6. Love Again

326 41 3
                                    

••


"Jadi? Kita harus menjual apa?" tanya Chenle pasrah. Ia mendengus kesal karena sedari tadi idenya tak disetujui oleh Mark maupun Jaemin.

"Eum.. Apakah kita harus menjual sesuatu?" itu Mark, sedari tadi ia berfikir dan hanya itu yang bisa ia dapatkan dari otaknya. Hal itu cukup membuat Jisung tak habis pikir.

"Kau pikir kita akan menjual apa huh?!" Jisung menyela, padahal ide Mark cukup bagus untuk ikut dalam perayaan hari ulang tahun kampus mereka.

"Memang kau punya ide?" tanya Chenle meremehkan, dia tahu seorang Park Jisung tidak akan menyuarakan pendapat dan hanya akan mengoceh saja.

"Hehe.." Jisung meringis malu sambil menggaruk tengkuknya, "Sepertinya itu ide yang bagus."

"Aku setuju. Jika kita bisa menjual barang-barang yang tidak kita gunakan lagi itu akan menguntungkan buat kita." Jaemin bersuara setelah sekian lama diam.

"Memang kau punya barang apa? Aku tidak yakin kau punya barang." Mark mendengus pelan. Pasalnya semua barang yang sudah digunakan oleh Jaemin tidak akan bertahan lama. Istilahnya, hanya sekali pakai, setelahnya akan dibuang atau diberikan pada orang lain. Maklum anak tunggal kaya raya.

Jaemin terkekeh pelan, sebenarnya dia juga tidak yakin jika harus menjual barang. Meskipun kamarnya penuh, percayalah, kamar Jaemin itu penuh dengan baju dan sisa makanan. Agak sedikit heran juga karena dia anak orang kaya tapi hanya tinggal di kondominium minimalis. Hemat katanya.

"Bagaimana jika kita menjual makanan?" usul Jisung tiba-tiba, otaknya sedikit berguna ternyata.

"Makanan? Pisang?"

"Tidak. Membosankan. Sosis saja? Sosis bakar! Sosis dengan ukuran kecil sedang dan jumbo!" seru Mark yang langsung disetujui oleh ketiga kawannya.

"Tapi, apakah itu laku?" tanya Chenle ragu-ragu. Pasalnya itu sosis, tak ada yang istimewa.

"Tenang saja kawanku, kau punya teman tampan yang bisa diandalkan! Dengan ketampananku aku yakin bisa menarik lebih banyak gadis-gadis untuk beli di kios kita." ujar Jisung percaya diri.

Baiklah, anggap saja iya. Jisung tampan dan menawan. Pasti akan banyak gadis-gadis yang mampir. Itu sangat menguntungkan.

Tapi, saat waktu perayaan tiba, kios mereka sepi. Para gadis lebih memilih kios tempat Jaehyun. Dimana mereka bisa bebas difoto oleh lelaki tampan itu dan bonus nomor id linenya. Siapa yang ingin menolak jika diiming-imingi nomor pria paling tampan di kampus? Jawabannya tidak ada.

Namun, tidak mau kalah saing. Jisung mencoba cara terakhir yang terlintas di otaknya. Yaitu,

"Teman-teman sekalian..!! Belilah sosis di kios kami!! Hanya dengan banyar 100.000 kalian akan mendapat bonus gratis satu kecupan dipipi kami!! Ayo!! Datanglah!!"

Sepi.

Masih sepi. Chenle memutar bola matanya tajam ke arah Jisung selaku pemberi ide.

"Apa kau seyakin itu temanku?"

"Lihat saja.." Jisung tersenyum mendapati beberapa gadis cantik mulai berdatangan.

"Aku ingin membeli 500.000 sosis. Itu berarti aku akan mendapat lima kali kesempatan untuk menciummu kan?"

Chenle melotot tak percaya, tapi itu benar-benar berfungsi. "Kau bisa mencium temanku yang ini." dia menarik Jisung, dan tentu saja para gadis itu berteriak histeris. Kapan lagi bisa mencium pipi mulus milik Park Jisung hanya dengan membayar 100.000 coba?

Theory of Love ( JiChen ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang