Jaden<3
Liat sunset romantis gasi?
__
Alysa tak kuasa menahan senyumannya membaca pesan yang baru dikirimkan Jaden padanya, Sa ae si Bapak.
Jaden<3
Pantai kan jauh den
Geer bgt nweng, siapa jg yg mau ngajak ke panteee
ih, trs kemana?
Ada deh,tempatnya udh aku sulap jd Romantis deh
aaaa sayang bgt
Setengah 6 aku jemput ya
Siyapp
___
Alysa jingkrak-jingkrak kegirangan, tapi ia tersadar.
" Mama sama Papa pasti gak ngebolehin..." Cicitnya.
Cklek!
" Al, lagi nganggurkan?" tanya Putri, gadis itu mengangguk.
" Nah ini Mama masak steak, anterin ke tempatnya calon mantu ya". Alysa membelalakan matanya. " Bara? ih rumahnya kan di jaksel mah gila apa?"
Putri membuang nafasnya berat.
" Bara tinggal di apartemen sayang, kasian dia gak ada yang masakin pasti.. kaciaan banget calon mantu"
Alysa memutar bola matanya malas, ah ia ada ide!.
" Emm.. tapi Alysa boleh bablas sunset-an sama Casey sama Nanda gak?"
" boleh gak ya.....boleh deh, tapi jam 8 harus udah dirumah loh ya. Kalo gak, Mama nyuruh Bara nyeret kamu."
***
Pukul 17:15 Alysa sampai di gedung apartemen yang Bara tinggali sesuai apa yang di sharelock kan Mamanya. Angin sore membuat surai gadis itu berterbangan menutupi wajahnya, ditangan kanannya sudah ada mini bag berisi kotak bekal tupperware milik Mamanya.
" Lantai tiga, kamar 27... cukuplah 10 menitan."
Alysa melangkahkan kakinya ke dalam dengan tanpa terburu-buru, kemudian memasuki lift dan menekan tombol lantai tiga. Alysa lumayan terkejut ketika sebuah sepatu menahan pintu lift kemudian menyerobot masuk, seorang pria dewasa.
Hening beberapa saat sebelum Alysa merasa pria itu terus mengamati dirinya.
"Ehem, tinggal disini dek?"
" Enggak om, cuma mau ke tempat temen." Pria itu mengangguk.
Tak lama Alysa mendelik saat wajah pria itu berjarak beberapa senti dari sisi wajahnya.
" Hmmm.. Parfum bayi ya?" tanya pria itu.
" Om, maa. Bisa jauhan?" Suara Alysa memelan,ia takut lantas mendorong bahu pria itu.
Dengan berani pria itu meraih dagu Alysa, mendekatkan lagi wajah mereka.
" nyicip bentar gapapa kali "
" saya teriak ya om?!" Alysa sudah tak kuasa menahan tangisnya, ia takut sekali.
pria itu terkekeh, ia mengunci kedua pergelangan tangan Alysa lalu satu tangannya memegang tengkuk gadis itu. " jangan teriak doang, belum juga enak-enaknya."
Pria itu menatap lamat bibir ranum Alysa, gadis itu hanya bisa geleng-geleng menolak setiap wajah pria itu mendekat. Genggaman Alysa semakin erat pada mini bag nya beriringan dengan menipisnya jarak bibir keduanya.
Ting!
" BAJINGAN!" Bugh!!
Pintu lift terbuka, menampakan seorang Cowo yang menatapnya tajam dan dalam hitungan detik Cowo itu menerjang pria yang menyentuh Alysa.
" Bajingan kaya lo cocoknya di alam baka!" Cowo itu ; Bara, memukulnya dengan membabi buta. Alysa masih mematung, ia hanya menyingkir sedikit.
Krek! terdengar suara patahan tulang membuat Alysa sedikit meringis, Bara mematahkan leher Pria itu.
" Bara.."
Bara menghempaskan pria itu setelah mematahkan lehernya, nafasnya masih tak beraturan. Digenggamnya tangan lentik yang sedari tadi menarik ujung bajunya.
Bara membawa Alysa ke apartemennya, tangan gadis itu masih terasa gemetar dan sedikit dingin, Bara mengambil alih mini bag nya meletakannya di atas meja.
Cowo itu duduk di sofanya, membiarkan Alysa masih berdiri sambil mengelapi sisa air mata dipipinya tadi.
Bara menghisap vapornya, lalu menghembuskannya perlahan.
" Harusnya lo kabarin gue kalo mau kesini." Alysa menatapnya, matanya masih memerah.
" Gue-gue kan gak punya nomer lo "
Bara menepuk tempat kosong disebelahnya untuk Alysa duduk, gadis itu segera duduk disana.
Tengkuk gadis itu ditarik Bara, Bara menatap tiap inci wajah ayu Alysa. Membuat degup jantung Alysa bekerja lebih cepat.
" Udah ngapain aja si bajingan tadi?" suara Bara terdengar dalam, Alysa menggeleng. Menyingirkan tangan Bara dari sana. Bara masih diam, ia kembali menghisap Vapornya.
Ting! , Alysa merogoh ponselnya.
Jaden<3 : Sayang maaf gak jadi ya, aku ada urusan.
Alysa menghela nafas berat, padahal yang ia butuhkan saat ini adalah Jaden. Kenapa pacarnya itu membatalkan acaranya.
" Ngapain lagi? urusan lo udh selesai kan." Pertanyaan Bara membuat hatinya sedikit sakit, apa Bara tidak paham perasaan takutnya masih ada.
" Gue masih takut " Cicitnya.
" Berdiri "
" Berdiri? lo nyuruh gue -"
" Lo budek? "
Alysa menurut, moodnya hancur. Bara mengusirnya, baru akan melangkah namun Bara menariknya.
" Apa lagi?" Alysa jengah.
" Siapa yang nyuruh lo pergi " WTF?! mau nya Bara apasih. Alysa tidak mengerti, cowo itu melebarkan pahanya, menarik Alysa hingga duduk disalah satu pahanya.
" Bar-"
Cowo itu menarik Alysa ke ceruk lehernya.
" Gini bentar" Ujarnya. Alysa tidak bisa mengeluarkan suaranya, ia masih tak habis fikir dengan yang dilakukan Bara, hanya degup jantung yang meronta - ronta.
" Gue suka aroma tubuh lo."
***
![](https://img.wattpad.com/cover/333185831-288-k71336.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bara
Teen FictionBagaimana perasaanmu jika kamu dijodohkan sedangkan kamu sudah memiliki kekasi? Itulah yang dirasakan Alysa Camelia seorang gadis SMA yang dijodohkan dengan seseorang yang parahnya adalah teman sekelas kekasihnya. Mana yang harus ia pilih,memaksakan...