Hari sudah malam, dan jam sudah menunjukan angka delapan lewat lima belas menit. Namjoon masuk ke dorm dengan wajah yang masih pucat. Ia langsung menuju kamar karena member sepertinya berada di kamar masing-masing.
“Semoga setelah cuci darah, tubuhku kembali sehat agar bisa ikut konser. Setelah itu, apa pun yang terjadi padaku, aku akan berusaha menerimanya, Tuhan.” tuturnya, pasrah mengenai hidupnya.
“Sekarang, dengan waktu yang kau punya. Kau harus selesaikan pekerjaan dan tanggung jawabmu, Kim Namjoon,” ia mengingatkan diri sendiri untuk bertanggung jawab.
Sambil berbaring, ia mendengarkan musik secara asal yang diputar lewat aplikasi musik, dan pendengarannya merespons suara yang menurutnya cocok untuk lagu wild flower.
“Siapa pemilik suara ini?” Ia langsung melihat layar ponsel dan menemukan nama pemilik suara itu.
“Youjeen,” gumamnya setelah tahu nama penyanyi dari lagu someday yang sedang didengarkan. “Suara ini yang ku cari untuk berkolaborasi dengan ku.”
Tanpa pikir panjang, ia mengirim pesan ke manajer untuk minta bantuan agar mencari tahu tentang Youjeen sekaligus memberitahu alasannya.
“Semoga saja Youjeen sunbae mau berkolaborasi dengan ku,” ujarnya dengan harapan besar.
Senyum terukir dari bibir yang tipis dan melengkung, membentuk kurva yang lembut dan menawan. Bibir atasnya yang tipis dan bibir bawahnya yang sedikit lebih tebal, menciptakan kontras yang menarik dan membuat senyumnya semakin mempesona kala membaca balasan dari manajer akan membantunya. Namun, senyum itu langsung hilang ketika ingat belum memberi judul untuk lagu yang sudah dibuat.
“Aku harus kerja selagi masih bisa melihat,” katanya sambil turun dari tempat tidur, lalu duduk dibangku dan mengambil buku catakan lagu. Ia membuka dan membaca liriknya berulang kali. Bukan judul yang ia temukan, melainkan malah menemukan lirik yang cocok untuk dinyanyikan oleh member.
“Sudah dibagi sesuai vokal Bangtan, tapi aku masih belum menemukan judul yang cocok,” katanya sambil berpikir. Ia memukul kepalanya karena merasa pusing sambil berkata, “ Aku hanya berpikir sedikit, tapi kenapa rasanya seolah aku sedang memikirkan sesuatu yang berat?”
Namjoon kembali serius membaca lirik dan mencerna arti dan makna lagunya.
“Lagu ini menggambarkan perasaan sedih dan rindu yang masih terasa meskipun musim telah berubah. Musim semi yang biasanya identik dengan kebahagiaan dan kehidupan baru, dalam lagu ini menjadi simbol dari kenangan dan kerinduan yang masih terasa,” Katanya, lalu diam dengan mata memejam. “Perasaan sedih, kenangan, musim telah berubah,” gumamnya, lalu membuka mata ketika menemukan judul yang tepat.
“Spring Day. Ya, judul yang cocok untuk lagu ini adalah Spring Day,” dengan tersenyum, ia menulis judul dari lirik yang sudah ia bagi untuk dinyanyikan sesuai vokal bangtan.
“Akhirnya, selesai juga!” serunya karena terlalu senang. “Kedua lagu yang kubuat bisa menjadi kenangan untuk Bangtan dan Army. Mungkin, kedua lagu ini adalah ciptaan terakhir dari seorang Kim Namjoon,” tambahnya, lalu menarik napas panjang dengan mata berkaca-kaca ketika mengingat bahwa ia sedang sekarat dan tidak tahu sampai kapan ia hidup di dunia.
Sang leader melihat jam yang sudah menunjukan jam sepuluh malam, tetapi belum merasa ngantuk.
“Lagu sudah selesai ku buat, besok juga hari libur. Hmm … main game sepertinya asyik. Sudah lama tidak main dengan member. Coba kirim pesan di grup, siapa tahu ada yang mau main game. Kalau mereka mau, aku bisa bermain sebentar hanya untuk bersenang-senang dengan mereka.”
Namjoon mengetik pesan untuk di kirim ke grup chat Bangtan. Namun tidak ada yang menanggapi, dan dia kembali mengirim pesan sambil menunggu balasan dari member.

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Okay. (Sudah Terbit ✔)
Fiksi PenggemarDi balik senyumku, aku menyembunyikan rasa sakit yang tak terucapkan. (Kim Namjoon) Idol life, drama idol.