2. Fuck What Their Boundaries

941 62 5
                                    

Haruto berada di ruang Junghwan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Haruto berada di ruang Junghwan. Pria berhidung bangir dengan kulit seputih susu kini rona wajahnya berubah menjadi merah padam. Junghwan menghela nafasnya panjang. Matanya menusuk tajam tetapi berkaca-kaca karena menahan amarah pada Haruto.

Junghwan mengacak rambutnya frustrasi, "Lo ngerti batas gak?"

"Ngerti." sahut Haruto menggigit bibir bawahnya tidak nyaman.

Suara Junghwan bergetar, "bisa gak si kalau lo jaga kepercayaan gue?"

Haruto mengangguk tipis dengan alis mengerut berpikir. Perasaannya tidak enak jika seorang Junghwan marah seperti ini.

Lelaki itu jarang marah bahkan tidak pernah sama sekali setelah pertemanan 14 tahun terakhir mereka.

"Bisa." cicit Haruto.

"Lo..." Junghwan menggantungkan kalimatnya, jemarinya menunjuk dada kiri Haruto. Dia berdiri tepat di depan Haruto dan saling menatap satu sama lain. Junghwan menekan dada pria jangkung itu sampai empunya meringis sakit karena jari telunjuk. "Lo bikin gue kecewa." Junghwan menatap Haruto nyalang.

Bagi Haruto, lakuan Junghwan yang dia perbuat pada dirinya begitu aneh, ayolah. hanya aplikasi belaka. "Lo kenapa si lebay banget. Gue cuman ngetik gitu doang lho."

Junghwan meringis. Senyumnya getir begitu mendengar perkataan Haruto yang tidak bisa dia percaya lagi. "Lo.. lo gak ngerti Ru." ucapnya pelan.

"Gue nggak ngerti gimana? Gue tahu lo suka pap nudes ke cowok alter anonim itu di aplikasi. Gue juga baca percakapan lo. Lo mau kan sama dia. Lo mau kan sama si Justin itu? Gue cuman ngebantuin lo biar PDKT dan menjadi pasangan di real life. Bukan partner chat sex."

Haruto gemas sekali mengetahui bahwa Junghwan gonta-ganti pasangan virtual. Dirinya tahu jika kawan juga merangkap koleganya memang suka sekali bermain aplikasi kencan.

Dia hanya iseng dan nakal pada lelaki itu. Dirinya tidak tahu bahwa Junghwan dapat terusik hingga marah besar sedemikian rupa seperti sekarang.

"Lo tolol banget Ru."

"Ya. Emang gue tolol. Tapi lo lebih tolol. Tinggal lo bilang 'Gak jadi' atau lo batalin aja apa susahnya si?"

"Aplikasi yang lo bales itu namanya Collide. You know what's Collide it is?"

"Bertabrakan." Haruto tersenyum saat aura Junghwan mulai membaik. Suaranya menurun pelan dan tidak bergetar lagi. Junghwan mulai santai sekarang. Tetapi nadanya juga masih tegas.

"Excellent. Gua sama Justin udah punya key idiot words yang gue add waktu pertama kali chattan sama dia di pengaturan. And it's fucking permanent confirmation that we're promised. We both respect our boundaries and private in real life," Junghwan menggantungkan kalimatnya.

Dia menarik nafasnya dalam dan mengeluarkannya perlahan, "Kalau gue ngetik kata kunci itu, aka. KETEMU. Titik lokasi gue bakal ketahuan selama gue pakai handphone ini. Serta dia bakal tahu siapa real life gue."

Baiklah. Haruto mengerti sekarang. Kenapa sahabatnya sangat panik akan aplikasi Collide yang bodoh itu. Aplikasi jahat dan gila tapi tetap kawannya mainkan.

"Bagus bukannya? Lo bisa tahu dia siapa juga."

Haruto merasa dirinya benar. Bukannya bagus saling mengenal di kehidupan asli dan nyata. Secara riil tidak bercengkrama di ruang percakapan.

Junghwan bisa gila. Dia mendengus kasar. Dirinya enggan menatap Haruto. Muak. Pijakkan kakinya menuntun kepada sofa hangat, "Fuck you Haruto. Lo gak tau arti kepercayaan kah? Itu kepercayaan dan perjanjian, tolol."

"You idiot. It's your own risk if you use a dating app like Collide." Haruto mengikutinya di belakang. Junghwan duduk di sofa empuk diikuti Haruto di sebelahnya.

"Lo gila ya Ru."

"Lo bilang gue gila? Lo yang gila karena aplikasi setan itu Junghwan. Sumpah. Hal kayak gini benar-benar resiko lo. Lagian tinggal lo nonaktifkan HP dan beli baru lagi apa susahnya? Kayak orang miskin aja lo."

Haruto muak sekarang. Tanganya gusar mengusak wajah dan menatap Junghwan emosi. Junghwan tertawa remeh dan tersenyum getir. Sial. Dia benci Haruto sekarang.

"Gue beneran mau nangis lho Ru atas semua yang lo pernah lo katakan. Gimana kalau ternyata Justin adalah faker. Atau dia Penjahat Kelamin. Would you ketemuan sama dia? Seorang penjahat kelamin mengetahui dimana titik lo berada? Lo mau? Dan.. yaa.. lo nyuruh gue buat beli HP baru. Bahkan satu gedung HP bisa gue beli. Tapi, kenapa lo ngegampangin semua hal si Ru." Junghwan menarik nafasnya dan tersenyum kecewa, sial. Haruto anjing.

"Gue sangat amat kecewa sama lo. Kapok gue jadi sahabat lo. Gak usah temenan ya kita. Gue cabut saham dari tempat lo." Tidak pernah Junghwan berkata sedemikian panjang dan lancar.

Lain halnya dengan Haruto yang tidak pernah tahu jika apa yang dia perbuat bisa berakibat fatal sampai-sampai Junghwan inginkan menyabut saham.

"Hp lo. Biar gue yang pegang. Gue akan tanggung jawab."

Jika beralasan dengan uang gini. Haruto akan mengerahkan seluruh kekuatannya untuk Junghwan. Agar lelaki kaya raya itu tetap menjadi sahabatnya.

Junghwan menatap sepele Haruto. Dia memberi gawai itu kepada Haruto. Si penerima langsung memasukkannya dalam saku.

Persetan dengan data yang dia punya. Masih bisa dipindahkan. Tapi letak lokasi IP gawai akan selalu terekam permanen membuat dirinya takut akan hal negatif yang telah dia bayangkan.

"Gue masih jadi sahabat lo kan Junghwan?"

"Gue gak tau."

TBC.

Yuhuu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Yuhuu. Argh. I'm super excited to wrote this AU. It's superfunnnn buat maknae kita marah-marah. I'm ugly love with this scene. 💥

So guys! Already hates Haruto? Atau malah suka sama sifat Haruto yang nyebelin? 🧐

Don't forgot to tap star and comment. I'm so honour and appreciated. 🌟🎉

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Subordinate Collide ||  jeongharuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang