Blm di revisiTvT author sdang sibuk + lupa ad cerita yg blm di lanjutinTvTDi sinilah Renjun
Duduk di tangga dekat kelasnya sambil menggambar sesuatu di buku sketsa kecilnya
Saat beberapa murid ingin lewat, mereka sempat terpukau melihat gambar apik yang di buat Renjun.
Dia selalu menggambar hewan kesukaannya, tapi biasanya dia menggambar sesuatu yang menurutnya menarik perhatiannya
"Selesai" gumamnya kemudian tersenyum
"DORR!"
"BANGKE" Renjun berteriak kemudian menatap orang yang mengagetkannya sedang tertawa
Mereka berdua menjadi pusat perhatian
"Cahyo anjing lo!" Umpatnya kemudian berdiri berniat kembali ke kelasnya
"Lonya sih, asik sendiri di tangga mana ngelamun senyum-senyum ga jelas" orang yang di panggil Cahyo tersebut merangkul bahu Renjun
Niat untuk masuk kelas dia urungkan, saat ini dia berdiri di depan jendela di lorong kelas sambil melamun melihat pemandangan di depannya
"Hobi lo itu melamun ya?" Chenle ikut-ikutan
"Cahyo"
"Hm?"
"Gimana rasanya hidup di keluarga yang bahagia? Gimana rasanya di sayang seutuhnya?" Masih melamun sambil memandang keluar jendela
Chenle diam
Dia tau kondisi teman satu-satunya ini. Dia tidak mau membuat temannya menjadi lebih sedih karna mendengar jawabannya
"Yah.. gitu deh" jawab Chenle seadanya
"Kenapa lo pake olahraga?" Chenle mencoba mengalihkan topik pembicaraan
"Ya gitu deh di bully lagi" Chenle hanya bisa menatap iba temannya itu
Karna Chenle terlahir dari keluarga yang kaya, jadi tidak ada orang yang mau berteman dengannya. Dia merasa kesepian saat semua orang memperlakukannya dengan khusus, dia ingin di perlakukan seperti orang biasa
Bertemu lah dia dengan Renjun, saat memasuki perpustakaan dia terpukau melihat kertas-kertas yang terletak acak di meja. Banyak sekali gambar Renjun
Dia memuji Renjun, Renjun terkejut saat melihat itu Chenle. Hanya di balas senyuman
Chenle mengulurkan tangannya, Renjun menatapnya bingung, Chenle menarik tangan Renjun "Chenle atau lo bisa panggil Cahyo. Terserah mau manggil apa" kemudian di balas "Garaga terserah juga mau manggil apa"
Chenle terkekeh pelan mendengar jawaban Renjun yang 11/12 dengannya
"Sekarang kita temenan kan?" Chenle
"E-eh serius?" Renjun
"Iya-!" Pekik Chenle semangat
"Oke"
Pertemuan singkat yang membuat mereka berteman selama dua tahun, tak pernah bisa terpisahkan
"Eh mumpung masih istirahat gua mau makan dulu" Renjun menatap Chenle begitu pun sebaliknya
"Yok gua juga" mereka pergi ke kelas Renjun kemudian ke kelas Chenle lalu pergi ke rooftop
"Hari ini bekal lu apa?" Tanya Chenle memandang Renjun
"Nasgor buatan mama" kemudian ia membuka tutup makanannya
"Sama!!"
"Cuman gua bawah telor ceplok sama sosis, lu mau?"
"Kalo lunya ngasih, gapapa"
Chenle tersenyum kemudian membagikannya
Sungguh begitu sederhana
● ● ●
"Renjun pul-"
Plakk
Terdengar rintihan wanita sambil terduduk di lantai
"MAMA!!" Renjun berlari ke arah mamanya
"Cha-Chanyeol lepas sakit!!"
"MAMA" kedua orang itu menatap Renjun, Renjun memeluk mamanya
Jambakan yang tadinya pada istrinya kini berpindah ke anaknya "Akhh"
Chanyeol mengangkat tubuh ringan Renjun
Rambutnya serasa ingin tercabut seutuhnya "LEPAS PA SAKIT HIKS" Renjun mulai menangis memegang tangan papanya
"Kamu.. kamu anak sialan! Anak yang ga di harapkan!! GA USAH IKUT CAMPUR MASALAH ORANG DEWASA BANGSAT!!" lalu menghempaskan tubuh Renjun
"RAGA!!" Wendy mendekap tubuh anaknya yang sudah terkulai lemah
"Itu benerkan!! Kalo kamu punya simpanan... IYAKAN JAVENDRA CHANYEOL NARASKA?!!"
"IYA! PUAS LO!? SEKARANG GUA GA PERLU SUSAH-SUSAH BUAT BERALASAN!" Renjun dan Wendy hanya bisa menangis
Chanyeol dengan emosi yang mengebu-ngebu keluar dari rumah
Ibu-ibu kompleks datang melihat ke adaan kedua anak dan ibu itu
"Raga! Raga bangun!" Renjun pingsan
Ibu-ibu komplek membatu Wendy dan Renjun
"Raga bangun sayang" Wendy masih terisak dalam tangisnya
"Udah bu, ibu tenang aja Renjun pasti kecapean jadi pingsan" ibu-ibu lain mencoba menenangkan Wendy
"Ini bu di minum dulu teh angetnya" Wendy hanya mengangguk kemudian meminumnya sampai tersisah setengah
"Kalo ada apa-apa bu Wendy bisa ngomong sama kita, kita pasti bantu kok bu" Wendy hanya tersenyum sambil menyeka air matanya
"Kenapa ga di cerain aja bu suaminya? Kalo saya pasti udah di cerain"
Wendy bungkam, dia mengusak rambut anaknya pelan
Melihat itu, ibu-ibu kompleks tau sampai mana batas mereka untuk ikut campur.
Wendy terlihat lebih kerus, rahangnya terlihat lebih tirus, rambutnya acak-acakan karna di jambak suaminya, dan bekas memerah terlihat di pipi kanannya karna di tampar Chanyeol
Mereka yang melihat itu hanya bisa merasa iba
"Bu Wendy udah makan?"
Wendy hanya menggeleng lemah
"Makan dulu ya bu, nanti ibu bisa sakit kalau telat makan"
"Udah gapapa saya bisa nahan kok" kemudian tersenyum sendu
Sedikit info, mereka saat ini berada di kamar Renjun
"Pokoknya ibu harus makan!"
"Eh udah gapapa bu Siska-"
"Ga ada penolakan! Emang ibu mau pas Raga bangun trus liat mamanya yang lemes? Dia pasti bakal cemasin ibu.." mendengar itu Wendy merasa ada benar juga
"Udah ya bu, saya mau beli di wartek, ga usah bilang ga enakan, karna ini memang dari kemauan saya" bu Siska berdiri kemudian meninggalkan rumah Wendy
"Makasih ya ibu-ibu udah mau bantuin saya sama Raga"
Ibu-ibu yang mendengar itu hanya tersenyum sambil menyemangati Wendy
TBC
Untuk yang ini isinya piksi semua, mungkin chap berikut ada campuran kisah nyata author
See you the next chapterr

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐚𝐦𝐩𝐚𝐡 || [ Huang Renjun × All] ✔
JugendliteraturBercerita tentang manis pahitnya kehidupan yang di alami Garaga Renjun Garaga Renjun Naraska, anak tunggal dari keluarga sederhana yang di takdirkan Tuhan untuk menderita se umur hidupnya. itu pikirnya sejak umurnya masih 4 tahun, ia di dewasakan o...