Hidup Begini Amat

166 19 1
                                    

Chika merebahkan tubuh nya, begitu penat dan melelahkan. Chika menyentuh perut nya yang sedikit kencang dan sakit hingga menjalar ke panggul. Ia duduk bersandar sembari mengatur nafas, tangan nya meraih ponsel nya untuk memesan makanan. Rasanya ingin sekali ia menyantab ayam fastfood yang cukup populer di Indonesia.

Setelah memesan makanan, ia beranjak untuk membersihkan tubuhnya. Mulai dari membasuh muka nya, menghapus make up yang menempel setelah berkegiatan tadi. Ia menatap lekat-lekat wajah nya yang cukup banyak berubah, ia tersenyum tipis menyadari perubahan itu.

"Kaaa" suara seorang lelaki dengan disusul ketukan pada pintu kamarnya

"Iya bang" jawab nya sambil membuka gagang pintu kamarnya itu

"Dimarahin mamah lu makan begituan mulu" ucap laki-laki yang usianya cukup jauh dari dirinya itu.

"Jangan cepu makanya, udah ah mau makan dulu gua"

Chika menutup pintu kamar nya dan duduk di kursi meja yang ia biasa pakai untuk belajar. Arom sedap menyebar keseluruh ruangan, chika mulai menyantap makanan itu.

Chika mencoba membuka sosmed resmi nya, ia tersenyum kecut tidak mendapat hal yang menyenangkan malam ini. Masalah lama diungkit kembali, tak mau terus-terusan difase itu Chika menaruh lagi ponselnya dan menghabiskan sisa makanannya itu.

"Hidup gua gini amat deh, cape bat gua" Chika melempar ponselnya ke sembarang arah. Kini perut nya begitu terasa sangat lapar, benar-benar lapar. Padahal baru beberapa menit lalu ia baru saja menghabiskan makanannya,

Chika kembali memesan dua porsi sate ayam dan setengah porsi sate kambing, ia menaruh kembali ponsel nya saat sudah memesan makanan. Membersihkan muka dan mengganti pakaiannya, hanya memakai hoodie dan tanpa menggunakan bra.

"Hari-hari laper mulu, kamu suka banget makan sih nak? Mami kan jadi gemuk nanti" kata Chika sembari mengusap perut nya dengan sayang.

Tak lama pesanan itu datang, Chika turun kebawah mengambil makanan itu dan kembali ke kamar nya yang nyaman.

Membuka bungkusan sate itu, mulai memejamkan kedua matanya dan menautkan tangannya berdoa kepada Tuhan agar memberkati makanan nya.

"Selamat makan lagi, anak mami"

Chika perlahan memakan makanan nya, sangat terasa cocok di lidah nya yang sangat pemilih itu. Tusuk demi tusuk makan nya habis, Chika memberesi makanan nya itu lalu duduk sembari memainkan ponselnya. Membalas pesan singkat dari teman nya, hingga larut malam mereka berbincang dan akhirnya Chika pun ketiduran.

____

Pagi sudah kembali menyapa Chika, matahari sudah meninggi dan hari ini Chika tidak ada kegiatan yang mengharuskan untuk datang bekerja di pagi hari. Dirinya memilih untuk segera bangun dan membersihkan dirinya sendiri, menghambil handuk putih dan masuk kedalam kamar mandi. Menyalakan shower dan dirinya berdiri dibawah aliran air hangat itu, tangan nya meraba perut nya pelan. Perasaan nya begitu terasa tenang, cinta kepada anak nya begitu besar. Chika mulai tidak memperdulikan bagaimana anak ini hadir dalam dirinya walau sebenarnya ada banyak kekhawatiran dalam dirinya.

"Tumbuh besar anak mami, mami sayang kamu"

Monolog chika sembari terus mengusap perut nya yang masih rata itu. Tak butuh waktu lama, ia selesai dengan acara mandinya dan keluar dari kamar. Seperti biasa rumah sudah sangat sepi, hanya ada dirinya dirumah. Chika duduk diruang tamu sembari memainkan ponselnya itu.

Membuka jadwal pekerjaan yang harus ia lakukan hari ini dan besok, Chika beranjak dan naik ke kamarnya. Mengambil beberapa baju untuk persiapan membuat konten dan latihan.

Sepasang baju untuk konten dan baju lengan pendek dan celana panjang lentur ia pilih untuk latihan.

*Halo kak*

Chika menjawab telfon masuk di ponselnya

*Hari ini konten sama latihan sih, kenapa?*

'kamu gantiin jinan buat teater ya, jam dua harus udah sampe'

Chika menghela nafas nya kemudian menjawab suara dari seberang sana

*Oke kak noted*

Telfon itu ditutup sepihak, dengan kesabaran setipis iman nya ia melempar semua baju yang sudah dia siapkan.

"Tau gini gak gua siapin dulu ini baju" emosi nya.

______

Jam sudah menunjukan pukul 15.34 Chika duduk didepan meja rias sedang dibantu untuk membenarkan rambut agar terlihat cantik dan segar.

"kak rambut nya jangan gini ah, jelek" tolak chika, membuat staff yang bersangkutan sedikit kaget. Karna sebelumnya chika tidak pernah protes dengan gaya rambut.

"Kamu mau gimana emang chik?" Tanya staff tersebut.

"Terserah" jawab Chika

"Chika lo jawab terserah gue lempar tissue nih" kata Jesslyn yang sedang duduk di sebelahnya.

"Lempar aja buruan lempar"

"Astaga ka chika sensitif banget kaya ibu hamil" pekik Olla dari kejauhan.

"Tau nih dari kemarin sewot mulu nih ka Chika"

Semua setuju, dan Chika kini tidak bisa menahan air matanya agar tidak menetes. Hatinya begitu ngilu mendengar teman-temanya berkata seperti itu. Dadanya begitu nyeri mendengarnya.

"Loh kok nangis chik?"

Chika menggeleng kasar dan menghapus air mata nya. Semua member pun tertawa melihat chika menangis tanpa sebab itu.

'jangan nangis jangan nangis' katanya dalam hati.

MAAF YA LAGI SIBUK BANGET NICH SEMOGA SUKAAAA

DUA SISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang