Chapter 1

287 10 0
                                    

Author Pov

pagi itu cerah sekali sinar matahari seperti pertanda bahwa waktunya kegiatan yang melelahkan akan dimulai

~~Tok-tok tok suara pintu di ketuk

Eomma Chae " yaaa ampun chae ini udah jam 7  apa kamu gak mau bangun? Cepat!!pergi dan bersiap siap eomma dan appa sudah menunggumu di bahwa dan segeralah sarapan" suara eomma yang sudah di ujung kesabaran kenapa aku bisa telat seperti ini sii arggh gara gara minum kopi di tengah malam sial..

Chae " Iya eomma aku akan bersiap-siap tunggu sebentarr"

Appa " appa tidak bisa menunggu chae kau berangkat naik bus saja atau bawa motor yang sudah appa belikan"

memang benar aku begitu malas membawa kendaraan pribadi ke sekolah karena bagiku hanya membuang tenaga saja padahal teman temanku membawa kendaraan pribadi sendiri sulit memang mengerti moodku

Chae " tunggu sebentar saja appa aku sudah memakai baju" teriakku kepada appa

Eomma " sebentar saja sayang chae akan segera siap dan aku akan menyiapkan sarapannya" kataku kepada suamiku

Appa " Huffttt Baiklah ingat chae hanya lima menit" teriakku kepada chae karena kalau tidak di ancam sama waktu dia akan lama sekali bersiapnya

Chae " Jahhh aku sudah siap appa" jurus cengirku aku keluarkan biar appa sedikit tidak marah

Appa " Kauu ini!! cepatlah appa sudah terlambat untung saja jarak sekolahmu tidak terlalu jauh, appa peringatkan untuk besok dan seterusnya kau bawa motormu sendiri, sarapanmu sudah dibuatkan?" Peringatkanku kepada chae kalau anak ini terus terus an menumpang aku akan banyak ketinggalan metting penting pagi hari karena menunggunya

Chae " arraso appa aku akan mandiri besok pagi" sesalku ke appa

Di dalam mobil hanya ada keheningan antara aku dan appa baru pertama kali ini aku merasa takut karena appa memperingatiku dengan perkataan yang serius karna sebelumnya appa selalu memaklumi apapun tindakanku,  mungkin appa banyak meninggalkan metting penting hanya karena kelalaianku ku tarik pandanganku ke arah jalan dan terus menatap sibuknya kota seoul memang benar aku ini aneh dan tidak logis hanya karena malas membawa kendaraan dan berujung perang dingin dengan appa

Appa" appa tidak bermaksud membentakmu di pagi hari ini cobalah mengerti dan belajar sedikit mandiri kau bisa melawan rasa takut itu" kataku pada chae

Chae " iya appa chae tidak sejauh itu mengangap appa marah, appa benar chae harus melawan rasa takut itu dan chae minta maff kalau chae merepotkan appa terus" pandanganku melemah aku sadar sungguh perasaan ini membebani aku dan sekitarku

Saat sampai di area parkir aku mengatakan kepada appa kalau aku akan pulang naik bus dan sedikit telat karena tugas kelompok yang akan aku kerjakan di sore hari, sungguh sangat melelahkan pagi ini saat aku melihat jam arlojiku menunjukan jam 7.10 pasti aku akan kena hukuman

Bughh ~~~

Argghh ¡¿¿
"disaat bersamaaan aku terjatuh, kulihat perempuan yang cukup asing di mataku"

Karena moodku sudah hancur pagi ini kutinggalkan saja dia kurasa ini bukan salahku

Mina " kau tidak punya mata? setidaknya ini salahmu sudah tau telat tapi tidak hati hati ". kesalku

Chae " kau yang buta kau tidak melihat aku mempunyai dua mata ini" balasku dengan nada sedikit penekanan dan terdengar dingin

Mina " matamu yang buta sudah tau sepatumu talinya lepas dan tidak berhati hati malah jadi mencelakai orang lain". balasku tidak terima karena dia sudah berkata aku yang buta

Ku arahkan pandanganku dan ternyata benar apa kata gadis itu karena tali sepatuku yang terlepas menjadi malapekata untuk kita berdua karena aku sudah terciduk salah dalam berkata ku mundurkan langkahku dan berjalan dengan cepat untuk menghindarinyaa

Chae "siall ternyata aku yang salah" gerutuku sendiri

Mina " Yaak!! Anddelyo? Minta maff bukan aku yang buta! Kau yang buta". teriaknya yang terdengar frustasi

Mina Pov

Di senin pagi ini aku memulai kegiatan yang akan terasa asing seperti biasanya, yang aku khawatirkan di tempat baru dan asing ini aku akan merasakan  kesepian karna tidak mempunyai teman yang kukenal.
Aku sudah tiba di negri gingseng ini seminggu yang lalu karna banyak persiapan yang aku akan lakukan baru minggu ini aku memasuki lingkungan yang akan aku tempati selama enam bulan kedepan, soal bahasa aku sudah mempelajarinya sebelum tiba karena ayahku yang berkata 1 tahun yang lalu aku akan pindah dan menetap selama ayah berdinas di sini
Karna aku anak baru aku harus menunggu bel masuk sungguh aku sangat gugup nantinya harus berinteraksi yang akan banyak perbedaan di lingkungan sekolah ini, mungkin dengan cara berjalan-jalan sedikit mengelilingi sekolah itu akan mengurangi rasa gugupku.
Pandanganku begitu serius melihat isi-isi manding yang memperlihatkan kegiatan sekolah ini  cukup menyenangkan pikirku, sampai di ujung tangga aku melihat papan kecil yang bertuliskan XII IPA/IPS baru satu langkah aku berjalan... seperti ada yang menubrukku dari belakang

Mina " kau tidak punya mata? setidaknya ini salahmu sudah tau telat tapi tidak berhati hati ". kesalku

Chae " kau yang buta, kau tidak melihat aku mempunyai dua mata ini" balasku dengan nada sedikit penekanan dan terdengar dingin

Sudah tau laki-laki itu yang salah mengapa dia berkata aku yang buta? apa serumit itu meminta maff dan mengakui kalau krna kelalain dia kita berdua hampir saja terluka
Sungguh sangat menyebalkan orang dingin ini karna aku tidak terima dia mengatakan aku yang buta aku berkata dengan nada yang sedikit meninggi

Mina " matamu yang buta sudah tau sepatumu talinya lepas dan tidak berhati hati malah jadi mencelakai orang lain". balasku tidak terima karena dia sudah berkata aku yang buta

Pandangannya mengarah ke tali yang terlepas tigas detik kemudian aku mendengar kata umpatan yang sedikit aku pahami tidak jauh dari itu dia memundurkan langkahnya dan pergi begitu saja apa orang ini mempunyai hati?. Setidaknya lihatlah aku yang sudah terjatuh di lantai karna ulahnya tapi dengan rasa tenang dan dinginnya dia pergi begitu saja

Chae "siall ternyata aku yang salah" gerutunya yang aku dengar samar-samar

Mina " Yaak!! Anddelyo? Minta maff bukan aku yang buta! Kau yang buta". teriakku yang terdengar frustasi

Kau setuju bukan? dengan cara kita merminta maff adalah cara kita menghargai satu sama lain dan meminta maff itu cara kita berekspresi dengan lawan bicara, bagaimana ada manusia yang sekeras itu? Meminta maff saja terlihat susah. Apa dia gengsi? ahh sudahlah mungkin nanti di lain waktu aku akan membalasnya

(Author " jangan berantem nanti jodoh baru tau rasa 🤭")

Mina " untung sifat ayahku yang penyabar aku turunkan coba kalau tidak sudah ku tarik rambut itu". kesalku

Suara bel itu sudah tak kudengar lagi langkahku aku percepat karna aku akan memasuki ruangan kelas 12 mipa 2  sesuai arahan yang appa aku katakan tadi pagi di meja makan.
Hari pertama yang sangat menyebalkan tapi hatiku terasa menghangat karna sekolah ini sungguh tertib dan sesuai yang aku mau, karna bagiku itu lingkungan dulu yang akan membentuk karakter setiap siswa/i kecuali 'si buta itu',  baru pergaulan yang masing-masing orang pilih.

Disinilah langkahku berhenti di depan mataku terlihat angka yang sesuai appa katakan tadi pagi baru ingin mengucapkan sapaan ada suara yang terdengar lebih dewasa aku bisa menebak kalau orang itu perempuan yang sangat rapih dan berwibawa dan dia mengatakan

seonsaengnim " chogiyo?? kau murid baru yang bernama Myoui Mina?. Ucapnya

Mina " aahh nde seonsaengnim" tundukku sedikit membungkuk karna ingin sedikit lebih sopan kepadanya.

seonsaengnim " baiklah mina-ssi mari kita masuk" ucapnya

hai haiiii para readers aku minta maff ya kalau cerita ini cuman sedikit maklum yakan aku baru bikin cerita yang banyak typonya dimana mana soo kalian jangan pada bosen yaaakk

Jangan lupaa vote ♡♡ gratisss tauu

Jangan Disangkal Terus Nanti Jatuh Cinta (Michaeng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang