Sang mentari menyapa pagi dengan ke indahannya juga hawa dingin yang sangat terasa menusuk batin membuat pasanga baru itu terlelap dalam tidurnya.
Anin mengerjapkan matanya yang masih terasa mengantuk. Apa boleh ia menutup matanya sekali lagi? Tapi mana mungkin. Semalaman ini tidak bisa tidur karena kondisi badannya yang benar benar sakit semua.
Kalau pun harus tidur lagi juga tidak bisa, banyak sekali kerjaan rumah tangga yang harus di selesaikan. Harus menyiapkan sarapan untuk Erlan, belum lagi beres-beres kamar yang berantakan seperti kapal pecah.
Anin melirik jam weker yang menunjukan pukul 07.50 pagi. Saat hendak bangun Anin merasakan tangan kekar melingkar sempurna di perutnya memeluk erag. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Erlan, makhluk astral yang masih tertidur pulas di samping.
Perlahan Anin menyingkirkan lengan Erlan yang melingkar di perutnya memilih tidak membangunkan dia yang masih terlelap. Lalu Anin beranjak dari kasur melangkah memasuki kamar mandi.
Ceklek.
Pintu kamar mandi terbuka setelah beberapa menit lamanya berendam diri di dalam bathup air hangat. Anin melihat ke arah laki-laki itu yang ternyata sudah bangun dan masih mengumpulkan nyawa seperti anak kecil yang mencari ibunya.
Dan yang paling membuat Anin heran adalah, kenapa Erlan bisa kuat semalaman tidur dengan kondisi tidak memakai baju dan hanya menggunakan celana pendek saja, sedangkan temperatur AC lagi dingin dinginnya.
"Mandi dulu kak, habis itu kita sarapan."
"Hm." gumamnya.
Anin menghampiri meja rias untuk mengeringkan rambutnya yang basah menggunakan hair dryer.
"Lo gak usah masak, nanti Mama bawain makanan buat kita sarapan," ucap Erlan bangkit dari kasur dan memasuki kamar mandi.
Anin tetap melanjutkan aktivitasnya, syukur syukur hari ini tidak jadi masak, lagi pula di kulkas tidak ada bahan sama sekali yang bisa dijadikan makanan.
Tak lama dari itu pintu bel kamar hotel mereka berbunyi menandakan ada tamu yang datang. Meskipun belum sempat selesai mengeringkan rambutnya mau tidak mau Anin membukakan pintu itu untuk seseorang di depan sana.
"Assalamu--,"
"Wa'alaikumsalam," jawab Anin cepat begitu pintu terbuka.
"Eh bini nya Erlan, pagi Nin," sapa Faldo dengan riang gembira.
"Pagi, ngapain kesini?"
"Weh santai santai, gue kesini cuman mau nganterin makanan buat lo pada." Faldo mengangkat paper bag di tangannya.
"Dari Mama?" Faldo mengangguk.
"Terus kenapa lo yang nganterin?"
"Kebetulan tadi gue ke rumah si Erlan mau ngambil sempak gue yang ketinggalan, eh ternyata tante Resha nyuruh gue buat sekalian anterin makanan ke sini buat kalian," tutur Faldo.
"Oh yaudah masuk aja," suruh Anin.
Faldo tersenyum senang lalu masuk melewati Anin dari ambang pintu. Saat masuk Faldo di kejutkan dengan seisi kamar pasutri baru yang bener bener berantakan. "Anjir! Ini kamar apa tempat penampungan sampah?"
YOU ARE READING
ERLANGGA | END
Teen Fiction‼️ FOLLOW DULU SEBELUM BACA ‼️ Sesama anak tunggal kaya raya yang di satukan dalam sebuah ikatan sakral? *** "Lo nyuruh gue buat berhenti ngerokok? Berati bibir manis lo itu siap jadi pengganti rokok gue." "Satu hal lagi, gue gak suka penolakan!" I...