Prologue

877 86 9
                                    

PROLOGUE

JEREMY'S P.O.V

"Kau jadi girlfriend saya sajalah." Apa punya offer? Hahahaha.

Perempuan besar nenen yang saya kenal dari club semalam sampai tertapau bawa balik university apartment saya menatap saya dari atas sampai bawah.

"Kenapa pula saya mau jadi girlfriend kau?" Dia jeling saya.

Saya tersenyum jahil.

Saya memang jahil.

"Sebab kau sudah kangkang semalam." HAHAHAHA!

Jeremy, kau setan! Saya mau ketawa bah tu terbahak-bahak, tapi saya tahan sebab termerah muka si besar nenen.

"Kau yang kasi mabuk saya kan?!" Dia berdiri kunun. Mendongak macam si pindik sana. Adeh, lagi geli hati saya mau ketawa.

"Kau yang minum, saya yang salah?" I nearly rolled my eyes at her.
"Kau tau kah saya virgin?!" Tau bah, tsk tsk.

I touched her chin lightly.
"Tau... itulah saya suruh kau jadi girlfriend saya."

Then she swirled in anger, memungut kunun dia her green mini dress. Tau lagi dia bah di mana saya humban her dress masa-masa dalam keghairahan semalam.

Tapi... dia tidak tau di mana benda yang saya sedang memegang di tangan saya sekarang. Hehehehe.

"Siapa nama kau?" Saya tanya. Tsk tsk, mana saya tau siapa nama dia. Masa bertunggang-terbalik di katil 'baby' pun nama juga bah. Hahahaha.

The only thing I know about her now is... she's a Sabahan like me just by her slang.

"Tidak payah kau tau." Okay, gitu kau jawab saya ah.

"Okay." Saya kasi tapuk santut dia di bawah tilam saya.

Saya menahan senyum saya, saya menahan tawa saya sedang dia mencari benda yang saya sudah tapuk.

Sampai saya menggigit bah bibir saya menahan ketawa. Bukan keadaan dia mencari panty dia yang buat saya mau ketawa, tapi tahap kejahilan saya yang buat saya mau ketawa.

Tahan.

Tahan.

Tahan.

Tidak dapat tahan.

"Oi, nenen besar, apa kau cari tu?" HAHAHAHAHA!

Si nenen besar memutarkan tubuh dengan pantas, lantas dia berdiri di depan saya. Sangat-sangat dekat ni sampai macam saya terasa her n*pples made contact with my bare chest.

"Kau panggil saya apa?" Kemarahan memancar di mata dia.

I looked at her closely.

Semalam saya nampak juga dia, tapi sudah dikaburi oleh the alcohol in my blood. So memanglah saya nampak semua perempuan sama saja.

I'm in my 3rd year double degree in architectural design and civil engineering di Monash University sini KL. Dekat-dekat juga sama abang saya si Jerome. Only my youngest brother, Jeremiah decided to continue his studies in Curtin.

Saya meneliti muka ni perempuan si nenen besar.
"Berapa umur kau?"

Okay, macam memucat terus saya rasa.

I'm not a pedophile. I hope I'm not.

Sial punya Vodka! Kalau saya kena tangkap for having sex with an underage girl, dad will cut my balls off and feed it to his K9.

"Why?" Dia tersengih. "Old enough to be your mom."

Fiesty.

"I'm not joking." Ya, saya serious ni sekarang.

Once Upon A BreakupWhere stories live. Discover now