Manusia Baru

0 0 0
                                    

Hai, sudah siap?

Tim happy or sad?

Huhuuuu, aku double update hari ini ...
Semoga kalian suka, ya. Aamiin

"Kurasa ku t'lah jatuh cinta, pada pandangan yang pertama."
____________________________________________________________________________________________________________

Hari pertama menjadi siswa kelas X, memang tak mudah untuk aku. Meskipun jarak sekolah dekat dengan jarak rumahku, tetap saja aku kesiangan. Tapi, itu kali pertama. Kalau kalian menyangka aku ratu telat, maka kalian salah besar. Aku anak  yang lumayan rajin dan aktif. Tetapi, hari itu nasib malang sedang berpihak padaku.

Aku berlarian menyusuri jalan menuju sekolah. Hari itu cuaca sangat cerah. Lumayan, membuat aku yang tak biasa berlari sedikit lelah. Di tengah perjalanan ketika aku berhenti, aku melihat sosok laki-laki dengan sweater berwarna navy, dan mengendarai motor scoopy berwarna biru. Sekilas, sosok itu melirik ke arahku, dan mata kita bertubrukan.

Aku merasa detak jantungku berhenti sepersekian detik tatkala melihat mata itu.

"Kayak orang Korea tuh." Batinku.

Dari kejauhan, terdengar suara memanggilku. Dan, ternyata itu Nala sahabatku.

"Jing ..."

Nala menarik tanganku untuk segera masuk ke sekolah sebelum gerbang ditutup.

"Ish, Nala lepasin."

Langkahku dan Nala berhenti di depan pintu kelas ketika aku melepas paksa genggaman tangan Nala.

"Nala, panggil aku Jingga aja bisa kan? Gak usah Jing Jing kayak gitu. Ntar orang lain nyangkanya nama aku Anjing gimana?" Kataku dengan penuh rasa kesal.

"Maaf Jingga. Lagian, tumben kamu agak siangan?"

"Gak tau." Jawabku.

Aku berjalan lebih dulu, lalu Nala mengekoriku.


"Hari ini bakal ngapain ya? Masa baru seminggu MOS udah langsung belajar sih?"

"Terus kamu mau ngapain Nala?"

"Ya, ngapain kek, main gitu."

Aku memutar bola mataku malas. Namun, mataku tertuju pada sosok laki-laki di seberang kelas. Iya, sosok itu adalah seseorang yang aku temui di jalan menuju sekolah tadi. Aku menangkap sosok itu tengah mengucap terima kasih pada Rindu, teman sekelasku.

Ketika Rindu hendak masuk kelas, aku mencekalnya dan langsung mengajak Rindu bicara.

"Ndu, tadi itu siapa?"

"Oh, itu Biru. Anak baru, kelas bahasa."

"Kenapa dia pindah Ndu?"

"Aku juga gak tau Jingga. Tapi kayaknya ada sesuatu deh. Makanya dia pindah kesini."

"Dia pindahan mana?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

B I R UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang