Secret Marriage - BAB 1

4.3K 360 44
                                    

Aku melihat Diva keluar dari ruangan Leo. Wanita dengan kaki jenjang itu keluar dengan wajah masam. Aku yakin mereka kembali bertengkar setelah seminggu yang lalu aku memergoki mereka bertengkar tepat saat Diva baru saja membenarkan pakaiannya. Sial! Ya, aku punya kebiasaan buruk yaitu masuk ke ruangan atasanku tanpa mengetuk pintunya terlebih dahulu.

Gara-gara kecerobohanku Leo marah padaku. Kebenciannya pada diriku semakin membesar. Aku tahu dia tidak pernah menyukaiku baik sebagai bawahannya ataupun istrinya. Ya, kami menikah enam bulan lalu tanpa mengundang siapa pun selain keluarga Leo. Sedangkan aku tidak memiliki siapa pun di dunia ini selain almarhum kakek Leo. Pak William Xander. Dia orang baik yang mau membiayai kehidupanku saat dia menemuiku di panti asuhan dua puluh tahun lalu.

Aku masuk ke ruangan Leo membawa sejumlah file yang perlu ditandatanganinya. Setiap kali melihat wajahnya aku selalu suka menatap mata hitam pekatnya yang dingin itu. Mata itu selalu dingin saat bertatapan denganku.

Dia menatapku seperti biasa. Seperti aku adalah seekor burung kotor yang mengenaskan sekaligus menjijikan.

"Sudah berapa kali aku harus bilang kalau mau masuk ketuk pintu dulu." Katanya tajam.

"Aku tidak biasa mengetuk pintu ruanganmu." Jawabku tak kalah tajam.

Saat pertama kali Pak William mengajakku datang ke pesta ulang tahun Leo sembilan belas tahun lalu, aku tahu kalau anak itu tidak akan menyukaiku. Entah karena aku memang bukan keluarganya yang kebetulan disayang oleh Pak William atau karena Pak William begitu menyayangiku.

"Aku ini atasanmu, Riss. Kamu tidak bisa seenaknya begitu."

"Mau tidak mau kamu juga harus menyadari kalau sejak enam bulan lalu aku ini istrimu."

"Aku menikahimu karena surat wasiat kakekku." Dia berkata sambil memeriksa file dan menandatanginanya.

Dia meletakkan salah satu file dari tangannya ke atas meja. Menatapku dengan dingin dan senyum paling menyebalkan yang selalu dilemparkannya padaku. "Kamu berhutang budi pada keluargaku. Terutama kakekku. Jadi, jangan semena-mena. Aku tidak peduli dengan status di atas kertas. Aku hanya mencintai wanita cantik bernama Diva Ghania. Kamu tidak bisa menyainginya." Dia tersenyum meremehkanku.

Sebelah sudut bibirku tertarik ke atas. "Ya, seharusnya yang menjadi suamiku itu Erick. Tapi, karena kamu haus akan harta warisan kakekmu, kamu bersedia menikahiku. Aku heran kenapa begitu sayangnya kakekmu padaku hingga dia menginginkan agar salah satu cucunya menikahiku."

"Enam bulan menjadi suamimu, dan aku menyesali pernikahan konyol ini."

"Kamu menyesal karena kebingungan Diva mendesakmu untuk menikahinya kan?" Kali ini aku tersenyum lebar.

"Aku khawatir..." Aku memasang ekspresi cemas yang dibuat-buat. "Jangan-jangan, Diva sedang mengandung anakmu. Jadi, dia ingin segera dinikahi."

Leo terdiam. Dia membiarkan file yang hendak ditandatanganinya dibiarkan begitu saja seolah dia sedang berpikir keras. Dia kembali menatapku tajam.

"Jangan ikut campur urusanku, Nona Muda."

"Aku hanya berkomentar. Apa kamu tidak melihat bentuk tubuh Diva yang makin berisi?" Aku menikmati perdebatan ini.

"Kamu pikir tidak ada yang tahu dengan tingkah lakumu? Berbuat mesum di kantor dengan seenaknya. Bahkan kamu tidak pernah mengunci pintu ruanganmu. Kamu ini pimpinan macam apa? Bodoh sekali!" Aku memberi penekanan pada dua kata terakhir kalimatku.

Dahi Leo mengernyit. "Kamu ingin membuat masalah denganku." Aku tahu kalau kalimat yang baru saja keluar dari kedua daun bibirnya itu adalah kalimat pernyataan. Bukan lagi pertanyaan.

"Aku hanya ingin tahu apa yang akan kamu lakukan jika Diva hamil." Kedua sudut bibirku tertarik ke atas membentuk kurva senyuman meremehkannya. Aku berharap dia akan menikahi Diva dan menceraikanku. Aku tidak ingin hidup sebagai istri Leo William Xander.

Namun, surat wasiat Pak William Xander mengikat kami berdua.

Apa yang harus aku lakukan untuk keluar dari keluarga Xander?

"Aku tidak bodoh, Riss. Aku bukan anak cupu seperti kamu yang bahkan mungkin sama sekali tidak tahu bagaimana rasanya berciuman." Dia tersenyum mengejek.

Aku segera berdiri dan mengambil file yang selesai ditandatangani Leo.

"Wajahmu merah."

"Kamu tidak tahu apa-apa tentang diriku."

"Oh ya? Aku tahu banyak hal tentangmu meskipun kamu dan aku tidak pernah tinggal serumah. Clara banyak cerita tentangmu."

Clara adik bungsu Leo setelah Erick. Dia paling dekat denganku. Meskipun tampak sombong dan angkuh tapi dia seorang penyayang.

Aku seolah ditelanjangi Leo. Aku cerita banyak hal pada Clara, aku pikir Clara tidak akan menceritakannya pada Leo maupun Erick.

"Apa kamu ingin merasakan ciumanku setelah enam bulan menjadi pasangan suami-istri?"

***

Aku usahain update sesering mungkin ya ^^

Secret Marriage (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang