Leap of Faith - [Collapsed]Kerumunan wartawan dari media lokal maupun internasional memadati bandara Incheon, bersiap dengan jepretan kamera juga lontaran pertanyaan yang terkadang tak tahu etika. Beberapa menunggu dengan gelisah, terus-menerus arahkan atensi mereka pada pintu kedatangan luar negeri. Mereka tampak seperti tengah menanti-nantikan sasaran empuk untuk ditulis dalam portal berita utama. Terlihat jelas dahaga di sorot mata mereka, berlomba-lomba menjadi yang pertama.
Maka ketika yang ditunggu-tunggu menampakkan batang hidungnya dari arah pintu kedatangan, seakan diberi perintah sama, seluruh wartawan mulai berlarian menuju satu tuju. Tak ada lagi sopan santun atau etika, tanpa malu-malu menodongkan alat perekam dan tanpa ragu mengambil gambar dalam jepretan cahaya yang menyilaukan mata.
Jeno merapatkan hoodie abu-abunya, membiarkan fabrik kebesaran itu menelan wajah piasnya. Di balik lengan panjang, Jeno bisa rasakan tangannya yang gemetar. Refleks ia menggeser tubuhnya lebih dekat dengan sang manager, Jaemin. Sementara Jaemin berusaha memasang ekspresi tenang dan sedatar mungkin meskipun jantungnya bertalu tak menentu. Ia berusaha melihat keadaan Jeno di sisinya, benar-benar khawatir di saat pemuda Lee itu terus merunduk dalam. Jika bisa, ingin ia genggam tangan dingin itu, menghalau segala kalut dan takut.
"Lee Jeno, bagaimana tanggapan Anda tentang berita yang beredar? Apa benar kalian punya hubungan istimewa?" tanya salah satu wartawan, berusaha mengikis jarak tersisa meski barisan bodyguard sudah semaksimal mungkin melakukan penjagaan ketat.
"Jeno! Jeno tolong beri tanggapan. Apa Anda tak peduli dengan ucapan penggemar? Apa Anda tak memikirkan fanbase Anda?"
"Na Jaemin-ssi, apa benar kalian berpacaran? Apa benar hubungan kalian lebih dari sebatas profesional?"
"Apa benar Jeno bisa di posisi sekarang karena Anda membantunya lewat jalur dalam? Apa benar Anda tak peduli dengan artis lain dalam naungan Anda?"
Rentetan pertanyaan membombardir tanpa jeda dan mereka tetap diam seribu bahasa. Sudah perintah dari agensi untuk tidak mengklarifikasi apapun dan Jaemin hanya bisa menuruti sebagai salah satu bentuk damage control.
Jaemin tak peduli. Ia tak peduli seandainya setelah ini akan lebih banyak berita simpang siur dan menjurus yang akan media tulis tentang mereka. Tanpa pikir panjang, Jaemin rengkuh pundak Jeno, membawa sang idola berlindung dalam lingkupan lengannya. Jaemin akan lakukan apapun. He will do anything to protect Jeno, the idol under his care and his lover as well.
Jaemin mempercepat langkahnya, menuntun Jeno untuk mengikuti ritme kakinya. Pintu keluar sudah di batas pandang dan Jaemin akan memastikan Jeno tak luput dari genggamannya.
Sekian menit pertanyaan masih bertubi-tubi.
"Jaemin, apa benar Anda selalu memberikan pekerjaan apapun hanya untuk Jeno? Mengabaikan aktivitas artis lainnya hanya karena Jeno kekasih Anda?"
"Jeno, apa benar Anda sengaja menggoda manager Anda untuk mendapatkan job lebih banyak?"
Dan masih banyak lagi tudingan-tudingan tak berdasar.
Bising. Rasanya bising sekali. Jeno tak tahan lagi.
Jika hidup harus ramai tapi tiada damai, Jeno tak mau lagi berjalan di lingkaran yang sama lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Leap of Faith | jaemjen
Fanfictionketika affair hubungan mereka meledak ke media, Jaemin berusaha melakukan apa saja untuk melindungi Jeno, idola di bawah naungannya sekaligus kekasihnya idol jeno x manager jaemin -; bxb -; jaemjen