Kita adalah sepasang takdir yang belum terlaksana.
⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆
Radhika bangun pagi-pagi sekali dari biasanya, ia harus bergerak cepat pada hari ini karena janjinya untuk bertemu Pak Handoyo membahas olimpiade fisika. Mungkin inilah teknik caper yang digunakan oleh Radhika untuk memikat hati Rinjani. Menjadi seseorang dengan kecerdasan satu tingkat diatas kekasih pujaannya tersebut.
Dengan hal demikian, siapa tahu gadis itu akan mulai melirik dan terpikat Radhika. Kalau lebih beruntung, Rinjani akan meminta bantuan Radhika untuk mengajarinya.
Radhika memasuki ruang kepala sekolah dengan tergesa-gesa menemui Pak Handoyo. Radhika berhenti mendadak, ia mengucek matanya yang terhalang kacamata karena tidak percaya pemandangan dihadapannya.
Rinjani juga berada disana, sepertinya gadis cantik itu akan mengikuti olimpiade fisika seperti Radhika.
Radhika berdeham sedikit memudarkan rasa gugupnya, ia mengeluarkan cermin bulat dan sisir kecil dari saku untuk merapikan rambut untuk menambah kesan menarik pada penampilannya walaupun hasilnya sama saja.
"Hei, Dika! Kamu ngapain disitu, ayo kesini!" panggil Pak Handoyo seraya melambaikan tangan.
Radhika berjengit kaget, Pak Handoyo beserta Rinjani sama-sama menatapnya. Dengan gaya sok-sokan yang terbilang norak dan alay, ia pun mendekati mereka berdua.
"Saya Pak?" tanya Radhika.
"Iyalah! Memang ada yang namanya Dika lagi selain kamu disini?" balas Pak Handoyo.
Radhika menyengir kuda, namun cepat-cepat membetulkan kembali ekspresinya. Ia harus menjaga image karena sedang bersebelahan dengan Rinjani.
Rinjani sendiri telah membuang napas pasrah, ia memaki takdirnya sendiri mengapa sudah terkena sial dihari yang se pagi ini. Rinjani memendam benci yang amat dalam dengan Radhika karena cowok itu selalu saja mengejar peringkat paralel nya sehingga terkadang Rinjani berada di peringkat dua lalu kembali ke satu, setelah itu ke dua lagi, dan seterusnya hanya gara-gara Radhika.
"Kalian berdua adalah murid yang terpilih untuk mengikuti olimpiade fisika antar sekolah. Olimpiade ini di ikuti oleh dua orang masing-masing perwakilan," ujar Pak Handoyo.
"Mohon maaf bapak, tetapi, kenapa harus saya dengan dia— maksud saya Radhika?" Rinjani menuding Radhika dengan jempolnya.
"Karena kalian adalah dua peringkat besar paralel disekolah kita, belum ada yang bisa menandingi kemampuan kalian. Siap mengikuti olimpiade ini?"
"Tidak,"
"Saya siap sekali, Pak!!!"
Alis Pak Handoyo berkerut bingung mendengar jawaban yang berbeda dari keduanya, "kenapa tidak, Rinjani?"
"Mohon maaf sekali lagi, Bapak. Saya kurang setuju jika dengan laki-laki,"
Pak Handoyo menaikkan satu alisnya, "perasaan kamu olimpiade bareng Jevano waktu itu aman-aman aja?" Ia memandang Rinjani curiga.
Rinjani hendak membantah, "tapi—"
"Tidak ada penolakan." Pak Handoyo memotong protes Rinjani, "lagipula bagus kan, buat nambah portofolio kamu masuk Kedokteran di SNBP?"
Rinjani diam, ia melirik Radhika yang sudah cengar-cengir tidak jelas.
"Olimpiade akan berlangsung dua bulan lagi. Belajar yang rajin, kalau juara nanti bapak kasih hadiah. Saya pergi dulu," ujar Pak Handoyo final.

KAMU SEDANG MEMBACA
Meets the Poetry; RAINJANI.
Novela Juvenil"Jangan jatuh cinta sama gue, Dika." Radhika tak punya apa-apa kecuali keberanian mencintai gadis yang semua orang bilang, bukan untuknya. Radhika kerap disebut aneh, cupu wibu, kutu buku, dan siswa miskin yang beruntung sekolah di Jayawardhana. Di...