"Selamat atas film barumu, Stephie! I'm so proud of you!" Wanita berambut cokelat itu berujar heboh sembari memeluk wanita lain dengan rambut hitamnya yang baru saja dipanggilnya Stephie itu.
Sedangkan si empunya nama, Stephie balas memberikan pelukan erat kepada wanita berambut cokelat yang tidak lain adalah sahabatnya ini "Terima kasih sudah mau datang, Jessi. Padahal kau harus pergi ke Paris besok, tapi kau menyempatkan diri untuk datang kesini!"
Si wanita berambut cokelat, Jessi mendengar dan mendorong pelan sahabatnya, Stephie itu. Terdengar sangat terganggu dengan ucapan Stephie, "Say that such thing one more time and you'll be dead on my hand!"
Si rambut hitam, Stephie akhirnya terkekeh pelan. Kemudian melanjutkan senyuman lebarnya hingga membuat mata cokelat sipitnya membentuk eye smile yang cantik, "I love you, anyway!"
"Oh, kau hanya mencintai Jessi, Stephie? Bagaimana dengan aku?" Suara lain yang menyela dua sahabat itu membuat keduanya serempak menoleh. Stephie yang sudah tersenyum makin melebarkan senyumannya ketika melihat si empunya suara.
"Titania! Kau datang!" Stephie berseru tertahan melihat sahabatnya yang lain, Titania memunculkan diri di tengah keramaian ini. Wajahnya yang sudah ceria semakin terlihat bersinar ketika manik cokelatnya menemukan sosok jangkung lain dibalik tubuh Titania yang kecil, "Josephine baby!"
Setelahnya ia langsung melangkah menjauhi Jessica tanpa pamit. Membuat wanita berambut cokelat itu memutar bola matanya malas sembari tidak lupa untuk menggerutu dengan kehadiran Hartanto bersaudara yang mengalihkan perhatian Stephie darinya.
"I miss u so much!" Titania berujar memeluk sahabatnya erat. Melampiaskan kerinduan karena jadwal wanita itu, juga dirinya yang sering sekali bolak balik ke luar negeri untuk pekerjaannya dan menjadikan kegiatan mereka menjadi sangat padat. Hingga bahkan untuk saling bertemu saja, akan selalu ada halangan yang membentang diantara mereka berdua.
"Kangen Tania!" Stephie balas berseru dan menggoyangkan pelukan mereka berdua. Membuat keduanya tergelak sebelum akhirnya melepaskan pelukan mereka.
"Baby Jose!" Stephie mengalihkan pandangannya kearah Josephine yang balas tersenyum lembut. Gadis kalem itu kemudian maju dan memberikan pelukan hangat kepada sahabat sang Kakak yang sekaligus juga merupakan sahabatnya itu.
"J kangen Kak Stephie! Sebulan ini rumah sakit sangat penuh, J susah untuk dapat cuti!" Gadis manis itu menggerutu dan mengundang tawa cerah dari Stephie. Mata wanita itu semakin menyipit karena tawanya yang semakin lebar.
"Kakak juga kangen sama Baby Jose yang menggemaskan ini!" Stephie berujar heboh sembari mencubit gemas pipi Josephine yang hanya bisa merengek dan mengelak.
"Tania," Stephie berujar dan membuat si empunya nama menoleh, "Iya?"
"Nina dan Kim akan datang atau tidak? Mereka belum memberi jawaban apapun sejak semalam," Stephie bertanya dan membuat Titania mengendikkan bahunya.
"Tidak tahu, jarang sekali Nina tidak membuka pesannya. Kalau Kim jangan ditanya lagi. Semoga saja dia ingat untuk datang," balas Titania yang membuat Stephie tertawa kecil. Meski dalam hatinya sangat berharap sahabatnya dapat datang di premiere film barunya ini.
"Mereka tidak bisa datang," sebuah suara datang diiringi dengan seorang wanita bertubuh tinggi semampai yang melangkah mendekati Stephie dan sahabatnya.
Yang membuat wanita itu lagi-lagi memekik tertahan melihat kehadiran si empunya suara, "Claire!"
"Selamat atas film barumu, Stephie!" Claire memberikan sahabatnya pelukan dan membuat tubuh Stephie yang lebih pendek dari dirinya seakan tenggelam. Walau wanita itu bahkan sudah memakai heels untuk menunjang penampilannya, tetap saja Claire dengan tinggi 175 cm itu bukanlah tandingan Stephie yang hanya setinggi 163 cm.
"Dan ya, si kembar itu sudah pasti tidak bisa datang. Nina mengirim pesan kalau Hartanto perlu untuk rapat penting para pemegang saham," terang Claire membuat mereka mengangguk paham. Kecuali satu manusia yang seketika langsung ditatap oleh Stephie.
"Tania! You shouldn't be here, then! Josephine juga harus pergi! Ini rapat penting!" Stephie berujar menegur kakak beradik penyandang marga Hartanto yang masih saja berada di sini.
"Itu tidak terlalu penting, Kak Stephie!"
"Aku sudah mengirimkan sekretarisku untuk mengikuti rapat itu, Stephie. Kau tidak perlu khawatir!"
Jawaban dari Josephine dan Titania itu membuat Stephanie menggelengkan kepalanya sembari alisnya yang berkerut, "Kalau ini tidak penting pasti Kim dan Nina bisa datang kemari, you dumb! Cepat pergi atau aku akan marah kepada kalian!"
"At least let us watch your movie, Stephie! Kita sudah disini," Titania berujar dengan menunjukkan ekspresi melasnya kepada Stephie yang lagi-lagi masih dengan tegas menggelengkan kepalanya.
"No, Tania. We've talked about this, family first! Dan keluargamu tidak akan mengadakan pertemuan pemegang saham seperti sekarang ketika tidak ada hal penting untuk dibicarakan. Dan lagi, aku tidak suka ketika kamu tidak bertanggung jawab seperti ini, Tania! Dan Baby J, jangan ikuti apa yang dilakukan kakakmu! Pergi ke perusahaan dan hadirin rapat itu," Stephie berujar tegas dan melangkah dengan Jessi di gandengannya meninggalkan Hartanto bersaudara itu bersama dengan Claire.
Membuat Titania tidak punya pilihan selain kemauan sahabatnya, atau wanita itu akan mengamuk dan mogok bicara. Namun menyempatkan diri untuk menatap sengit dan sinis Claire yang tanpa merasa bersalah di sampingnya, "Yah, kau! Lihat lain kali!"
Setelah memberikan peringatan dengan sinis, Titania melangkah pergi, meninggalkan Claire kali ini berdua saja dengan Josephine, "Kak Claire! Kenapa harus bilang kalau ada rapat! J ingin lihat film baru Kak Stephie!"
Setelah merengek untuk mengeluarkan kekesalannya kepada Claire, bungsu Hartanto itu melangkah pergi dengan wajah kesal dan meninggalkan Claire sendirian.
"Aish, that Hartanto!" gumamnya kesal karena menjadi tersangka yang disalahkan oleh duo Hartanto menyebalkan itu.
"Congratulations, Steph!" Claire berujar dan memeluk Stephie. Membuat si empunya film balas memeluk Claire dan berujar terima kasih sudah datang di premiere film barunya.
"Kenapa terlambat?" Stephie merajuk dan melepaskan pelukan mereka. Menampilkan wajah kesalnya kepada Claire yang terkekeh.
"Traffic, babe. Semua orang sepertinya sangat antusias untuk menonton film yang kau bintang, that's why jalanan menjadi sangat penuh," gurau Claire yang membuat Stephie tertawa renyah dan memukul bahu wanita yang jauh lebih tinggi darinya itu.
[O]

YOU ARE READING
Some Wounds Aren't Meant To Healed
ChickLitBagi orang lain, luka perlu untuk disembuhkan. Dicari penawarnya dan dihapus akar penyebabnya. Tapi, bagi Stephanie Cecilia Raharja, atau yang akrab disapa Stephie, luka adalah teman. Satu satunya yang bisa menjadikan keberadaannya seperti dianggap...