"aku selalu berharap bahwa ini semua hanya mimpi buruk saja, aku lelah terus terusan di tampar oleh kenyataan yang aku saja tidak menginginkannya."
-Desya Lyara Agatha
Tentang luka
------------
"pokoknya lo pacar gue, gak ada penolakan." Desya terkejut dengan apa yang di ucapkan Bintang. Wajahnya memerah layaknya tomat segar, Bahagia Dan malu itu bercampur menjadi satu. Di hadapan banyak orang Bintang mengatakan hal yang sebelumnya belum pernah Desya pikirkan.
Apakah ia beruntung? Mungkin semua orang akan menganggap begitu. Menjadi seorang kekasih dari seorang lelaki nomor satu di sekolah.
-------------
"lo kebahagiaan gue, sya!. Gue Janji gak bakalan ninggalin lo, gue Janji bakalan selalu jagain lo, gue gak mau lo terluka apalagi sampe netesin air mata. Biarin dunia mempermainkan lo seenaknya, karena lo tetep bakalan jadi punya gue, Sya."
-----------
"selalu jadi Bulan untuk Bintang ya, Sya." Bintang menatap langit malam yang begitu indah di hiasi beribu Kartika yang berkelap kelip itu, bulan juga menampakkan sinar nya. Malam itu, Desya seolah menjadi wanita yang paling bahagia di dunia.
"Dan Jadilah Bintang untuk Bulan yang selalu menemani kala kelam menyapa malam." ucap Desya, tangan nya di genggam erat oleh Bintang.
----------
"pake jaket punya aku, Sya. Aku takut kamu nanti sakit"
----------
"aku anter kamu pulang, ya! Aku gak mau bidadari aku kenapa Napa."
~~lukisansenja~~
Desya. Gadis itu hanya bisa diam menahan sesak yang menyerang Dada nya. Melihat kebersamaan lelaki yang sangat ia cintai berdua bersama dengan wanita lain. Desya lelah, ia sangat lelah dengan pacarnya itu. Mengapa Bintang tega mempermainkan nya seperti boneka? Semenjak kedatangan Rana yang merupakan sepupu dari Bintang, Desya seolah benar benar di jauhkan dari segala hal tentang Bintang.
Desya tak kuat jika harus ber lama lama menyaksikan setiap adegan suap suapan yang Rana dan Bintang lakukan di kantin sekolah. Desya memilih untuk pergi dari Sana. Ia pergi menuju taman. Disana Desya melihat seorang lelaki yang sangat ia kenal. Sahabatnya. Bisa di bilang seperti itulah hubungan nya dengan lelaki yang kini sedang duduk selonjoran di atas rumput.
Kedatangan Desya mengalihkan pikiran Juna. Lelaki itu sekilas mendongak melihat siapa yang datang, sementara Desya langsung duduk bersebelahan dengan Juna.
"kenapa lagi, Sya?." Tanya Juna.
Desya menari nafas panjang dan menghembuskan nya perlahan sebelum akhirnya ia menjawab. "gak tau, Na. Gue bingung. Antara harus mempertahankan hal yang bikin gue sakit, atau merelakan hal yang juga bikin gue sakit." jelas Desya.
Juna tau bahwa Desya sangat mencintai Bintang. Tapi apalah daya, Gadis itu terlalu buta akan cintanya kepada Bintang hingga ia rela merasakan sakit di setiap hari nya hanya karena Bintang. Terkadang Juna berfikir, mengapa bisa bisanya Desya masih tetap bertahan? Apakah Bintang se-spesial itu di Hidup nya?
KAMU SEDANG MEMBACA
LUKISAN SENJA
Teen Fiction"senja saja datang memberi warna, lalu mengapa kedatanganku malah menjadi malapetaka?." "aku ingin menjadi senja dengan warna jingganya, namun langit selalu memberikan warna abu abunya untukku." "aku ingin menjadi senja, tetapi untuk selamanya." ...