2

265 32 3
                                    

Sudah 3 bulan sejak pembicaraan itu, Noé senang karena Vanitas kembali dekat dengannya. Mereka kembali seperti semula.

Tentu saja akan lebih baik jika Vanitas berhenti melamun. Setelah kejadian di Gévaudan, Vanitas jadi sering melamun. Tidak hanya itu, wajahnya selalu memerah disaat yang tak menentu.

Noé sempat membawa Vanitas ke Count Orlok, namun mereka malah diusir oleh pelayannya.

Tak lama sejak diusirnya mereka.

Noé berniat berjalan-jalan untuk mencari Vanitas.

Pasalnya, Vanitas telah pergi entah kemana setelah diusir oleh Count Orlok. Noé hanya bisa geleng-geleng kepala karenanya.

Setelah menyusuri kota Paris agak lama, Noé mendengar suara seperti seseorang tengah teriak?

"BAGAIMANA CARA MENYEMBUHKAN PENYAKIT INI!?"

Noé tahu betul pemilik suara ini. Suara khas agak cempreng, jelas milik sang surai gelap. Tunggu penyakit? Berarti Vanitas memang mengidap suatu penyakit?

"Aku biasa dengan rasa sakit, tapi ini..!" Ucap sang surai gelap dengan suara yang mulai.. tenang?

"Van–" Ucap Noé tidak sempat memanggilnya.

"Aku tidak tahan dengan penderitaan ini."

Penderitaan? Apa yang Vanitas bicarakan?

Noé hanya bisa diam.

"Tapi, dari yang aku dengar, sepertinya dia menyukaimu juga!" Ucap sang pirang yang dikenal dengan nama Roland.

"Tidak mungkin." Balas Vanitas.

"Bagaimana tidak?" Roland tersenyum kearah Vanitas, sungguh melihat Vanitas kesulitan seperti ini sangat langka!

Noé mendekat untuk mendengarkan pembicaraan ini lebih baik.

"Karena itu menjijikan.. Bagaimana seseorang bisa menyukai orang sepertiku?"

Noé diam dengan mata terbelalak, menjijikan? Sejak kapan Vanitas berpikir bahwa ia menjijikan? Tidak. Segitu bencinya Vanitas pada dirinya?

Tak lama kemudian Vanitas berlari pergi.

"Gilbert, cepat kejar dia." Panggil Roland.

Noé agak terkejut bahwa persembunyian telah diketahui, namun pada akhirnya ia pergi mengejar Vanitas.

Setelah menenangkan Vanitas yang 'mengamuk' ditengah jalan, Noé pun membawa Vanitas pulang.

Di hotel pun, bukannya istirahat, Vanitas malah pergi ke atap dan duduk disana untuk waktu yang lama.

Noé agak kesal karena ia telah menyuruh Vanitas untuk masuk namun Vanitas tidak bergerak sedikit pun.

Noé naik ke atap, lalu memberi selimut hangat untuk Vanitas.

"Vanitas, aku adalah orang yang menjijikan."

Vanitas hanya menatap Noé penuh tanya.

Noé yang ditatap hanya tersenyum kepada Vanitas.

Heart to heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang