¹

1.5K 64 17
                                    

Srett

Gorden kamar dibuka samar - samar matahari mulai menyilaukan mata seorang pria yang sedang berbaring di ranjangnya, perlahan - lahan matanya mulai terbuka dan mengamati sekeliling kamar

"Pagi mas , Samudra" Sapa perawat yang setiap hari membantu segala aktivitas Samudra

"Gara, semalam hujan" Tanya Samudra sambil melihat embun di jendela kamarnya

"Loh, mas Samudra  semalam kan hujan nya deras banget sampai  pagi tadi saya kesini masih gerimis kecil, mas ga kedengeran ya" Tanya Gara

"Saya semalam cape banget Gar, ga tau kenapa semenjak lumpuh saya gampang cape"

"Mas Sam mau mandi sekarang atau nanti tunggu biar ga dingin hawanya, tapi sebelum nya kita stretching dulu ya mas biar nanti kaki nya ga Spasme otot" Ucap Gara sambil menggerakan kaki Samudra,

semenjak lumpu Samudra kehilangan fungsi untuk mengendalikan  anggota tubuh dari dada hingga kebawakebawa, bahkan untuk mengontrol buang air besar dan kecil saja dia tak bisa

"Saya mandi sekarang aja  ya gar, saya nanti jam 9 ada kelas" FYI  sebelum kecelakaan yang membuat Samudra lumpuh  dia adalah Dosen di salah satu kampus bergengsi

"Apa mas Samudra ga resign aja mas dari kampus nya " Ujar Gara sambil  menggerakan tangan Samudra, dia merasa kasihan terhadap majikan nya tersebut  karena keterbatasan gerak Samudra

" Masih ada tanggung jawab saya Gar untuk  mahasiswa dan mahasiswi yang saya bimbing dan ya kamu tau menjadi Dosen cita- cita saya dari kecil"

"Apapun keputusan nya nanti saya selalu dukung mas Samudra, btw  stretching saya izin buka baju mas nya ya " Dengan terlatih tangan Gara sudah tau  apa yang harus dia kerjakan

Dengan hati² Gara mengajar tubuh Samudra yang kian menyusut itu kedalam gendongan nya kemudian beranjak menuju ke kamar mandi
.
.
.
.
.
Setelah selesai mempersiapkan Samudra, Gara langsung  membohongi tubuh Samudra ke kursi roda elektronik dan merapihkan pakaian Samudra

"Mas ada yang nyariin tau tadi" Ucapan Gara dibuat sok misterus

"Siapa Gar" Tanya Samudra penasaran

"Nanti mas Samudra juga tau "  Gara keluar membukan pintu  kamar dan di ikuti oleh Gara dari belakang

Meja makan

"Wih anak mama yang paling ganteng udah rapih nih, kamu ada kelas hari ini mas" Ucap mama Samudra

"Mama kapan dateng, kok ga telpon Samudra si kalo mau kesini"

"A-anu mas sebenrnya ibu udah bilang kesaya kalo mau kesini " Kata si Gara sambil garuk garuk kepalanya yg tak gatal itu

"Mama kesini sama siapa, jangan  bilang nyetir sendiri" Samudra menatap mama nya

"Ngga kok mama di antar sama pak hendro"

"Oh iya mama  sebelum nya udah bilang ke mbok dari buat ga usah Masakin kamu, karena mama mau masakin makanan kesukaan kamu"

"Nih dia makanan kesukaan, kamu" Namanya mengeluarkan sebuah mangkuk yang berisi sayur lodeh, setelah itu menyendokan nasi nya ke piring Samudra, Samudra suda di pasangkan alat bantu untuk menyedok makanan oleh Gara

"Mama seharusnya ga usah repot repot masak buat Samudra, pasti mama cape banget"

1 detik

10 detik

5 menit pun berlalu tapi makanan yang ada di sana sana sama sekali belum di sentuh

"Samudra kenapa, masakan mama ga enak nya jadi kamu ga mau makan"tanya Mama bingung, yang di tanya hanya melihat makanan itu dengan tatapan sayu

Mamanya mengerti apa kenapa sang anak tidak menyuap nasi dan lauk yang di sediakan

" Samudra, dengar mama jangan segan - segan untuk meminta bantuan kepada orang lain" Ucap sang mama sambil mengelus rambut Samudra

Mama Samudra langsung mengambil alih piring dan menyuapin sang anak dengan penuh kasih sayang

"Ma Samudra kaya anak kecil ya gabisa makan dan ngapain² sendiri, maafin Samudra ya mah" Samudra meneteskan air mata, ya makanan berkuah adalah musuh terbesar bagi orang yang mengalamin paralyzed

"Sayang jauh dari sebelum kamu sakit, kamu selalu menjadi anak kecil mama, kamu sama sekali ga pernah ngerepotin siapapun" Tak tega melihat anak nya menangis Daina pun memeluk Samudra












Segini dulu ya kalo ceritanya ga jelas harap maklum

Sampai ketemu kapan²












SamudraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang