4-YEARS-OLD DARLA

4K 625 137
                                    

"Emmhh.."

Rengekan pagi yang tak asing lagi di telinga Lisa membuat wanita satu anak pemilik maskapai Axerylle itu mengerutkan keningnya, tidak hanya rengekan putri kesayangannya saja yang mengusik tidurnya, namun dia juga merasakan aroma tidak sedap yang menusuk indra penciumannya.

Lalisa, wanita yang kini berusia tiga puluh dua tahun itu membuka matanya perlahan, bukan wajah cantik istrinya ataupun wajah lucu putrinya yang dia dapatkan sebagai pemandangannya pagi ini, melainkan bokong Darla yang berada tepat di lehernya.

"Anak ini, bagaimana caranya dia tidur."

Saking mengantuknya, kalimat tadi hanya bisa dia ucapkan dalam hati, Lisa mengangkat kepalanya, melihat posisi tidur Darla yang berantakan, dia berada di tengah-tengah, namun posisinya terbalik, kepalanya berada di samping paha Lisa namun kakinya berada di leher Lisa, Dadda nya langsung paham kenapa aroma tidak sedap itu langsung tercium begitu dia membuka matanya.

"Mommyyy..."

Darla merengek pelan namun yang dipanggil tidak terusik sama sekali, Lisa menoleh ke samping, istrinya masih tidur pulas menghadap ke tembok, dia juga tidak ingin membangunkan Jennie sekarang.

Lisa bangkit perlahan sambil mengubah posisi tidur putrinya, dia duduk bersandar di headboard, mengangkat tubuh Darla agar putrinya duduk di pangkuannya.

"Mommy masih tidur sayang, bersama Dadda terlebih dahulu, okay?" Ucap Lisa, jelas sekali jika putrinya pasti buang air pada popok yang dia gunakan sekarang.

Lisa menundukkan kepalanya untuk menatap Darla yang masih terlihat mengantuk sekarang, putrinya memajukan bibirnya bawahnya, menunjuk Jennie, seolah mengatakan jika dia ingin bersama Mommy nya.

"Biarkan Mommy tidur lebih lama." Lisa mengangkat tubuh putrinya kini berusia empat tahun itu untuk menghadapnya, dia menangkup kedua pipi Darla yang semakin lama terlihat semakin gembul, putrinya semakin berisi, nafsu makan putrinya juga tidak main-main, tapi meski begitu, semakin besar putrinya tentu saja semakin cantik.

"Dadda." Lisa tersenyum, rasa kantuknya sudah menghilang sekarang terlebih jam menunjukkan pukul setengah tujuh pagi, mereka sudah seharusnya bangun dan bersiap untuk pergi bekerja, Darla juga memiliki kelas pagi ini.

"Bersama Dadda dulu, okay?" Darla mengangguk sambil menyandarkan kepalanya pada tubuh Lisa, wanita berambut pendek itu terkadang sedikit cemburu karena setiap bangun tidur, Darla akan mencari Jennie terlebih dahulu dibandingkan dirinya.

"Dadda.." Panggil Darla lagi, dia kemudian memegang bokongnya, "rasanya tidak nyaman." Lisa terkekeh, tentu saja Darla merasa tidak nyaman dengan kotoran yang sudah menumpuk di sana.

Darla memang tidak lagi menggunakan popok di siang hari karena dia sudah pandai untuk mengetahui kapan dia ingin buang air, namun jika malam hari, gadis kecil itu masih menggunakan popok karena masih mengompol ataupun buang air besar, seperti sekarang.

"Kalau begitu, kita mandi." Ucap Lisa, dia menyikap selimut dan menggendong putrinya, meski dia terkadang malas untuk mengurus kotoran Darla, tapi mereka selalu bergantian untuk mengurus Darla karena bagaimanapun Darla adalah putri mereka, Lisa tidak akan lepas tanggung jawab begitu saja meski Jennie sudah bersama mereka.

"Ingin mencium Mommy terlebih dahulu." Lisa terkekeh, tanpa menurunkan Darla, dia mencondongkan tubuh putrinya, Darla kemudian memberikan kecupan pada pipi Jennie.

"Sweet dreams, Mommy." Ujar Darla dengan suara imutnya, Lisa ikut mengusap rambut istrinya yang masih terlelap itu, dia ikut mengecup pelipis istrinya.

DARLA AXERYLLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang