Prolog

204 14 1
                                    

welcome to DIONZILA world!

happy reading ✨

*****

Sudah beberapa kali gadis dengan seragam SMA yang dibalut jaket biru itu menatap jam ditangannya dan angka lift secara bergantian, bahkan sepertinya tiga orang yang berada di dalam lift yang sama dengan gadis itu bosan melihat pergerakan gadis berseragam SMA itu. Zila, cewek itu berdecak pelan ketika jam tangannya menunjukan angka 07.00 WIB, dia sudah hampir telat, lima belas menit lagi bel sekolahnya akan berbunyi, sedangkan dia masih berada di dalam lift apartemennya.

Ting!

Pintu lift terbuka, dengan tergesa-gesa Zila keluar dari lift menuju ke basement. Setelah sampai di basement, Zila langsung mendekati mobilnya. "Please lah, ini gue bakal telat!" gerutunya sambil menyalakan mesin mobil.

Mobil merah milik Zila sudah keluar dari basement, namun tepat saat itu mobilnya mati secara mendadak. Zila berteriak kesal, dia mencoba menyalakan mobilnya, tapi tetap saja mesin mobilnya tidak mau menyala. Zila membanting pintu mobilnya dengan kasar, dia melupakan kalau mobilnya belum di servis.

"Kenapa Neng?" tanya Pak Ardy-satpam apartemen itu pada Zila yang terlihat kesal.

"Ini Pak, mob-" kedua bola mata Zila membesar saat motor ninja besar baru saja lewat, kunci mobil yang tadinya dia pegang sekarang ia serahkan pada Pak Ardy. "Mobilnya mogok, Pak. Tolong urusin mobil saya, Pak, makasih." seusai mengatakan itu pada Pak Ardy, Zila langsung berlari mengejar motor yang tadi melewatinya.

"DIONSAURUS, GUE NEBENG WOY!" teriak Zila berlari.

"DINOSAURUS! WOY ANAK TANTE SARAH! WOY KANEBO KERING! BERHENTI ANJING!" teriak Zila membuat pengendara lain dan pejalan kaki menatap ke arahnya dengan pandangan berbeda-beda. Positif saja, anak SMA itu sedang latihan paduan suara.

Beberapa meter dari sana, laki-laki remaja dengan jaket hitam itu melirik spion yang menampilkan seorang gadis berjaket biru sedang melambaikan tangan sambil berteriak-teriak. Dion, laki-laki itu mengedikkan bahunya acuh. Mungkin saja dia itu sedang menyapa seseorang, dan kemudian dia menambahkan laju motornya.

Zila menumpu kedua tangannya di kedua lututnya untuk menompang tubuhnya yang sudah lemas, napasnya tersengal-sengal dengan mata yang mulai menajam menatap motor besar yang sudah jauh. "ANJING BANGET LO, DIONSAURUS!" teriaknya kesal.

*****

"Lo geseran anying, sempit nih gue, Ndra!" ujar Rey.

"Makanya badan lo jangan gede-gede dong, Rey!" omel Andra, laki-laki di sebelahnya. Bagaimana mana bisa dia bergeser kalau dirinya berada ditengah-tengah.

"Diem anjing!" omel laki-laki yang masih terbalut jaket kulitnya dengan kesal, kalau terus ribut masalah geser-geseran dia tidak akan mendengar film horor yang mereka tonton.

Sedangkan satu remaja lainnya yang berada dibelakang ketiga laki-laki itu sibuk bermain game di ponsel, lebih baik dia bermain game daripada nobar tapi diisi keributan. Sebenarnya dikelas ruangannya cukup luas, namun ketiga remaja itu lebih memilih nonton di dua bangku diisi tiga orang. Sangat tidak sadar diri dengan tubuh mereka.

"DIONSAURUS!"

Suara itu menggelegar diruang kelas 11 IPA 2 yang membuat atensi rakyat IPA 2 ke arah sumber suara, untung saja di jam pertama dan kedua sedang kosong, kalau saja ada guru sudah dipastikan gadis yang berteriak itu akan mendapatkan ceramah. Bahkan ketiga remaja yang sedang ribut sekarang berhenti ketika Zila tiba-tiba datang dan langsung berteriak.

Dengan sisa keringat yang ada di pelipisnya, Zila berjalan mendekati Dion yang sekarang menatapnya datar. "Gara-gara lo!" ucap Zila menunjuk wajah Dion dengan jari telunjuknya kesal. Dia dihukum karena telat, andai saja Dion berhenti dan berbaik hati menumpangi dirinya, hukuman berlari lima kali tidak akan ada. Tidak masalah kalau lapangannya kecil, ini masalahnya lapangan utama sekolah segede gaban. Jujur saja, Zila sedang tidak mood untuk dihukum, emosinya juga sekarang tidak stabil karena Zila sedang kedatangan bulan, di hari pertama pula.

Dion mengangkat satu alisnya, pertanda dia tidak mengerti ucapan gadis dihadapan.

"Gara-gara lo gak berhenti pas gue panggil, gue telat dan berakhir dihukum!" jelas Zila, setelah mengatakan itu, dengan kekesalan yang sudah di ubun-ubun, Zila menggigit lengan Dion kencang.

"ZILA!"

*****

komen next dong buat part 1!

see you next part✨

DIONZILA Where stories live. Discover now