Bab 2
"Kalau Zia ikut paman, pasti nanti panas di ladang nya," Lanjut Sedih paman markel.
"Misal nya paman Titipkan Zia ke Tetangga, Paman Tidak Rela Nak!!,"
Aku pun yang mendengar kata di titipkan, seketika aku langsung nangis.
"Oekk oekk".
"E-ehh, tidak mau di tinggal ya sama paman mu ini?," Goda paman markel.
Zia pun ketawa mendengar godaan paman markel itu.
"I-iihh Malah ketawa, lucu banget sih kamu nak!,"
"Sayang sekali, ortumu menyianyiakan mu ini nak!,"
"Padahal Zia kan cantik apa lagi imut banget ya kan sayang, Haha." Paman markel ketawa setelah menggodakan Zia yang cantik.
KeEsokan hari nya Paman markel berkerja di sebuah ladang sawi, Milik Juragan David .
"Juragan!," Panggil Paman markel ke juragan nya yang sedang mengecek sawi-sawi nya.
"Markel!!, Dari mana saja kamu ini hah!! dan Anak siapa itu? bukan nya kamu duda?!." Marah David Pada paman markel.
"Maaff Juragan, ini Zia ponakanku, dia tinggal bareng saya"
"Saya ke sini mau meminta izin pada Juragan, apa boleh saya berkerja sambil mebawa Zia?" Lanjut Paman markel.
"Kemana Ortunya Markel!!, di sini panas, dan saya juga tidak mau ada nya bayi di sini, membuat semua tidak pada fokus berkerja, kamu harus tau itu, markelll!!!." Emosi Juragan David Ke Paman markel.
"Oke!! Saya berhenti kerja saja dari ladangmu ini!!," Paman markel ikut marah ke juragan David.
"Kalau dia berhenti, bisa-bisa landangku hancur begitu saja, karna kehilangan orang seperti markel ini" Batin David.
"iya, sudah saya izinkan!, tapi ingat ini luar dari tanggung jawabku!!," Peringat Juragan David pada paman markel.
"Terima kasih, terima kasih juragan sudah memberi izin pada saya."
"Ckk!!," Juragan David begitu saja meninggalkan, Paman Markel yang masih kegirangan di tempat.
"Alhamdulillah ya nak, akhirnya Zia tidak sendirian dirumah, apa lagi dititipkan ke tetangga yang belum pasti mau, merawatmu ini."
"Zia harus betah ya nak, biar Zia tidak kena marah sama juragan david itu".
"Sekarang kita teduh dulu yuk, ketempat gubuk kecil di sana," Ajak Paman markel pada Zia yang tidur tenang di gendongan nya.
"E-eeh kau Markel, Kau menemukan bayi di mana kau ini kel?!." Tanya Bik Ningsih Teman Paman markel, Janda tanpa anak.
"Ck!, Sekate-kate kau ini Ning,"
"Ini Zia Ponakan ku, Ortu nya tidak ingin Mempunyai anak perempuan, maka dari itu aku ambil hak asuh buat Zia". Sedih paman markel jika mengingat perkataan Dermian.
"Ya Allah, Kasian sekali kamu nak, untung ada paman mu ini." Tanpa di sadari air mata bik ningsih menetes begitu saja, setelah mendegar cerita tentang Zia, Bayi yang malang ini.
"Terus gimana dengan semua kebutuhan Zia ini Sel? aku ingin bantu kau ini, tapi aku juga masih kekurangan, dan aku pun hidup sebatang kara, harus berjuang sendiri buat hidup." Sedih Bik Ningsih.
"Iya tidak masalah Ning, Aku bisa merawat Zia sebisa mungkin,"
"Aku yakin!, Allah membantu hamba nya yang sedang kesusahan ini, dan Aku sekuat mungkin berjuang untuk merawat dan membesar kan Zia, Dengan keadaan apapun itu, bakal Aku terjang semua nya,"
"Zia anak nya Kuat dari lahir, dan aku berjanji akan menyayangi dia sampai akhir hayat ku ini." Senyum Paman markel, dan bik Ningsih yang melihat begitu terharu dengan apa yang teman nya itu melakukan semua nya demi Zia, ponakan nya.
"Aku salut sama kau ini Sel, Aku bakal membantu kau tapi aku tidak menjamin sepenuh nya." Bik Ningsih pun tidak yakin untuk bisa membantu Paman markel.
"Iya tidak Apa-apa ning, Terima kasih sudah berniat membantu ku ini,"
"Owh iya, aku mau melanjutkan perkerjaanku dulu ya Ning." Pamit Paman markel.
"Oke!, Semangat markel, Kamu pasti bisa!!," Teriak Bik Ningsih.
"Kasian kamu Zia, Ortu mu jahat, ortu mu egois nak, gimana nasib kamu sayang untuk kedepan nya, kalau tanpa paman mu itu." Batin Bik Ningsih.
*
*
*
Bersambung...Vote dan Follow🦋
"Apa Zia boleh benci ortu sendiri?."
~Morzia~