku pun, aku juga masih belum bisa mencernanya dengan baik. Bahkan penulis pun tak tahu apa yang dia tulis setiap harinya. Isi kepala mereka mengalir begitu saja. Lalu tentang pacarku? Kita baru saja putus.

Ini memalukan seakan karena pindah rumah, pindah sekolah, pindah apapun itu, aku tiba-tiba menjadi seorang indigo? Mungkin saja jika di Indonesia aku bisa langsung masuk variety show tentang pemburu hantu. Bisa juga aku membuat konten Youtube horror dan konsisten menjelajahi tempat-tempat angker. Bukankah jika aku punya konsep yang unik aku bisa mudah terkenal. Wajah campuranku ini juga cukup industrial di pasar entertainment Indo, salahkah aku? Kemudian aku juga semudah itu memutuskan lebih baik untuk home-schooling. Lalu aku masih bisa bersama dengan pacarku yang baru saja memutuskanku di pagi hari, lewat telepon. Di Indonesia, aku merasa memiliki banyak peluang untuk bahagia daripada disini.

Benarkah Jepang benar-benar rumah yang baik untuk pulang?

Bagaimana bisa aku mengetahui bentuk-bentuk hantu, monster, siluman, atau apalah itu secepat ini. Aku berpikir buruk dan semakin buruk. Ketika pertemuan pertamaku dengan Yoshi, Iya Yoshi namanya, tak salah lagi Yoshi anak SMA Unggulan Hakone, langsung saja aku sebut namanya, toh dia juga tak akan tahu semua ini.

Gara-gara dia aku putus dengan pacarku, Ayolah!! Disini aku tidak melakukan apa-apa dengannya. Itu pun aku hanya sekedar mencari perlindungan. Aku tidak berpikir sejauh itu untuk mencium lehernya, atau bahkan having sex dengan orang yang baru saja aku kenal.

Lalu, yang kesekian kalinya. Hakone! Ada yang salah dari tempat itu. Atau aku yang salah? Keberadaanku? Benarkah?

Lebih-lebih yang cukup aneh adalah diriku sendiri. Aku hanya ingat bahwa tiba-tiba saja aku dibawa ke pintu bertuliskan angka 27 yang kabur. Tiba-tiba saja telingaku bergemuruh, rasanya ingin meledak.
Tak sampai disitu aku merasa ada seseorang yang mengikutiku sampai saat ini. Yang benar saja, padahal dengan perpindahanku di Jepang aku hanya ingin hidup secara normal. Bersekolah seperti anak-anak yang lain. Tanpa mendapati adegan kesurupan menjadi sosok lain yang menyebalkan.

Kemudian Yoshi, anak SMA Unggulan Hakone itu, ia benar-benar mengantarku dari Hakone menuju Tokyo. Dia juga mengangkat telepon darurat dari Rian, mereka saling bertengkar satu sama lain di depanku. Seakan ada sesuatu yang harus diperebutkan. Okaasan tak kunjung pulang, suara laki-laki dari sisi kanan berteriak cukup kencang. Seakan melawan sesuatu.

KNOCK KNOCK (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang