Bab I. Haru dan Yuki

39 5 0
                                    

Hyagaru hampir mati berkali-kali saat dia menantang Akuma. Sejak teman masa kecilnya itu menjadi Raja Diabolos, dalam satu minggu mereka pasti akan bertarung. Hanya satu alasan mengapa Hyagaru menantang Akuma dalam pertarungan. Itu karena kekasihnya, Yuki Hirai. Apa pun itu, jika berhubungan dengan Yuki maka Hyagaru akan melawan mereka. Entah itu manusia biasa atau Raja Diabolos.

"Aku hampir mati ketakutan melihatmu bersimbah darah di sana. Jantungmu ditusuk. Aku tidak tahu harus melakukan apa selain memberikan ramuan pereda rasa sakit." Yuki mengikat rambut gelombangnya yang panjang untuk mempermudah dirinya membersihkan lumuran darah di tubuh Hyagaru.

Iblis itu menantang Akuma lagi. Entah alasannya apa kali ini. Yuki tidak tahu karena Hyagaru enggan memberitahunya. "Aku takut. Bisakah kau tidak berkelahi dengannya lagi?" Kain diremas cukup kuat. Lalu, dia meletakkannya di atas dada Hyagaru. Mengusapnya dengan lembut, membersihkan darah yang telah mengering. Hyagaru berkedip, menatap Yuki. "Bisa."

"Benarkah?" Yuki tersenyum lebar dan dengan semangat membasuh tubuh Hyagaru. Melihat senyuman itu, Hyagaru tak ingin merusaknya dengan mengatakan "jika dia tidak mengganggumu". Untuk saat ini, dia hanya akan memantau Akuma. Jika kelakuannya berlebihan, dia tidak segan untuk menantang iblis itu lagi. "Aku sudah pulih." Hyagaru bangkit dari tidurnya. Menyingkirkan kain yang membersihkan darah di tubuhnya. "Ayo, jalan-jalan."

"Pulih? Tapi jantungmu—"

"Jantungku sudah sembuh. Rasakan sendiri." Dia menarik tangan putih kekasihnya. Mendekatkan telapak tangan hangat itu ke dadanya. Yuki merasakan detak normal di sana. Saat dia ingin mengangguk, tanpa sengaja matanya bertatapan dengan Hyagaru. Rasa malu segera menghantam wajahnya. Kulit Yuki berubah menjadi merah. Dia menarik tangannya dari dada Hyagaru dan berbalik, memunggungi Diabolos itu. "Kau merasakannya?" tanya Hyagaru. Wajah Yuki masih terasa panas, dia menjawab tanpa menoleh ke arah Hyagaru. "Ya. Jantungmu berdetak normal."

"Normal?" tanya Hyagaru. Mendapatkan pertanyaan balik, Yuki melihat sekilas ke belakang. "Kenapa? Itu tidak normal?" Hyagaru menjawab dengan lantang. "Tentu saja. Jantungku berdetak cepat. Jauh dari kata normal."

"Apa?" Yuki segera berbalik dan menyentuh dada Hyagaru lagi. Telinganya dia dekatkan untuk memastikan keadaan jantung Hyagaru. "Jantungmu berdetak lebih kencang dari sebelumnya." Dari atas kepala Yuki, Hyagaru tersenyum tipis. "Kau terlalu dekat. Jantungku berdetak semakin cepat." Mendengar kalimat itu, telinga Yuki berubah warna. Sekarang bukan hanya wajah, tetapi telinga hingga lehernya memerah karena ucapan Hyagaru.

"Kau! Jangan membuatku takut!"

"Hahaha. Reaksimu lucu."

"Lucu? Kau memang suka membuatku ketakutan."

"Tidak. Jangan marah. Aku bercanda. Lihatkan? Aku sudah sehat. Ayo, keluar. Tidak baik terus berada di hutan." Hyagaru turun dari kasurnya. Sejak dia dan Yuki resmi bersama, Hyagaru membuat sebuah rumah di pinggiran sungai yang ada di Hutan Dalinis untuk mereka tinggali. "Lihat siapa yang berbicara? Kau sendiri yang tidak mau keluar dari hutan ini," sindir Yuki. Hyagaru tertawa kecil dan mengacak-acak rambut Yuki. "Tinggal di sini lebih aman. Kita hanya berjalan-jalan sebentar." Rasa malunya belum hilang akibat digoda oleh Hyagaru dan sekarang lelaki itu mengacak-acak rambutnya. Menambah debaran menyenangkan di hati Yuki.

"Baiklah. Ayo."

✧ ✦ ✧

"Dia manusia?"

"Bukan. Dia Vampire."

"Kau mengenalnya?"

"Yah, sedikit."

Through the Dark Side Story: When Diabolos Fell in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang