Cinan

470 45 2
                                    

|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|


Seorang gadis sedang memantulkan bola basket nya, dia bermain bersama teman nya karena jam kosong.

"Woy nan bagi! " Teriak teman nya

Gadis yang di panggil nan tersebut langsung mengoper kan bola nya.

Jinan Alexia Ivander nama dari gadis itu, hidung mancung, rahang tegas, mata tajam dengan wajah simetris,tinggi semampai.

Permainan masih berlanjut,sampai dimana sang ketua sudah berbicara untuk menghentikan permainan ini.

"Break! "

Jinan dkk berkumpul, menghirup nafas sebanyak-banyaknya.

"Nan gimana? " Tanya teman Jinan

"Apanya? " Tanya balik Jinan

"Katanya lu mau nikah ya? " Tanya teman Jinan
Sebut saja Desy

"Iyaa" Jawab jinan sekena nya

"Dimana? "

"Swiss"

"Anjir jauh bener lu" Ucap desy

"Kata bonyok sekalian jalan-jalan " Jawab jinan

"Yang terbaik aja buat lu" Sahut sang ketua (Shani)

"Thanks" Jawab Jinan

"Dah yuk, ke kantin gua haus" Ajak desy

Mereka pun melangkah meninggalkan lapangan dan menuju kantin.

_______________________________________

"Kita gak pernah tau calon lo siapa" Celetuk desy sambil memakan gorengan

"Ah lu kepo, entar juga kita tau pas nikahannya" Balas Shani

Jinan hanya diam menatap kedua teman nya itu dengan malas, dia hanya meminum minuman nya.

"Entar kalo gua kasih tau, takut nya malah naksir sama calon bini gua" Ucap jinan

"Gre tetep dihati" Balas Shani, bucin memang.

"Dah ah males pada pamer cewek" Ucap desy, hanya dia seorang yang tidak ada pendamping

"Cari sono"

"Ngomong gampang, nyata nya gak nemu² " Balas desy dengan wajah memelas nya.

"Gampang itu, ntar cari pas nikahan gua.. Pasti banyak yang cantik kok" Ucap jinan terkekeh pelan

"Haha udah yok, bentar lagi bell pulang, kita balik duluan aja lah" Ucap Shani berjalan terlebih dahulu

Skip perjalanan pulang

Motor jinan membelokan ke arah drive thru, dia membeli beberapa makanan untuk calon istri nya, karena sebelum pulang dia mengecek terlebih dahulu handphone nya.

Perlu kalian ketahui, jika pernikahan jinan dan calon istri  nya itu karena sebuah perjodohan, klasik memang.
Jinan hanya menerima dengan pasrah, lagi pula ini wasiat dari sang kakek nya sebelum beliau meninggal.

Bersyukur karena hubungan nya saat ini tidak ada drama atau semacamnya, mereka berdua menerima dengan ikhlas, namun bukan jinan kalau tidak kaku terhadap calon istri  sendiri.

Tok
Tok

Jinan mengetuk pintu rumah calon istri nya itu
Perasaan gugup memang selalu menyeruak dalam hati, padahal mereka sudah bertemu beberapa kali.

Must Be a Happy EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang