Kepada pemilik rindu yang hadir tanpa ragu
Kemarilah, bawa aku bersamamu
Menyusuri sinar mentari hingga hilang dari aksa
Menyapa semilir angin dibawah langit adiwarnaEngkau mengulurkan jemari tangan padaku
Mengisyaratkan bahwa kita akan beranjak pergi
Bunga dikananmu membawaku kepada kenangan awal kita berjumpa
Hari baru, sebagai simbol awal perjalanan iniDetik demi detik
Langkah kita semakin perlahan
Ada rasa dimana tak ingin disudahi begitu sajaSemilir angin kian menerpa wajahku yang tak luput dari senyum
Seakan memberi tanda bahwa sang empunya memang bahagia
Rona senja akhirnya tiba
"Cantik, seperti kamu", katamu.Memang benar aku tersipu dibuatnya
Bunga lily putih yang kamu bawa adalah bunga favoritku
Bunga pertama yang aku lihat di toko bunga saat itu
Konon melambangkan ketulusanSudah berapa lama kita berbincang di tepi pantai ini?
Lihatlah benar apa kataku cahaya rembulan itu sama denganmu
Indah untuk dipandangKilauan cahaya rembulan memberikan ketenangan atma
Sejenak kembali berdiam untuk merenung
Hingga air mata tak terbendung
Aku mendekapmu.. erat...begitu erat.Kepada pemilik rindu yang tengah bersamaku
Biarkan aku berlari, berteduh, bercengkrama
Denganmu.Senandung nada suaramu membuatku terhanyut
Genggaman pun semakin erat
Tenanglah biarkan waktu habis saat ini
Agar dikemudian hari ada kata rindu lagiKepada pemilik rindu
Biarkan rasa ini mengikuti alur
Bagaimana sang empunya merasakan apa itu ketulusan
Sama seperti makna bunga yang telah diberikanKita saling menerima
Melangkah sesuai irama pada atma
Saling mempertahankan rasa cinta dalam kalbu
Hingga abadi, kita abadiDua insan memberanikan diri untuk kembali berpisah
Untuk kesekian kalinya ada lambaian tangan
Tangisan, terisak
"Sampai jumpa, kamu abadi dalam jiwa", katamu.Kepada pemilik rindu yang datang tanpa ragu
Aku selalu menitipkan rasa ini pada doa
Pada nabastala itu
Suatu saat nanti akan kembali datang kebahagiaan kita
Aku dan kamu.•yls
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Senja
Poetryhai, aku adalah seseorang yang tidak pandai untuk banyak berbicara.