“Enggak.”
Jungkook menjawab dengan singkat dan padat, tangannya langsung lepas dari gaun tipis itu.
Taehyung terlihat berpikir. “K-kalau gitu aku minjem baju Yeonjun atau—“
“Jangan.” Yang lebih tua langsung memotong ucapannya dan kembali berusaha menaikkan zipper itu lagi. “Dicoba dulu, siapa tahu ini bisa. Jangan ke luar kayak gini.”
“A-aku bisa telfon atau…”
“Nggak usah, ini kayaknya bisa dicoba—“
“Ah…”
Jungkook membeku.
Taehyung mendesah.
Dan mereka berdua baru sadar kalau sekarang Jungkook sudah mengukung Taehyung karena terlalu fokus ingin membenarkan zipper sialan itu, juga Taehyung yang tidak fokus karena vaginanya tertusuk-tusuk.
“Kamu… desah?”
Taehyung gelagapan. “M-maaf Om, i-itunya Om dari tadi nusuk punyaku… walau masih pake daleman sama dress, k-kerasa.”
Jungkook baru tersadar dan segera melihat ke bawah. Penisnya itu berdiri tegak di dalam boxernya, dan karena ia sedang di atas Taehyung, otomatis tonjolan itu menggesek kepunyaan Taehyung.
Tunggu.
Kalau Taehyung mendesah, berarti ia suka?
Jungkook merendahkan tubuhnya, menyingkap dress itu dan menggesekkan penisnya pada panty Taehyung, membuat si cantik itu memejamkan matanya dan membuka mulutnya untuk mendesah.
“Suka?” Yang lebih tua itu bertanya dengan suara beratnya, kedua tangannya menopang kuat badannya agar ia masih bisa melihat jelas wajah yang keenakan di bawahnya itu.
“S-suka… Ah!”
Jungkook menambahkan kekuatan pada gesekan keduanya.
“How does it feels, princess?”
Oh, panggilan itu terdengar merdu di telinga Taehyung, celananya terasa semakin basah, payudaranya gatal ingin ia keluarkan. Suara ayah Yeonjun yang dalam, otot-otot lengannya yang besar, wajahnya yang tampan, serta penisnya yang menusuknya kuat itu membuat Taehyung ingin cepat-cepat dimasuki saat itu juga.
“G-great, again please…” Suaranya mulai tak karuan karena desahannya mengintrupsi. Sedangkan Jungkook mulai membuka dressnya dari atas dada Taehyung, bibirnya menciumi leher dan bersamaan dengan dress itu ia buka, ayah satu anak itu mulai menciumi payudaranya yang besar.
Pemandangan yang rasanya tidak nyata.
Jungkook berada di atas manusia cantik yang dressnya sudah terlepas setengah, wajahnya yang memerah, napasnya yang naik turun-membuat dadanya bergoyang, bibir yang merah… yang akhirnya ia cium.
Ia meraup bibir itu seakan tidak ada hari esok, bibir merah itu terasa manis, mungkin dari lip balm atau lip tint— Jungkook tidak perlu tahu, namun matanya melebar ketika yang lebih muda itu mencium balik dirinya dengan melingkarkan tangannya pada leher kokoh Jungkook dan energi yang tak kalah semangatnya.
Bibir mereka bertabrakan, lidah mereka saling melilit di dalam sana. Jungkook melanjutkan gerakannya melepas gaun malam Taehyung dan melemparnya asal agar tangannya dapat mengelus paha halus itu.
“Mmhhh!”
Taehyung mendesah, gila. Elusan tangan kasar Om Jungkook pada pahanya itu membuatnya gila. Rasanya Taehyung ingin dibuahi sekarang juga.
Ciuman itu terlepas ketika si cantik berusaha mengambil napas, sedangkan Jungkook sekarang menciumi dadanya. Tangan kanan kasar dan besar itu masih berada pada pahanya, namun tangan satunya itu sekarang meraih payudara Taehyung.
“Oh!”
Taehyung suka sekali ketika payudaranya diremas dan dicium oleh Om Jungkook. Celana dalamnya mungkin sudah sempurna basah.
Jemari Taehyung sekarang berada pada rambut hitam Jungkook, membuat Jungkook semakin semangat dalam menjelajahi tubuhnya.
“O-om, terushh…. Umh….”
“Jangan panggil om.” Suara Jungkook terdengar. “Panggil mas.”
Pipi Taehyung semakin memerah.
Layaknya suami istri.
Ah, Taehyung bahkan sudah mulai memilirkan bagaimana ia kalau menjadi istri Jungkook— ketika malam mengangkang di kasurnya, meredakan stres ketika suaminya pulang kerja.
“Oh, Mas!” Tangan Jungkook mulai bergerak ke atas pahanya dan membuka celana dalamnya.
“Celana dalamnya bagus, sayangnya harus mas rusak.”
Dengan itu, Jungkook merobek celana dalam tipis berenda itu dengan perlahan agar tidak menyakiti Taehyung, ia juga menurunkan boxernya dan kembali mencium Taehyung. Namun kali ini, penisnya langsung menggesek vagina merah muda itu.
Penis Om Jungkook besar.
Besar sekali, karena Taehyung sudah bisa dapat merasakannya tebal— walaupun ia belum dientot sekalipun.
Jungkook melepas ciuman mereka, “Nanti mas belikan celana dalam baru ya?”
Yang di bawahnya mengangguk cepat-cepat. “Mau— mau dibeliin sama mas, biar nanti dilihatnya sama mas, dipakenya pas ada mas, buat Mas.”
Ayah Yeonjun tersenyum.
So fucking handsome.
“Iya? Buat mas doang?”
“Buat mas doang, semuanya buat mas doang.”
“Kalau gitu, mas boleh mulai masuk sekarang?” Jungkook bertanya sekaligus menciumi paha Taehyung yang lembut.
“P-please… please masukin aku tanpa ampun, Mas. Nggak usah di prep juga karena aku udah— Ah, Mas! Ahh~”
Tanpa aba-aba lagi, Jungkook sudah memasukkan kepala penisnya ke dalam vagina basah Taehyung.
“Gede b-banget, Mas.” Betulan besar. Terbesar yang pernah Taehyung rasakan.
“Ini belum semuanya sayang, baru sepertiga.”
Malam ini, Taehyung yakin kalau vaginannya akan puas.