KITA ITU SATU
Di bawah terik matahari yang menyilaukan itu, ditengah jalan aspal yang sepi, tampak sekumpulan remaja yang memakai seragam SMA. Diantara mereka ada yang memegang balok besar, pisau dan benda-benda berbahaya lainnya, Sepertinya mereka akan tauran.
"Mati kita To, banyak benar lawannya kita cuma berdua" bisik salah satu dari mereka, kepada temannya yang bernama Vito, yang hanya bisa didengar oleh meraka berdua.
"Gua sebenarnya juga ngeri sihh, kabur aja" jawab Vito yang menatap tajam Dio, dan dibalas anggukan oleh Dio.
"WOIII, SEBELUM KITA MULAI GUA MAU NGASiH TAU SESUATU, SEBENARNYA... " teriak Vito, yang mengalihkan fokus semua orang kepadanya.
"satu, dua, tiga" Vito dan Dio menghitung secara berbisik
"KABURRRRRRRRR" Mereka berlari secepat mungkin, agar tidak terkejar oleh para gerombolan itu.
Mereka semua kaget, melihat Dio dan Vito lari secara tiba-tiba "Woi jangan kabur lo" Teriak dari salah satu mereka, yang tampaknya itu adalah bosnya.
"KERJAR" Teriak Sang Bos.
Sementara itu Dio dan Vito terus berlali, napas mereka mulai naik turun,
Keringat bercucuran di wajah tampan mereka berdua. Tapi nihil, usaha mereka berdua untuk melahirkan diri gagal. Sekarang mereka telah dikepung, di sekeliling mereka terdapat orang-orang yang berwajah seram, karena menahan amarah "mau lari kemana lo pengecut".Meski telah dikepung, Dio dan Vito masih tetap berusaha untuk menerobos, agar bisa lari. Tapi sayangnya mereka gagal dan tidak bisa ke mana-mana lagi untuk kali ini. Akhirnya mereka menyerah dan memilih untuk melawan mereka semua.
"Kita lawan mereka semua To" Tiba-tiba Dio melontarkan kata-kata itu kepda Vito, dan dia juga berusaha menghilangkan rasa cemasnya. Sebenarnya Dio dan Vito bukanlah orang yang penakut atau pengecut, tapi untuk Dua lawan sepuluh itu mustahil rasanya.
"Lo yakin? " Tanya Vito yang ragu, karena melihat lawan yang sebanyak itu.
"Emang lu sudi dibilang pengecut, kita bukan pengecut" Jelas Dio, sambil berlari menyerang tampa aba-aba apapun, membuat Vito kaget dan panik.
"WOII, lu goblok apa gimana sih" Melihat Dio yang sudah berkelahi di depannya, Vito tak bisa hanya melihat saja, dengan terpaksa dia ikut berkelahi dengan sepuluh orang itu, untuk membantu Dio.
Sudah 2 menit perkelahian yang tidak seimbang itu dimulai, tentu saja Dio dan Vito telah babak belur. Namun jangan diragukan, meski mereka babak belur, mereka belum kalah, meski kita tau hanya menunggu waktu saja untuk mereka berdua tumbang, karna untuk melawan sepuluh orang itu mustahil.
Dilokasi mereka sedang baku hantam, lewat seorang anak SMP bermata seperti bimba, yang sedang dalam perjalan pulang sekolah, Anak itu kaget dan takut melihat situasi ini. Tapi ia lebih kaget lagi setelah melihat ternyata yang dikeroyok adalah Dio dan Vito, abang-abang satu kontrakannya.
"Itu bukannya bang Dio sama bang Vito"
Dia panik tidak tau harus berbuat apa, tapi dia juga tidak bisa diam melihat situasi itu, meskipun mereka berdua jahil dan sering menggunya, tapi tetap saja dia tidak bisa tinggal diam melihat abangnya sedang dalam situasi bahaya."STOPP" Tanpa sadar dia berteriak, semua menoleh kepadanya.
Semua orang menatapnya dengan pandangan bingung, seolah-olah perkelahian tadi terjeda. Anak yang ditatap itu merasa sedikit bergetar dan tidak tau harus berbuat apa, tapi dia mencoba untuk berani "Stop jangan ganggu bang Dio sama bang Vito"
KAMU SEDANG MEMBACA
PERANTAUAN (ON GOING)
Ficción GeneralKami dipertemukan, dengan karakter yang berbeda-beda dan disatukan oleh takdir, namun takdir juga menjadi alasan perpisahan kami.