Semua sudah berada asrama, Ada yang menangis Ada juga yang membereskan barang sambil sedikit menbantingnya.
Yang menangis ada Azfa dan Dini
Dan yang membanting barang adalah Asy dan Nata
"Kesel bat gue, cuma ngerayain ultah doang eh pake dipindahin" Dhira yang sedang berbaring dikasurnya sambil menutup kedua matanya dengan tangannya.
"Udah, mending kita jalanin apa yang udah dikasih sama Allah" ucap Etha sembari menenangkan Dini.
"Huaaaaa, nanti kalo Azfa gabisa sama pembelajaran disana kayak apa" Azfa tersaja berbicara seperti itu, ia juga takut jika dirinya akan pisah kamar dengan Lia dan yang lain.
"Stttt, jangan gitu fa.. Fafa bisa kok menyesuaikan diri lagi" tenang Lia.
"Oh iya, dipesantren sana, kita bakal pisah kamar semua" ucap Lia yang langsung mendapatkan sorot mata dari semua.
"Tuh kan, gini nih, yang gue gasuka"
"Iya, nanti asrama PBA dan asrama PTA bakal beda. Kak Etha juga bakal beda karena Kakak tingkat kita" lanjut Lia.
"Yahhh gaasik bat" Dini yang sudah mulai tenang kembali merasa bersalah.
"Maaf..semua gara-gara gue ultah, kalo gue ga ultah pasti kalian ga gini" ucapnya sambil menundukkan pandangan.
Tiba-tiba ada yang memeluk Dini, disusul juga dengan pelukan lainnya. Ternyata semua sedang memeluk Dini.
"Lo gausah merasa bersalah"
"Iya, lo sudah gue anggap sodara sendiri"
"Kak Dini jangan sedih,nanti aku sedih loh"
"Dini jangan ngerasa sendiri, ada kita semua yang sayang sama kamu"
Dini terharu dengan apa yang ia hadapi saat ini, teman-temannya sangat menyayangi dirinya bahkan sudah dianggal saudara mereka sendiri.
Sesi pelukan ini tak berangsur lama, karena mereka harus segera menyiapkan barang bawaan mereka. Yang entah sampai kapan berada berada di wilayah baru itu.
//////////////////////
"Hadehhh, terus gue ngasih surat ke Azy gimane?" Tanyanya.
"Nyonya tinggal menyuruh bawahan saja"
"Yodahlah gue minta buat liatin dari jauh aja tu bocah" jawabnya.
"Baik"
////////////////////////
Jam sudah menunjukan pukul 08.44 tapi mereka sudah harus ada didepan ndalem untuk persiapan lebih awal.
Disana mereka disambut dengan adanya Ustadz Bahkhri, Ustadz Zidan, Gus Ezra dan Gus Ikhsan.
"Ck, lo cepuan" kata Nata ketika sudah dihadapannya
"Ya tuh, dasar toko kue" ucap Dini menambahkan.
"Toko kue?" Nyinyit Dhira.
"Iya, bakery" jawab Dini.
Sontak semua tertawa, tapi ada juga yang menahan tawanya agar tak lepas dihadapan empat orang ini.
Saat Asy asik tertawa, ternyata Gus Ezra menatapnya dengan seksama walau tak diketahui olen Asy sendiri.
Berbeda dengan Dhira yang malah mendapatkan tatapan sinis dari sang Kakak disana, ia tau bahwa Zidan tak suka jika ia melakukan hal yang tak seharusnya dilakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENGKLEK SANTRIWATI
Novela JuvenilPesantren Futuhatul Ulum Hiqny Azyliah Al-Fariqi anak seorang pemilik pesantren yang memilih menyembunyikan identitas sebagai seorang ning. Di usianya yang memasuki 16 tahun ia lebih memilih masuk pesantren milik Abi nya Ia bertemu dengan teman-te...