✷Kakak Ketiga✷

24 2 0
                                    

Jam menjadi hari, hari menjadi Minggu, sudah satu Minggu Clara memasuki tubuh Geofrey.

.
.
.

"Miau~Miau~kucing, sini."

Apa yang dilakukan Geofrey? Yap! Dia memanggil kucing kecil yang sedang bersembunyi di taman belakang rumahnya.
Mengabaikan tatapan aneh para pelayan yang berlalu lalang disekitarnya.

"Tuan, sudah waktunya makan siang." Seorang pelayan tua memanggil Geofrey agar segera makan siang. Tatapannya terlihat gemas dengan tingkah laku baru tuannya yang menurutnya sangat menggemaskan. Ia senantiasa berharap agar perilaku tuannya seperti ini selamanya.

Geofrey menoleh, menatap pelayan tua itu lalu menjawab "Ah iya, tunggu sebentar, aku akan segera kesana. Kamu pergi saja terlebih dulu."

Pelayan tua itu membungkuk. "Baik." Lalu pergi meninggalkan Geofrey.

"Apa cuma aku, yang suka sama kucing?" Berbicara dengan mengusap bulu lembut kucing yang ada dihadapannya. Tidak lupa ia juga merasa sangat bangga karena bisa membuat kucing mendekatinya, bahkan sampai bisa menyentuh kucing yang super duper menggemaskan.

"Tuan!"

BRUGK!

Geofrey yang sebelumnya jongkok menjadi jatuh terduduk, bahkan tadi hampir jatuh ke belakang.

Mengusap-usap pantatnya yang sakit karena jatuh "Dareen! Kamu mengagetkan!" Menatap penuh kebencian kepada Dareen.

"Maaf tuan, tapi ini sangat penting! Kakak ketiga anda! Dia datang! Dan sedang menunggu anda di ruang makan."
Berkata dengan sangat terburu-buru dan menatap khawatir ke pantat Geofrey.

'Aduh, pasti itu sakit. Tapi...bagaimana jika pantat montok tuan Geofrey jadi menipis karena terjatuh tadi!?' setelah Dareen memikirkan itu dalam hatinya raut wajahnya menjadi horor.

"Apa?! Bukankah saudara ketiga adalah saudara yang menjadi rival bisnis ku?" Geofrey bertanya. Tangannya masih terus berada di pantatnya yang terasa sangat sakit. Dia sudah berhasil berdiri, tetapi cara berjalannya seperti anak laki-laki yang baru saja disunat.

Melihat cara berjalan tuannya Dareen sedikit tertawa, tetapi tidak sampai terdengar Geofrey, jika terdengar bisa mati dia.

Dareen mengangguk "Ya, saudara anda yang sekarang sedang datang adalah rival bisnis anda."

"Ngapain kesini? Menyusahkan saja."Geofrey mendumel pelan.

Melirik Dareen yang hanya diam saja melihatnya berjalan dengan sedikit mengangkang membuatnya naik pitam.
"Hey, Bantu aku dong! Kamu yang membuatku jatuh tetapi tidak bertanggung jawab! Dasar, semua laki-laki memang tidak peka."

Seperti kebanyakan perempuan, Clara berakhir menyalahkan seluruh lelaki yang berada dimuka bumi, atau juga bisa dibilang laki-laki seluruh alam semesta.

"Ah, iya maaf." Dareen segera menghampiri Geofrey dan dengan telaten menaruh tangan Geofrey ke pundaknya juga merangkul pinggang Geofrey.

Memang pada dasarnya niat Dareen hanya ingin modus!

Dareen dan Geofrey berjalan beriringan, tentu saja itu karena Dareen memapah Geofrey. Dareen melamun memikirkan perkataan Geofrey sebelumnya.

'semua laki-laki sama saja? Bukankah tuan Geofrey juga seorang lelaki?

Eh, tetapi...ternyata pinggang tuan Geofrey pas di tanganku, Apakah memang kita sudah ditakdirkan? Rasanya, otot diseluruh tubuh tuan Geofrey juga seperti menghilang, atau itu hanya perasaanku saja?'

Tak sadar karena terus memikirkan banyak hal, ternyata Dareen dan juga tuannya telah sampai di depan pintu ruang makan.
.
.
.

Geofrey menarik kursi lalu mendudukinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pick Me Girl Became CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang