“JUYEON!! SAYANGKU, CINTAKU, DUNIAKU!! WELCOME BACK, CINTA!"
Tanpa peduli dengan tatapan tak terima yang dilemparkan orang-orang yang ada di sekitarnya, lelaki manis bersurai coklat itu berteriak heboh saat manik indahnya menangkap eksistensi seseorang di depan sana. Ia justru tengah mengambil ancang-ancang untuk kembali berteriak lagi. Namun, sebelum itu terjadi, seorang lelaki lain yang berdiri tepat di belakangnya langsung meraih puncak kepalanya dengan tangan kanannya dan tangan kiri yang lingkarkan pada leher lelaki manis itu untuk membekap mulutnya.
Eits, tenang saja! Itu bukan adegan penculikan seperti yang ada di drama-drama TV. Ia hanya tak mau bertambah malu akibat ulah si manis dalam bekapannya. Ya, walaupun tindakannya saat ini justru kembali membuat mereka menjadi pusat perhatian.
Si manis bersurai coklat memukul tangan lelaki yang membekapnya itu dengan keras membuat bekapan itu akhirnya dilepas paksa. Dan walau ia sudah melepaskan bekapannya, tangan kiri lelaki lain itu masih setia melingkar di leher si manis. Hanya untuk berjaga-jaga kalau pemilik manik indah itu akan berteriak lagi, maka ia lebih mudah membekapnya lagi.
"Hongjoong anjing, lo mau bunuh gue apa gimana?" Pertanyaan bernada tak terima itu diajukan oleh yang dibekap pada si lelaki lain—Hongjoong namanya.
“Ya lo sih, malu-maluin banget.” Tapi Hongjoong membalas tak peduli setelahnya.
Tatapan kesal si manis berubah. Detik berikutnya, ia langsung melempar tatapannya ke sekeliling dan mendapati beberapa orang yang masih menatapnya. Selanjutnya, kembali menatap Hongjoong dengan dengan cengirannya.
“Nyengir lo.” Hongjoong berkomentar malas. Selanjutnya langsung mengarahkan tatapan yang dirangkulnya ke depan. “Acara sambut menyambutnya di rumah aja, Minhoku.”
Saat tatapannya sudah kembali ke depan, Minho—lelaki manis itu—langsung disuguhkan pemadangan seorang lelaki tinggi dan tampan dengan tangan kanan yang menyeret sebuah koper dan tangan kiri yang dimasakukan ke dalam saku jaketnya. Lelaki itu kini tengah berjalan santai sambil melakukan berbagai gaya ke arah mereka, membuatnya menjadi pusat perhatian.
“Si bego ini kenapa malah tebar pesona sih?” Minho bertanya lirih, tatapan antusiasnya kini tengah berubah menjadi tatapan heran, terlihat tak percaya dengan apa yang ada di depannya.
“Dia kapan sih gak banyak tingkah gitu?” Komentar Hongjoong di sisinya.
“Sepupu lo, Joong.”’
“Kembaran lo, No.”
“Sialan!”
Lelaki yang mereka perhatikan tadi tiba-tiba berlari kecil ke arah mereka. Sukses saja buat keduanya kompak memutar langkah untuk berbalik pergi dari sana. Tapi, belum juga satu langkah mereka ambil, lelaki yang baru datang itu bergerak lebih cepat untuk menarik kerah baju mereka.
“Sialan ya lo berdua. Gue baru sampe tuh harusnya disambut.” Ucapnya begitu saja.
Minho menoleh ke belakang, lalu berusaha menarik tangan yang menarik kerah bajunya. Hal yang sama juga dilakukan Hongjoong. Keduanya berusaha untuk melepaskan diri, tapi tangan yang menarik kerah baju mereka itu terlalu kuat.
“Juyeon babi, lepasin!”
“Anjing, lepasin gak?!”
“Ya, lo berdua!”
“JUYEON!”
“Nyo!”
Minho yang tadi berteriak sudah akan menarik tangan Juyeon—yang seharusnya mereka sambut itu. Tapi, panggilan penuh kesal dari yang lebih tinggi sukses membuatnya berhenti dan menatap lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
the heirs •• jujae
FanfictionOn Hold Juyeon tidak tahu apa yang membuat kakeknya menariknya pulang ke rumah setelah sekian lama pria tua itu mengasingkannya untuk menjadi apa yang pria itu mau. Tapi ia ucapkan terima kasih untuk itu karena kepulangannya membawanya bertemu denga...