OO.O3

7 3 0
                                    

Prangg....

Terdengar suara piring pecah dari dapur, aku berusaha tidak peduli dengan suara piring pecah itu, tetapi tidak bisa, suara teriakan terus sahut menyaut 

"Kamu ini ga cukup satu cewe apa gimana si mas??"

"Loh, coba kamu lihat diri kamu, udah bisa jadi ibu yang benar belum?"

"Loh, kok kamu jadi ngalahin aku si, itu mah emang anaknya aja yang bandel."

Pertengkaran itu seolah-olah sudah menjadi makanan ku sehari-hari. Disaat anak-anak lain sedang berbincang hangat dengan orang tua nya, sedangkan aku sibuk mendengarkan orang tua ku bertengkar dan mulai berpikir bahwa aku yang menyebabkan mereka bertengkar.

Aku memberanikan diri keluar kamar, untuk mengecek keadaan di luar. Aku berjalan pelan-pelan menuju dapur, meja makan yang berantakan, serpihan kaca dimana-mana, itulah pemandangan yang ku temukan.

"pah, mah kok dapurnya berantakan?" tanyaku seolah aku tidak tau apa yang terjadi

"eh laura kok belum tidur?" jawab mama

"iya tadi laura mau ngambil minum, papa, mama kenapa masib bangun, terus kenapa dapurnya berantakan?" 

aku kembali mengulang pertanyaanku, dengan muka polosku mungkin mama papa tidak tau aku mendengarkan mereka bertengkar dari awal.

"Laura masuk kamar!" Bentak papa

"Mas kamu bisa ga si gausah bentak bentak laura!" ujar mama

"Cukup mah, pah Laura cape tiap hari denger mama papa berantem terus, Laura kurang apa si mah pah, Laura nakal ? Laura bandel? Laura minta maaf mah pah, Laura gamau denger mama papa berantem lagi." Ucapku sambil menahan air mata."

Tak lama papa kembali ke kamar dengan emosi yang meluap-luap. Ia bergegas ke kamar karna ia tak mau melukai putri kecilnya, ia pria yang tidak bisa mengontrol emosinya, mama korban dari sifat papa yang seenaknya, egois, tidak bisa mengontrol emosinya, tapi aku tau papa sayang denganku.

"Laura mama minta maaf ya, mama janji kamu ga akan dengar mama papa berantem lagi." ujar mama sambil mencoba menenangkanku.

1 Minggu kemudian 

ting nong.... (suara bel berbunya)

Aku  bergegas menuju pintu dan besiap menyambut tamu yang datang.

"haloo anak manis, benar ini rumah mas anhar?" 

"haloo juga tante, benar ini rumah papa, tante siapa ya?" ujarku dengan penuh kebingungan

"Eh iya kenalin nama tante kirana, tante istri baru papa kamu" ucap tante Kirana dengan penuh senyum.

"Loh tapi kan istri papa cuman ma-" belum selesai aku bicara, percakapan itu telah dipotong papa.

"Eh Kirana maaf ya anak saya memang seenaknya kalau ngomong, sudah nunggu lama ya? yuk kita langsung berangkat." ucap papa 

"ehh engga ko mas anak kamu manis dan lucu, aku baru sampai kok jadi tenang aja." balas tante Kirana.

papa dan tante kirana segera memasukan barang barangnya ke mobil belum papa dan tante Kirana pergi papa sempat berbicara denganku.

"Laura papa tau kamu bukan anak yang nakal, kamu anak yang pintar, anak yang kuat, anak yang hebat, papa gamau kamu harus dengar papa dan mama ribut setiap hari, papa dan mama sudah tidak cocok, mama dan kamu pantas mendapatkan papa yang lebih baik." ucap papa sambil memegang tanganku.

"maksud papa apa?" tanyaku ku 

"biar mama mu yang menjelaskan lebih lanjut Laura, ini alamat papa kalau kamu mau main silahkan atau kamu mau berkunjung silahkan papa bersedia." jawab papa sambil memberikan secarik kertas berisi alamatnya.

-

26 Maret 2013




You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 03, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Tangisan -Where stories live. Discover now