"Iiiiihhhh, kamu pakek makeup tebel banget. Lihat dong, aku cuma pake liptint sama bedak bayi." Perempuan yang dijuluki pick me girl oleh hampir seluruh anak disekolah nya itu langsung melengos pergi setelah mengatakan hal yang sangat tidak berguna untuk dibahas.
"Jason, habis dari mana aja, kok ninggalin Clara." Anak yang menyebut dirinya sendiri dengan nama panggilannya itu mempoutkan bibirnya kesal. Pacarnya tidak memberinya kabar hampir seminggu, meskipun pacarnya selalu online, tetapi semua chat yang sudah ia kirimkan sama sekali tidak ada yang dibalas, jangankan dibalas, dibaca saja tidak.
Nama orang yang terkenal dengan julukan pick me girl itu adalah Clara. Clara Binar Arsyana. Anak Tunggal dari keluarga Arsyana. Bisa dibilang Clara adalah anak yang sangat cantik. kulit putih, pinggang ramping, rambut panjang sedikit bergelombang, juga jangan lupakan bulu mata lentik nya yang sangat panjang.
Ia juga sangat pintar, tak jarang Clara mengikuti olimpiade matematika untuk mewakili sekolahnya yang bahkan terkenal dengan kejeniusan anak-anak yang bersekolah disana, bisa dibayangkan sepintar apa Clara. Hanya satu kekurangannya, yaitu, sifat pick me nya yang sudah sangat mendarah daging. Bahkan mungkin sifat itu didapatkannya sudah sedari dia masih didalam kandungan.
Mendengar rengekan pacarnya yang terkesan menggelikan, Jason langsung mengerenyit. "Pergilah, aku masih mempunyai keperluan." Menghempaskan tangan Clara yang sedari tadi terus bersender dibahunya.
Terkejut dengan penolakan sang pacar yang baru sekali ini ia terima. Tatapan heran ia tunjukkan kepada punggung Jason yang semakin lama semakin menghilang dari pandangannya.
Belum sempat satu detik punggung laki-laki itu menghilang, Jason menampakkan dirinya lagi, berbicara dengan sedikit berteriak. "Aku ingin kita putus, aku sudah mempunyai seseorang yang lebih baik darimu, aku juga lelah dengan semua perilaku mu yang selalu mencari perhatian." Diakhiri dengan tatapan Sinis, Jason berbalik untuk berjalan lagi keluar dari gerbang sekolah, sekali lagi menghilangkan punggung lebarnya dari pandangan Clara.
10 menit berlalu
Clara hanya melamun ditempat yang sama saat dia mendapatkan pengakuan Jason yang ingin putus dengannya. Merasa ada sesuatu yang menetes dari pipinya. Ya, itu adalah air mata. Mengusap air matanya kasar. Benar-benar merasa terkhianati, sejak kapan Jason mempunyai selingkuhan? Atau Jason yang menyukai seorang wanita lain bahkan saat ia masih berpacaran.
"Aku bodoh, mengapa aku mempercayainya." Clara berucap lirih, memandang langit yang meneteskan air hujan, tak memperdulikan tubuhnya yang basah karena terkena air hujan. Ia merasa malu jika seseorang melihatnya sedang menangis, air matanya pasti akan dikira air hujan.
.
.
.
.
.Seorang wanita paruh baya melihat anak tunggalnya pulang dengan keadaan yang sangat kacau. Seragamnya basah, tasnya, sepatunya, apalagi rambutnya.
"Yaampun Clara, mengapa kau hujan-hujanan sayang. Bukankah sudah ibu suruh untuk membawa payung" Mendekap kedua pipi anaknya."Tidak apa-apa ibu, Clara tidak sengaja meninggalkan payungnya di kamar. Hehe." Perkataanya diakhiri dengan senyum Pepsodent yang menambah kesan manisnya.
"Baiklah, jadi jika hujan, ayahmu akan selalu menjemputmu."
"Loh buuu, kok begituuu??"
"Ya terserah ibulah, segeralah mandi lalu ganti pakaian, agar tidak demam." Mendorong anaknya untuk masuk kedalam rumah.
.
.
.
.
.Bosan, hal yang dirasakan Clara, sebenarnya jika ia pulang sekolah ia akan langsung melihat hp. Tapi, ia lupa mengecas hpnya sebelum berangkat sekolah. Dan, baterai dihpnya hanya tersisa 20% benar-benar hari yang sial. Sebenarnya, ia bisa melihat hp dengan mengecasnya, tapi berhubung Clara ada anak yang parnoan setelah melihat berita ada anak yang melihat hp saat hp itu dicas dan hp itu tiba-tiba meledak dan selanjutnya anak itu meninggal. Ia langsung tidak pernah melakukan hal itu sama sekali.
Mengelilingi kamarnya yang didominasi dengan warna merah muda, ia melihat buku novel dengan judul "Lily and her fiance'" Heran, ia tak pernah membeli novel dengan judul itu.
Jangan salah, meskipun Clara adalah seorang anak pick me girl, tapi ia adalah seorang yang sangat menggemari novel, hampir semua novel yang telah ia baca masih teringat jelas alurnya, nama karakternya, bahkan judul novelnya. Apalagi setelah melihat judul dari novel yang ia liat ia langsung tidak suka. Bukan tipe novel yang sering ia baca.
Jadi, tak mungkin jika ia lupa dengan judul novel yang pernah ia baca dan beli. Masih teringat jelas jika ia tidak pernah membeli novel itu, tapi mengapa novelnya berada di meja belajarnya, yang setiap saat ia gunakan, mengapa baru sekarang ia menemukan novel itu?
Tapi tentu saja, sebagai penggemar berat novel, ia menghilangkan pertanyaan-pertanyaan negatif dan perasaan sedikit tidak nyaman setelah melihat judulnya, mengambil novel yang bersampul hitam polos, dan hanya judul novelnya itu yang berwarna putih dengan antusias. Membaringkan tubuhnya dan membaca novel itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pick Me Girl Became CEO
RandomPerempuan pick me girl bertransmigrasi ke dalam novel. Ia bertransmigrasi menjadi salah satu pemeran sampingan yang memperebutkan cinta sang pemeran utama. Dan yang ternyata adalah seorang CEO dari salah satu perusahaan besar di Negara Australia. Ba...