Anak laki-laki yang saat ini menginjak usia 17 tahun sedang makan bersama dengan sang ibu, lee Haechan. Selama 17 tahun hidupnya dia tak tau bagaimana wajah sang ayah dan setiap kali bertanya pada ibunya, Haechan hanya diam saja tanpa bisa menjawab pertanyaan dari anaknya itu. Karena dia tak bisa menceritakan sakitnya setelah berusaha bertahan selama ini.
"Mommy?"
"Kenapa sayang? Apa kau ingin makan sesuatu lagi? Atau ingin mommy buatkan bekalnya?"
"Tidak mom, aku akan pulang cepat hari ini. Tapi, mom bisakah aku tau sekarang mengenai daddyku?" Haechan terdiam bahkan dia menghentikan acara makannya lalu menatap jisung dengan pandangan yang sangat sulit untuk diartikan.
"Jisung sudah telat, jisung pergi dulu mom." Ucap jisung lalu mengecup pipi Haechan dan pergi begitu saja. Haechan hanya menatap sendu kepergian anaknya itu.
"Maafkan Mama jisung, tapi Mommy belum sanggup mengatakan semuanya padamu. Mommy tak ingin kau merasakan sakitnya, biarkan mommy yang merasakan semuanya, asal kau selalu bahagia sayang." Monolog Haechan.
At. Neo Hight School.
Jisung berjalan dengan wajah datarnya menuju kelasnya dan tanpa sengaja menabrak kakak seniornya yang memang terkenal sebagai anak kaya raya, kembar kaya raya lebih tepatnya.
"Kau kalau jalan lihat-lihat dong!" Ucap sih pria dengan sangat ketus dengan namtage Lee Eric.
"Maafkan saya." Datar jisung.
"Kau!"
"Eric sudahlah. Diakan sudah minta maaf." Ucap sang perempuan, Lee Ryujin.
"Tapi, dia sangat tak sopan." Ucap Eric. Ditengah keributan itu, pria yang lebih pendek dengan kulit putih dan terlihat cantik mendekat lalu memegang tangan jisung.
"Sunbae maafkan temanku, dia tak sengaja. Aku minta maaf atas namanya."
"Baiklah, lain kali tolong ajarin temanmu cara meminta maaf yang baik dan benar pada senior."
"Ne sunbae." Ucapnya sembari mengangguk dan Eric pergi lebih dulu.
"Aku minta maaf atas nama kembaranku itu ya, sekali lagi maafkan dia. Aku duluan." Ucap ryujin tersenyum dan pria yang lebih mungil dari jisung itu hanya membalas senyuman senior mereka. Lalu menghadap pada jisung.
"Sebenarnya kau kenapa lee jisung!" Kesalnya.
"Kau tau aku kenapa pasti." Ucap jisung datar menatap sahabatnya sejak kecil Na Chenle.
"Aku mengerti Lee jisung. Tapi, bisakah kau bertingkah lebih dewasa lagi? Akukan sudah bilang padamu semuanya akan jelas kalau kita berusaha bukan?"
"Tapi semua tak pernah jelas Na Chenle. Bahkan aku tak pernah menemukan tentang ayahku sama sekali, apa yang bisa kau lakukan?"
"Aku akan membantumu."
"Kalau begitu, segera bantu aku, aku hanya ingin punya keluarga lengkap sepertimu." Ucap jisung datar lalu diapun menyenggol chenle dan pergi ke kelasnya karena keduanya tak sekelas.
Sepulang sekolah, chenle langsung masuk kedalam mobil setelah supirnya menjemput dan saat sampai di mansionnya diapun langsung masuk dan mencari keberadaan ibunya.
"Selamat datang tuan muda."
"Bibi, dimana mama?"
"Nyonya ada di dapur tuan muda." Ucap kepala pelayan yang memang sudah bekerja dengan mereka sejak sang ayah dari Na Chenle masih sendiri. Bibi kwon.
Di dapur.
Chenle menatap ibunya yang sedang asyik memasak bahkan tak menyadari keberadaannya lalu diapun memeluk sang ibu dari belakang membuat ibunya tersenyum karena tau yang memeluknya adalah anak sematawayang nya bukan suaminya. Karena ukuran mereka berbeda.
"Kenapa sayang?"
"Mama, apa lele boleh bertanya sesuatu pada Mama?" Pria mungil yang masih terlihat cantik itupun langsung mematikan kompor dan diapun melepaskan pelukan anaknya lalu berbalik dan memegang pipi chubby anaknya itu.
"Apa sayang? Tanyakan saja, selagi Mama bisa menjawabnya Mama akan menjawabnya "
"Mama kan sudah lama bersahabat dengan mommy Haechan."
"Hmm, benar. Lalu kenapa?"
"Apa Mama tak tau mengenai ayah jisung?" Ibu chenle lantas terdiam dan bingung ingin menjawab apa pada anak sematawayang nya itu.
"Mama tidak tau sayang. Mama tak pernah mengenal ayah jisung." Ucap sang ibu berbohong karena dia gak mau anaknya tau apa yang ada dimasa lalu sang sahabat.
"Sayang sekali. Padahal aku sangat ingin membantu jisung, dia semakin tak terkendali saat di sekolah ma, dan itu semua karena dia tak bisa menemukan ayahnya."
"Mama yakin, tak lama lagi mommy Haechan pasti akan memberitahunya sendiri. Jadi, kau tenang saja. Yang petlu lele lakukan adalah selalu bersama dengan jisung dan menjadi temannya. Hmm?"
"Hmm." Angguk chenle lalu kembali memeluk sang ibu.
"Anak mama sangat manja sekali.' Ucap sang ibu sembari mengelus kepala anaknya itu.
"Tentu saja, anaknya Na Jaemin dan Na Renjun wajib manja." Ucap chenle yang sedikit teredam karena menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher sang ibu dan menghirup aroma tubuh ibunya yang menenangkan.
"Mama tau itu sayang dan selamanya lele bisa bermanja-manja pada Mama juga papa." Ucap sang ibu, Huang renjun atau Na Renjun sejak 17 tahun yang lalu.
Malam sudah kembali datang, renjun saat ini tengah mematut dirinya di meja rias sembari memikirkan perkataan Chenle tadi siang, bahkan dia tak menyadari kalau sang suami telah pulang bekerja dan menatap istrinya bingung lalu sang suami dari renjun, na jaeminpun mendekat dan memeluk leher renjun hingga renjun sadar dan menatap jaemin dari cermin.
"Kenapa sayang? Apa yang mengganggu pikiranmu?" Ucap jaemin sembari mengecupi leher istrinya itu. Renjun lantas melepaskan pelukan jaemin pada lehernya dan berbalik lalu memeluk jaemin dan menyandarkan kepalanya pada perut sang suami karena dia yang duduk.
"Kenapa sayang?" Ucap jaemin mengelus kepala istrinya itu.
"Lele Na."
"Kenapa pangeran kita?"
"Tadi saat pulang sekolah dia mendadak bertanya tentang ayah jisung." Jaemin sedikit kaget dan diapun mengerti kenapa istrinya menjadi seperti saat ini, lalu diapun membantu sang istri berdiri lalu memeluknya kembali.
"Tak apa sayang, yang penting kau tak memberitahunya bukan?" Dan renjun hanya mengangguk dalam pelukan hangat suaminya itu.
"Tak masalah, selagi kita tak melanggar janji pada Haechan. Biarkan saja Haechan yang mengatakan pada anaknya nanti. Semuanya pasti akan ada waktunya sayang. Juga, aku tau betapa kau sangat marah pada bajingan itu. Bahkan aku juga sangat marah pada sih brengsek yang sayangnya adalah sahabatku itu. Kau tenang saja. Semuanya akan baik-baik saja."
"Hmm." Angguk renjun kembali.
❌❌❌
KAMU SEDANG MEMBACA
Lee Jisung (jinohyuck ft, jaemrenle)
FanfictionLee jisung adalah anak sematawayang Lee Haechan, dia berusaha mencaritahu siapa ayahnya dengan bantuan sahabatnya Na Chenle, akankah jisung menemukan ayahnya atau dia akan menyerah dan hidup bersama dengan ibunya saja? Mpreg! Bxb Homopobic