Bodo amat

3.4K 371 11
                                    


Bergelung dalam selimut berbulu musang merupakan kegiatan seminggu ini Jelita lakukan. Atau mungkin namanya sekarang Theresa Oktaviana lakukan?

Entahlah. Jelita rasanya ingin mati saja. Mati lebih baik ketimbang merasuki tubuh tokoh antagonis yang akan mati tiga hari lagi.

Tunggu dulu. Tiga hari itu sudah lewat. Nyatanya Jelita bersembunyi dari plot selama di kamar. Bukankah... Jelita berhasil menghindari kematian tragis yang seharusnya terjadi?

" Emang benar gue menskip kematian yang seharusnya terjadi. Gue gak keluar kamar selama seminggu. Hal yang gue perlukan semua sudah tersedia di kamar. Makanan, ada di kulkas. Walau ada pelayan mengantar makanan setiap hari, gue gak bisa percaya begitu saja. Bisa jadi gue di jebak plot twis terus kamar mandi juga ada di kamar.

Tapi... Persediaan makanan di kulkas mulai menipis, apa sekarang waktunya gue untuk keluar? Gue juga udah seminggu nggak sekolah. Kira-kira bagaimana reaksi mereka? Gue takut banget tiba-tiba di bunuh anjir!"

Jelita menggigit selimut berbulu selembut sutra itu kuat. Jelita tidak bisa seperti ini terus. Jelita tidak kuat. Ia takut. Di sisi lain Jelita juga merupakan gadis bebas. Jelita ingin melakukan kebiasaan lamanya. Yang tak lain adalah berburu cowok ganteng.

" Boro-boro nyari cowok ganteng. Yang ada gue tewas duluan kontol emang "

Maklum saja. Dulunya, Jelita adalah gadis udik yang bisa mendapatkan apa pun menggunakan uang. Jelita rela mati-matian kerja cuma untuk memuaskan keinginannya yang semu. Tidak ada tujuan. Seperti hidup hanya berlaku sekarang, seolah tiada hari esok. Itulah motto hidup Jelita.

" Sayang banget tubuh secantik ini gak di gunain. Tanpa uang pun cogan manapun bertekuk lutut sama gue. Eh, tapi kan gue udah kaya plus cantik. Apa gue buat Harem sekalian ya? Pasti seru banget gilak! "

Sedetik kemudian Jelita kembali ketakutan" Tapi kalo gue di eksekusi gimana taik?"

Di tengah kesibukan Jelita berpikir, lagi dan lagi seorang pelayan mengetuk pintu kamar Jelita." Permisi nona There, saya datang mengantar makanan siang "ucapnya.

Tidak ada nada khawatir di tiap kalimat. Tentunya kelakuan buruk Therasa lah penyebabnya. Apa lagi sekarang ini season final di tentukannya kematian antagonis. Therasa terlalu banyak meninggalkan kesan jahat. Dan kemungkinan, hampir seluruh penghuni rumah beserta lingkungan hidup Theresa adalah musuh.

Jelita harus selalu siap siaga.

" Antar balik gue gak mau makan "tolak Jelita kesekian kalinya.

Pelayan wanita di luar pintu menggeram marah. Selalu saja pikir pelayan itu. Pelayan itu selalu di tolak. Entah apa yang merasuki iblis betina itu sampai upaya rencana tuannya selalu gagal.

Firasat Jelita ternyata benar adanya. Pelayan pengantar makanan Theresa rupanya ialah kaki kanan Matheo Oktavianus, kakak tiri Theresa. Theresa dan Matheo adalah saudara lain ibu.

Ibu Theresa adalah wanita simpanan sementara ibu Matheo adalah istri sah  Theodore Oktanius. Tidak heran Matheo sangat benci Theresa. Sudah anak tidak sah, kelakuan pun tidak tau diri. Sama seperti ibunya.

" Awas saja kalau kau keluar "bisik pelayan itu penuh dendam. Theresa pernah melempar vas kaca yang membuat wajah sebelah kiri pelayan itu terlihat jelek.

Luka itu sangat parah sampai harus melakukan operasi untuk memperbaiki wajah pelayan itu. Tapi apa daya, gaji yang pelayan itu terima setara dengan umr alfamart. Sangat tidak mungkin melakukan operasi sementara pelayan itu punya tiga orang anak kecil.

" Tau ah. Gelap "mengambil smartphone, Jelita membuka sandi berkat ingatan si pemilik tubuh. Jelita mendownload aplikasi grab, memesan makanan sebanyak-banyaknya kemudian bergelung dalam selimut.

" Gue kerjain lu semua  "




T
B
C

Waduh!
Kira2 seberapa bnyk y pesanan jelita?


Crazy World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang