Satu

7.1K 282 11
                                    

April 2009.

Mengesalkan adalah hal yang ingin sekali kuteriakkan jika kedua kakak-kakakku sudah ikut campur masalahku. Usiaku sudah 18 tahun saat ini dan masih saja memerlukan supir untuk mengantar jemput kemana-mana. Bagaimana teman lelaki ingin mendekat padaku kalau ingin bergabung dengan komunitas cewek-cewek terkece dan keren saja dilarang. Pakai rok mini dilarang, pakai kontak lens dilarang, nyalon dilarang, nah aku hidup dijaman apa coba? Tentunya tidak termasuk jika aku sembunyi-sembunyi melakukannya. Pernah sekali aku kabur lewat belakang rumah dengan membawa seluruh kelengkapan baju pestaku beserta aksesorisnya ditasku, tapi naas belum juga sampai melewati pagar dwi sasono si ono-ono meneriakiku bak maling ketahuan nyolong. Semenjak saat itu aku tak pernah berbicara panjang lebar lagi dengannya. Beda halnya dengan kakak tertuaku eka perwira, meski dia jarang bicara tapi apapun yang kuminta selalu dikabulkannya. Aku ingat betul ketika masih smp aku masih suka tidur dikamarnya, dengan wajah polosku seolah-olah aku tak tahu itu apa kuangkat tinggi kondom berwarna peach kecoklatan lalu kuteriakkan padanya, menanyakan apakah ini. Dengan wajah memerah dan marahnya dia merampas kondom itu lalu menyuruhku keluar. Sejak saat itu dia melarangku masuk dikamarnya. Dan tak ada satupun yang diijinkannya masuk kecuali kepala asisten rumah tangga kami. Itulah kakakku dan dia sudah menikah dengan seniorku di sma yang sama. Aku menyukainya dan sangat mengidolakannya. Namanya sangat indah dan unik menurutku, Emerald genius putri. Dan demi tuhan wanita itu memang luar biasa geniusnya. Guru-guru disekolahpun tak urung bangga memilikinya. Tapi entah apa yang terjadi dengan kakakku dan kakak iparku, sudah hampir dua tahun dia yang biasa kupanggil k" putri tak melihatnya pulang kerumah. Di sosial media pun dia jarang membalas pesanku karena kesibukannya. Hanya nenek lah yang menyempatkan diri menjengukknya disela waktu senggangnya membangun proyek rumah sakit nya. Dalam hati setelah aku lulus SMA jika diijinkan aku juga ingin mengenyam pendidikan diluar negri meski vocab dan grammerku pas-pas san. aku lulus SMA dengan nilai memuaskan. Minimal meski aku bisa menentukan masuk perguruan tinggi swasta mana saja dengan jurusan apa saja karna koneksi kakak tampanku eka perwira serta nenek malaikat serba tahuku, aku tetap menjunjung tinggi kredibilitasku. Aku harus bisa dengan usahaku.

Tak adil rasanya jika tak kuperkenalkan kakakku yang kedua si biang kerok dwi sasono amran. Dialah yang menjagaku layaknya burung dalam sangkar. Mengekoriku layaknya induk ayam yang takut anak ayamnya dimakan biawak atau hewan pemangsa sejenisnya. Membelengguku dengan aturan-aturan tak manusiawi lainnya. Aku heran dengan kuliahnya yang tak pernah beres masih juga mempunyai over pede luar biasa mengajariku, menceramahiki dengan banyak hal. Awalnya aku tak pernah memusingkan semua perintahnya. Mengejek jika dia mulai menasehatiku berlebihan. serupa kiai pada santrinya, guru pada muridnya. Tapi sejak peristiwa 5 tahun lalu itu, aku hanya bisa mengikuti apa saja yang diperintahkannya.

Peristiwa itu sangat membekas dikalbu, memori,dan sanubariku. Mengapa tidak saat kau sedang puber-pubernya, ingin berjalan dimall terlihat cantik tanpa kacamata, menawan dan rupawan, berkumpul dengan teman-teman nonton film van helsing, film vampire pertama yang sangat kugila-gilai setelah twilight tentunya, krn tahun 2003 twilight belum maen ya kan. Semua bermula saat aku mulai protes dan berteriak padanya karena melarangku keluar rumah. Aku kesal setengah mati dibuatnya. Lalu dengan pedenya aku berteriak padanya bahwa jika saja dirinya lebih pintar dariku dan juara disekolah maka seumur hidup aku akan menuruti semua perintahnya. Karna yang aku tahu dari nenek, dia selalu menjadi penyebab kerusuhan dimana-mana diawal kuliahnya. Tidak mungkin dia memiliki prestasi dengan predikat jelek seperti itu. Tapi semua prasangkaku hanya melebur bersama angin saat dengan tawa terbahak-bahaknya dia menyuruhku memeriksa laci nakas kamarnya yang berisi semua raport nilai-nilainya semenjak sekolah dasar hingga selesai SMA. Ya dengan yakin aku melihat disetiap lembaran yang kubalik hanya ada angka garis lurus dikolom peringkat kelas. Bahkan sampai SMA pun hanya angka garis lurus tegak yaitu satu yang ada disitu. Sehabis melihat semua nilai itu aku hanya terpekur tak berdaya dikamarku meratapi nasib dan masa mudaku diiringi dengan linangan air mata yang tak berhenti mengalir membasahi wajahku, bagaimana tidak jika aku bisa membaca dengan jelas kolom keterangan guru yang menyarankan padanya untuk tak selalu tidur dan membolos dalam kelas. Jika saja keterangan itu disertai dengan angka merah yang mengisi kolom-kolom lainnya mungkin aku bisa tertawa bahagia. tapi jika yang terjadi bahkan saat dengan keadaan setengah sadar saja kakakmu bisa semengerikan itu nilainya,bagaimana jika dia sepenuhnya sadar. Dan itu makin menambah derai airmataku.

BALLONiSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang