"Welcome home"
Ibu Carolyn menyambut perempuan itu sambil memberi isyarat untuk datang mendekat ke arah mereka.
Sesampainya disebelah sang ibu, perempuan itu mengangkat kedua alisnya.
"who's he?" Perempuan itu menunjuk Carolyn, menatapnya sebentar lalu mengalihkan lagi pandangannya kearah sang ibu.
Wanita itu tersenyum, "maka dari itu berkenalan lah."
Dia memutar bola matanya malas, "Adaline, u can call me Aline. "
Carolyn menjawab canggung. "Carolyn Asher, u can call me Carol or Asher? Up to u. "
"Yeah, Carolyn seperti nama wanita. Olyn?"
Carolyn mengedikkan bahunya acuh, tubuhnya ia sandarkan ke sofa. "Not bad."
"Ah iya!" Carolyn menegakkan tubuhnya kembali, matanya menyorot sang ibu dengan penasaran.
"What's ur name, mom?"
"Oh, kau belum tau? Haruskah kita berjabat tangan?"
"Tck, momm~" Carolyn berdecak dan sedikit merengek.
Terlihat lucu di pandangan kelima wanita yang ada di ruangan itu.
"Hhahaha, okay. Elisa Delamo, sudah?"
Carol menganggukkan kepala mengerti, Carolyn merasa tidak asing dengan nama itu.
Tapi siapa? Ini pertama kalinya dia bertemu wanita bernama Elisa, tidak mungkin ini sebuah Dejavu.
Sejenak ruangan itu hening, hingga Krystal membuka suara. "Baik, kakak. Apakah kau sudah tau letak kamar mu? Jika belum ijinkan aku untuk memandu. "
"Belum, boleh jika tidak menganggu waktumu."
Elisa beranjak dari sofa, lalu membenahi blazer yang ia pakai. "Jadi mommy tidak perlu khawatir dengan Carol, mom percayakan dia kepada kalian. "
Keempat nya mengangguk serempak.
"Krys, pandu dia. Mom harus pergi dan Carol, "
Carolyn yang sibuk menguyah cookies kembali terpusat pada ibunya. Pipinya menggembung lucu, "ywa mom."
Elisa mengelus surai Carolyn, "sementara ikuti Krystal, mengerti?"
Carolyn hanya mengangguk, biarkan di cap tidak sopan. Dia sedang memuja Cookies enak ini.
Elisa pergi tak lama setelahnya. Kimberly sudah tidak ada di sofa, begitupun dengan Adaline. Krystal sudah berdiri, menunggu Carolyn selesai menguyah.
Arabella dengan sigap memberi air, dan di terima baik oleh Carolyn.
"Ahh, ayo Krystal aku sudah siap."
Krystal mengangguk, mulai melangkah mendahului Carolyn.
"Eitss, tunggu dulu. " Arabella mengentikan langkah keduanya, tangannya segera merangkul pinggang Carolyn.
"Nah, biar aku saja yang memandumu. Krystal sepertinya sibuk," Arabella tersenyum meyakinkan.
"Tapi dia menawarkan diri?" Carolyn berkata sambil berusaha melepaskan tangan Arabella di pinggang nya. Lumayan erat untuk tenaga perempuan remaja.
"Itu tadi, Krystal ada jadwal latihan biola. Ya kan?"
Belum sempat Krystal membalas, Arabella langsung membawa Carolyn dengan cepat.
"hahh" Krystal mengembuskan nafas pasrah. Ia bisa melihat tatapan meminta pertolongan dari Carolyn. Dan apa-apaan cengkraman itu? Arabella benar² berniat meremukkan pinggang Carolyn atau bagaimana?
•
•
•
End of page 3.Sorry guys, part ini lumayan berantakan. Tenang, akan tetap aku revisi kalau waktuku bener² luang. Thank u love 🤍🤍