Srett
Gorden kamar dibuka samar - samar matahari mulai menyilaukan mata seorang pria yang sedang berbaring di ranjangnya, perlahan - lahan matanya mulai terbuka dan mengamati sekeliling kamar
"Pagi mas , Samudra" Sapa perawat yang setiap hari membantu segala aktivitas Samudra
"Gara, semalam hujan" Tanya Samudra sambil melihat embun di jendela kamarnya
"Loh, mas Samudra semalam kan hujan nya deras banget sampai pagi tadi saya kesini masih gerimis kecil, mas ga kedengeran ya" Tanya Gara
"Saya semalam cape banget Gar, ga tau kenapa semenjak lumpuh saya gampang cape"
"Mas Sam mau mandi sekarang atau nanti tunggu biar ga dingin hawanya, tapi sebelum nya kita stretching dulu ya mas biar nanti kaki nya ga Spasme otot" Ucap Gara sambil menggerakan kaki Samudra,
semenjak lumpu Samudra kehilangan fungsi untuk mengendalikan anggota tubuh dari dada hingga kebawakebawa, bahkan untuk mengontrol buang air besar dan kecil saja dia tak bisa
"Saya mandi sekarang aja ya gar, saya nanti jam 9 ada kelas" FYI sebelum kecelakaan yang membuat Samudra lumpuh dia adalah Dosen di salah satu kampus bergengsi
"Apa mas Samudra ga resign aja mas dari kampus nya " Ujar Gara sambil menggerakan tangan Samudra, dia merasa kasihan terhadap majikan nya tersebut karena keterbatasan gerak Samudra
" Masih ada tanggung jawab saya Gar untuk mahasiswa dan mahasiswi yang saya bimbing dan ya kamu tau menjadi Dosen cita- cita saya dari kecil"
"Apapun keputusan nya nanti saya selalu dukung mas Samudra, btw stretching saya izin buka baju mas nya ya " Dengan terlatih tangan Gara sudah tau apa yang harus dia kerjakan
Dengan hati² Gara mengajar tubuh Samudra yang kian menyusut itu kedalam gendongan nya kemudian beranjak menuju ke kamar mandi
.
.
.
.
.
Setelah selesai mempersiapkan Samudra, Gara langsung membohongi tubuh Samudra ke kursi roda elektronik dan merapihkan pakaian Samudra"Mas ada yang nyariin tau tadi" Ucapan Gara dibuat sok misterus
"Siapa Gar" Tanya Samudra penasaran
"Nanti mas Samudra juga tau " Gara keluar membukan pintu kamar dan di ikuti oleh Gara dari belakang
Meja makan
"Wih anak mama yang paling ganteng udah rapih nih, kamu ada kelas hari ini mas" Ucap mama Samudra
"Mama kapan dateng, kok ga telpon Samudra si kalo mau kesini"
"A-anu mas sebenrnya ibu udah bilang kesaya kalo mau kesini " Kata si Gara sambil garuk garuk kepalanya yg tak gatal itu
"Mama kesini sama siapa, jangan bilang nyetir sendiri" Samudra menatap mama nya
"Ngga kok mama di antar sama pak hendro"
"Oh iya mama sebelum nya udah bilang ke mbok dari buat ga usah Masakin kamu, karena mama mau masakin makanan kesukaan kamu"
"Nih dia makanan kesukaan, kamu" Namanya mengeluarkan sebuah mangkuk yang berisi sayur lodeh, setelah itu menyendokan nasi nya ke piring Samudra, Samudra suda di pasangkan alat bantu untuk menyedok makanan oleh Gara
"Mama seharusnya ga usah repot repot masak buat Samudra, pasti mama cape banget"
1 detik
10 detik
5 menit pun berlalu tapi makanan yang ada di sana sana sama sekali belum di sentuh
"Samudra kenapa, masakan mama ga enak nya jadi kamu ga mau makan"tanya Mama bingung, yang di tanya hanya melihat makanan itu dengan tatapan sayu
Mamanya mengerti apa kenapa sang anak tidak menyuap nasi dan lauk yang di sediakan
" Samudra, dengar mama jangan segan - segan untuk meminta bantuan kepada orang lain" Ucap sang mama sambil mengelus rambut Samudra
Mama Samudra langsung mengambil alih piring dan menyuapin sang anak dengan penuh kasih sayang
"Ma Samudra kaya anak kecil ya gabisa makan dan ngapain² sendiri, maafin Samudra ya mah" Samudra meneteskan air mata, ya makanan berkuah adalah musuh terbesar bagi orang yang mengalamin paralyzed
"Sayang jauh dari sebelum kamu sakit, kamu selalu menjadi anak kecil mama, kamu sama sekali ga pernah ngerepotin siapapun" Tak tega melihat anak nya menangis Daina pun memeluk Samudra
Segini dulu ya kalo ceritanya ga jelas harap maklum
Sampai ketemu kapan²
KAMU SEDANG MEMBACA
Samudra
General FictionDia Samudra Ganendra Baskaran seorang pria berumur 25 tahun yang mengalami kelumpuhan akibat kecelakaan beberapa tahun silam . . . . . . . . Kecelakaan itu membuat sikap Samudra berubah 180°, Tidak ada lagi Samudra yang percaya diri, dan...