TETANGGA 03

29 8 0
                                    

• • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• • •

Hari sudah berganti menjadi Senin, dan kedua anak Adam itu sudah sampai di parkiran sekolah mereka.

"Tha, gue langsung ke kelas ya! Nih helm nya." tutur Aruna selepas ia melepas helmnya sembari menyodorkan helm tersebut.

"Dih, minimal makasih!" cibir Atharya seraya menerima helm yang disodorkan Aruna.

"Iya-iya, makasih!" jawab Aruna penuh penekanan, lantas gadis itu langsung berlari menuju kelasnya.

Ia buru-buru dikarenakan ada sebagian tugas yang belum ia selesaikan. Padahal kemarin Atharya sudah mewanti-wantinya, namun gadis itu malah acuh dan malah keasikan bermain handphone.

Aruna berjalan dengan tergesa-gesa menuju kelasnya, ia harus mendapatkan contekan! Mana mau Aruna berpikir disaat yang sudah mepet seperti ini, salahkan saja dirinya dikarenakan malas mengerjakan tugas kemarin.

Sesampainya gadis itu dikelasnya, ia langsung menaruh tasnya di kursi dan mengeluarkan buku tugasnya.

"CICIII! Gue nyontek pr lo ya! yang matematika halaman 131!" seru-nya kepada Cici, teman sebangkunya. Lantas tanpa menunggu persetujuan, ia langsung mengambil buku tugas milik Cici dari tasnya dan mulai menyalinnya. Sementara Cici hanya menghela nafasnya sembari mengusap dadanya.

"Kebiasaan lo Na! udah tau bakal upacara, tapi malah gak lo kerjain, kan jadinya mepet banget!" tutur Cici, ia sudah muak melihat Aruna yang selalu menyalin tugasnya di kelas pagi-pagi buta. Bukannya gak boleh sih, cuma kesel aja dia tuh!

 Bukannya gak boleh sih, cuma kesel aja dia tuh!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Cika Ayuningtyas, Cici. Aruna's friend)

Aruna menyalin tugas itu dengan kecepatan kilat, tangannya menulis dengan brutal sementara matanya bolak-balik melirik buku milik Cici.

Beberapa saat setelahnya, ia mendesah lega.

"Hahh, akhirnya kelar juga! Cici, makasih ya Ci, lo memang penyelamat gue!" ucap Aruna sembari bergelayutan di lengan Cici.

"Cih, giliran gini ada manisnya lo. Biasanya mah kelakuan lo minta di gebuk!" decih Cici, sementara Aruna hanya terkekeh menanggapi respon temannya itu.

TETANGGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang