Naskah kuno Jawa Barat "Siksa Kanda Karesian" merupakan gambaran masyarakat dan kebudayaan pada masa Prabu Siliwangi, memberikan kilasan keadaan masyarakat Pakuan Padjadjaran pada masa Prabu Siliwangi memerintah kerajaan Padjadjaran yang sangat sarat makna. Membacanya rasanya seperti membayangkan kehidupan jaman dulu. Ada Sanghyang Dasakerta (Sepuluh Sejahtera) untuk menjadi pegangan orang banyak, yang membuat kita berpikir tata tingkah polah kehidupan salah satunya seperti ini.
Dasa Indria terdiri dari Telinga, mata, kulit, lidah, hidung, mulut, tangan, dubur, vagina penis harus ditujukan untuk yang baik agar mendapatkan kemanfaatan, apabila ditujukan kepada yang tidak baik maka akan mendatangkan bencana yang menjuruskan kita mendapat celaka di dasar kenistaan neraka contohnya seperti telinga janganlah mendengarkan apa-apa yang tiada patut didengar, sebab merupakan pintu bencana, telinga harus dipelihara untuk kebaikan tentulah akan mendapatkan keutamaan dari pendengaran.
Dasa perbakti, dalam hidup apa yang dilakukan haruslah dalam rangka berbakti seperti anak berbakti kepada ayah, istri berbakti kepada suami, hamba berbakti kepada majikan; siswa berbakti kepada guru, petani berbakti kepada wado. Pembimbing petani berbakti kepada mantri, mantri berbakti kepada nu nangganan, nu nangganan berbakti kepada mangkubumi, mangkubumi berbakti kepada raja,raja berbakti kepada dewata, dan dewata berbakti kepada hyang.
Selain itu wuku lima pada mahapendeta yaitu Rahasia itu dirasakan dalam bicara, tapa itu dirasakan dalam kelana, duduk itu dirasakan dalam keteguhan, kepastian itu dirasakan dalam kemustahilan, dan kelepasan itu dirasakan dalam memberi tanpa diberi, sadar (eling) tanpa batas. Siksa Kanda Karesian sangat sarat makna, bagaimana tingkah polah manusia diatur agar bijaksana menyatu dengan alam supaya dapat sejahtera hidup maupun batin. Sungguh sangat menarik kehidupan saat itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/334459758-288-k1a6237.jpg)