20℅

664 96 3
                                    

Keesokan harinya setelah chenle pergi sekolah, renjunpun mengajak Haechan untuk bertemu di cafe biasa mereka bertemu.

"Apa aku lama renjun?"

"Gak, aku juga baru sampai Chan, kau santai saja." Haechan hanya menganggukkan kepalanya lalu diapun duduk dihadapan sang sahabat.

"Kau tak bekerja hari ini Chan?"

"Aku libur njun, kau meminta bertemu sepertinya sangat penting, ada apa njun?"

"Ini mengenai anakku."

"Maksudmu? Apa lele sakit?"

"Bukan, ini juga soal jisung."

"Jisung? Kenapa dengannya?"

"Lele mendadak pulang sekolah kemarin bertanya soal ayah dari jisung padaku, dia mengatakan kalau dia ingin tau dan membuat jisung berubah setelah tau apa yang dia inginkan." Ucap renjun.

"Lalu? Apa kau memberitahunya njun?"

"Tidak, aku mengatakan tak tau sama sekali." Ucap renjun.

"Baguslah."

"Tapi sampai kapan kau akan menyembunyikan semua ini dari jisung Haechan? Dia pantas tau semua ini. Terutama mengenai ayahnya."

"Mungkin nanti njun, aku masih belum sanggup karena kau tau apa yang terjadi bukan?"

"Kau benar, aku juga sangat marah padanya. Tapi, sudah 17 tahun chan, ini saatnya jisung tau segalanya, sebelum dia semakin terjerumus ke hal-hal negatif lainnya."

"Aku akan memikirkannya njun, nanti saat aku telah siap, aku akan mengatakan padamu."

"Baiklah, aku juga tak bisa ikut campur dengan urusanmu sama sekali."








At. Neo Hight School

Jisung berjalan dengan wajah datarnya dan chenle langsung mendekat bahkan berjalan tepat disebelahnya.

"Jie." Jisung hanya menatap chenle datar.

"Aku sudah bertanya soal siapa ayahmu pada mamaku." Ucap chenle dan itu berhasil membuat jisung menghentikan langkah kakinya begitu pula dengan chenle bahkan saat ini jisung menatapnya.

*Lalu? Bagaimana?"

*Mamaku tak mengenal ayahmu. Aku sudah bertanya pada Mama."

"Bagaimana dengan ayahmu? Kau tak bertanya padanya?"

"Belum, karena aku tak berani."

"Yasudah pergilah, aku tak mau marah padamu." Datar jisung dan chenle mau tak mau pergi dari kelas jisung dan masuk kedalam kelasnya. Saat dia duduk di bangkunya, diapun langsung di tatap oleh tatapan penasaran teman dekatnya, Hwang Jong In.

"Kenapa le?"

"Tidak ada."

"Apa kau bertengkar dengan jisung lagi?"

"Kau seperti tak tau aja dia bagaimana."

"Iya aku tau sih. Tapi, apa kau tak takut pada jisung? Dia sedikit mengerikan."

"Tidak, karena jisung bukan orang seperti itu." Ucap chenle.

*Ya, baiklah. Aku tau itu, dan aku sangat tau kalau seorang Na Chenle sangat menganal lee jisung" Ucap Jong In yang malas beradu pendapat dengan chenle yang memang keras kepala.

















Haechan keluar dari cafe tenpat dia bertemu dengan renjun, semua perkataan renjun tadi masih dia pikirkan tapi dia tak tau harus membawa jisung pada ayahnya atau tidak, sementara pria itu tak tau kalau ada jisung selama ini. Dia benar-benar sangat bingung, hingga dia tak terlalu memperhatikan jalan dan menabrak seseorang.

"Maafkan saya." Ucap Haechan.

"Tak masalah." Ucap seseorang itu, haechan membulatkan matanya karena sangat mengenal suara itu, lalu diapun memberanikan diri untuk melihat orang yang dia tabrak dan seketika keduanya sama-sama terkejut.

"Haechan?" Haechan lantas berbalik dan berlari.

"Haechan tunggu!" Teriak pria itu tapi Haechan terus berlari hingga dia menyetop taxi dan langsung pergi. Pria yang tadi memanggilnya hanya bisa melihat kepergiannya dengan tatapan bersalah miliknya itu.

Sedangkan Haechan terus menangis dalam diam di dalam taxi itu dan menghapus airmatanya dengan kasar. Dia membutuhkan renjun untuk teman ceritanya saat ini. Dia tak punya orang lain selain renjun dan juga suami renjun yang menemaninya dari dulu. Kalau tidak mungkin dia tak akan bertahan sampai sejauh ini.






















❌❌❌

Lee Jisung (jinohyuck ft, jaemrenle)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang