Selimut Sendu

138 27 24
                                    

   

🍁 Typo bertebaran 🍁

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Karya_ by Lidwinsetya
~Seandainya Kamu~

💔💔 Happy reading 💔💔

________________________________________

"Dari luka aku belajar untuk menerima setiap keadaan yang mungkin akan selalu menyesakkan. Walaupun hari yang ku lewati selalu berselimut sendu"

"Gazala Nisa Albagaz"

🥀🥀🥀🥀

     Gazala memilih  untuk menyendiri,  setelah kejadian  dua hari lalu, ia tetap bungkam dan tidak mengatakan masalah itu pada siapapun kecuali Akma yang memang saat itu terus bersamanya. Walaupun kesibukan  di dalam rumah masih seperti biasa dan di luar rumah  dekorasi dan tenda sudah terpasang dengan sempurna. Tapi__ Gazala masih menunggu waktu yang tepat untuk membuka suara. Ketika di tanya ia  selalu menjawab tidak pernah terjadi  apa-apa, hanya sedikit masalah pekerjaan yang memang belum tuntas ia kerjakan, baik Aila dan Zain pun masih mempercayainya ketika jawaban itu meluncur dari kedua sudut bibirnya.

     Keponakannya Akma setali tiga uang dia pun lebih memilih diam dan tidak membeberkan perihal apa yang terjadi saat di rumah sakit tempo hari. Ah,  rasanya Gazala patut acungi jempol untuk keponakannya itu.

     Hanya mereka berdua yang tahu, mungkin akan ada banyak yang tahu ketika salah satu di antara mereka mengatakan  peristiwa itu.

     Bukan Gazala tidak menyayangi keluarganya, hanya saja, begitu banyak pertimbangan yang harus ia pikirkan secara matang. Tidak mungkin ia mengatakan kejadian yang sebenarnya apalagi kesehatan ayahnya menjadi taruhan atas berita  yang sekiranya ia  ungkapkan. Jika itu terjadi, otomatis Gazala akan merasa bersalah nantinya. Pilihan yang ia ambil saat ini adalah   memilih diam.

     Getaran ponselnya berbunyi nampak jelas nama yang tertara di layar. Rasa marah, kecewa dan tentu merasa di bohongi tidak lagi dapat ia pungkiri. Namun, otak warasnya masih tetap bisa  di ajak bekerjasama untuk menuntaskan semua.

     Ya, pada akhirnya Gazala menggeser layar hijau itu untuk menerima panggilan dari seberang sana. Walaupun hatinya bergemuruh ingin mencaci maki lelaki yang menawarkan surga  rumah tangga untuknya. Namun berakhir menjatuhkannya ke dalam juramg neraka.

"Ya, ada apa?" Jawabnya dengan nada malas.

"La, bisa kita bertemu" suara di seberang sana membuat Gazala ingin sekali memuntahkan seluruh isi dalam perutnya.

Seandainya Kamu 4 (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang