✷sekertaris tampan✷

48 8 2
                                    

Clara sudah bangun sekitar setengah jam yang lalu. Tapi bahkan otaknya masih belum bekerja sepenuhnya, berpikir jika dirinya masih berada di alam mimpi.

Bagaimana tidak? Satu, Kamarnya yang hampir seluruhnya berwarna merah muda menjadi full warna hitam, sangat suram. Dua, Banyak pajangan senjata, sedangkan Clara sangat membenci hal tersebut. Tiga, kenapa ada banyak pajangan kepala manusia disini!?

"Kyaaaaaaaaaaaa!!!! Apakah aku diculik!? Eh-"

Akhirnya Clara sadar sepenuhnya setelah melamun hampir setengah jam. Tetapi ia heran, mengapa suaranya sangat macho ditambah serak-serak basah? Hey! Clara adalah pemilik suara terfeminim di sekolahnya asal kalian tahu.

"Hah?" Clara bingung. "Haa....hii....huu....hee....hoo...." Ia mencoba mengetes suaranya, berharap suaranya akan kembali seperti sediakala. Tetapi mengapa tidak berubah-ubah!?

Mata setajam silet itu sekarang sudah berkaca-kaca, bibirnya pun melengkung ke bawah. "M-m-mamaaaaaaaaa." Bukan. Bukan suara imut yang akan kita dengar. Tapi, itu benar-benar mirip seperti Auman seekor singa.

BRUGK!

"Tuan Akhirnya anda bangun. Lihatlah, perusahaan anda hampir bangkrut! Hahh... saya tak bisa membayangkan jika anda tidak bangun-bangun." Terlihat lelaki tampan berkacamata tapi tidak cupu itu menendang pintu kamar tanpa sopan santun. Tangan kanannya yang membawa laptop dan tangan kiri yang memegang pinggangnya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jahat sekali, seseorang yang mengaku sebagai sekertaris dari Clara langsung menyeretnya ke kamar mandi. Bahkan Clara belum selesai mengadu ke ibunya dan belum sepenuhnya pulih dari shock akibat suaranya.

Sekertaris kurang ajar itu tiba-tiba menyeret Clara ke kamar mandi dan langsung melucuti semua pakaiannya, tak memberi jeda bahkan untuk dirinya bernafas. Tapi jeda untuk bernafas itu sudah tidak diperlukan lagi, setelah dirinya melihat ke arah bawah dan melihat daging berbentuk sosis yang menggantung diantara pahanya, bahkan ia lupa cara untuk bernafas.

Setelah semua pakaian Clara dilucuti, dengan tanpa rasa bersalah sekertarisnya langsung meninggalkan dirinya di kamar mandi sendirian. Mengabaikan Clara yang masih melongo melihat alat kelamin barunya.

Setelah beberapa menit akhirnya Clara dapat kembali ke alam bawah sadarnya lalu mandi. Tetapi masih sedikit linglung pasca trauma melihat alat kelamin laki-laki untuk pertama kalinya.

.
.
.

"Tcih, katanya sekertaris, tapi membuka pintu kamar bosnya saja tak ada sopan santun sama sekali." Clara mendumel sebal.

Sebenarnya Clara bingung dengan bahasa yang digunakan oleh sekertarisnya. Ia bingung tapi mengerti, aneh sekali. Saat ia bicara bahkan bahasanya seperti bahasa yang digunakan oleh sekertaris itu. Tapi ia tak memikirkannya sama sekali, ia malah senang karena bisa berbicara dengan aksen seperti Harry Potter.

Clara sudah selesai mandi dengan tantangan karena baru pertama kali mencuci Clara junior. Tetapi ia terpaku setelah melihat cermin.

"Tampan sekali wajah ini, Jason saja kalah." Ia bergumam pelan, dengan menatap cermin lamat. Ia mengelus rahang tegas dan tajamnya sembari terus melihat wajahnya yang sekarang seperti tuan muda tampan kaya raya.

"Jadi, sekarang aku bertransmigrasi? Tapi di novel apa? Aku bahkan tak mengetahui siapa nama tubuh ini

.....Tapi itu tidak penting! Mengapa aku malah bertransmigrasi menjadi laki-laki!? Janc*k."

Duh! dug! dug! dug!

"Apasih!? Jangan ganggu deh!" Clara marah, belum sempat ia meratapi nasibnya bertransmigrasi menjadi seorang pria tapi untung tampan. Malah diganggu dengan ketukan brutal dari dalam kamarnya.

Pick Me Girl Became CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang