Manusia yang paling berhak bersamaku pada hari kiamat ialah yang paling banyak membaca sholawat kepadaku. (HR Tirmidzi).
[Jangan lupa follow terlebih dahulu sebelum membaca]
"Ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang bukan mahramnya." (HR. Thobroni dalam Mu'jam Al Kabir 20: 211.
Selamat membaca🙌
***
Saat ini Naqiyyah tengah berada didalam kelasnya, dimana didepan kelas sudah ada dosen laki-laki yang tengah menjelaskan materi tentang mata kuliah kewirausahaan.
Karena bosan Naqiyyah terus saja memutar-mutar pulpen yang ada di tangannya. Dirinya memang berada didalam kelas namun pikirannya entah sedang berada dimana. Teman disebelahnya yang melihat kelakuan Naqiyyah lantas mencolek bahu Naqiyyah.
"Allahu Akbar." Ucap Naqiyyah kaget, ia mengelus dadanya seraya menatap kesal temannya itu.
"Ya Allah, Aisyah gue kaget tau nggak lo, lo pengen gue kena penyakit jantung apa." Ucap Naqiyyah dengan Suara yang kecil namun bisa didengar oleh Aisyah.
Aisyah hanya menyengir kuda, namun tidak terlihat karna wajahnya yang tertutup dengan cadar, namun Naqiyyah bisa tau karna mata Aisyah yang menyipit.
"Lagian dosen lagi ngejelasin bukannya didengar malah ngelamun. Mikirin apasih kamu?" Ujar Aisyah pelan.
"Gapapa, gue laper, pengen makan." Ujar Naqiyyah yang membuat Aisyah refleks menaboknya. Padahal mereka berdua tadi pagi sudah sama-sama sarapan dikantin tapi Naqiyyah sudah lapar saja sedangkan jam baru menunjukkan pukul 09.00.
*****
"Gue udah putus." Celetuk Naqiyyah tiba-tiba. Mendengar penuturan gadis itu kedua sahabatnya yaitu Aisyah dan Aruna, lantas menoleh secepat kilat.
"Alhamdulillah." Ujar Aisyah mengucap syukur.
Berbeda dengan Aisyah, Aruna gadis itu menatap intens sahabatnya itu. Naqiyyah sendiri sudah sering mengatakan hal tersebut namun ternyata itu hanya tipu muslihatnya saja.
"Nggak percaya gue, lo kan sering ngibulin kita berdua." Sahut Aruna yang membuat Naqiyyah mendengus kesal.
"Kamu bohong Naqiyyah? Ingat Naqiyyah bohong itu dosa." Ujar Aisyah mengingatkan Naqiyyah. Sahabatnya itu memang sering kali berbohong, apalagi kata otw dari Naqiyyah. Mereka berdua tidak akan pernah percaya. Karna otw bagi Naqiyyah adalah sama dengan bersiap-siap untuk mandi.
"Iya-iya bohong gue."
Gubrak.
"Astaghfirullah."
Pelaku yang membuat kegaduhan itu lantas tersenyum manis seperti tidak melakukan kesalahan apapun. Ia malah dengan santainya meminum satu persatu minuman yang dimiliki oleh ketiga sahabatnya itu. Dia adalah Faralina.
"Punya siapa nih? gue minta yah." Ujarnya lalu meminum kembali minuman itu.
"Heh, sebelum lo ijin lo udah minum semua punya kita!" Ujar Naqiyyah ngegas, ditambah lagi minuman yang sedang diminum oleh Fara itu adalah miliknya, "Itu punya gue, enak aja lo. Beli sendiri sono." Naqiyyah menarik minuman miliknya itu dengan tidak santai yang membuat Fara mencibir kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi Harus Tahu
Teen Fiction[Usahakan difollow dulu sebelum membaca] "Bumi harus tahu." Bagaimana jadinya jika si cemara bertemu dengan sosok yang penuh dengan luka? Ini adalah kisah dari seorang gadis bernama Naqiyyah Mouna Faradisa. Gadis yang duduk di bangku perkuliahan fak...