☔ :: Amplop.

807 116 15
                                    


"Jadi? Apa yang kau mau bicarakan? Tunggu, kau bertemu Kaedehara Kazuha?" Wanderer melipat kedua tangannya di depan dada. Menatap serius wajah (Name), yang sedang gugup. Siapa yang tidak gugup jika Wanderer mengeluarkan tatapan seriusnya.

"Kau benar benar mengenalnya, ya?"

"Tsk. Kau masih mau berbicara dengannya? Aku gak sudi ngelihat wajahnya. Katakan, apa yang mau kau bicarakan."

"Kupikir pikir lagi... kayaknya gak usah, deh. Maaf ngerepotin kau sampe harus ke kompleks Liyue."

"Lagi lagi kau begini, (Name). Kenapa kau gak bisa jujur denganku?" Manik (h/c)nya membulat sejenak, tapi (Name) langsung mengalihkan tatapannya dan tak memberi jawaban.

"Jawab... tolong jangan memperlakukanku seperti orang asing." (Name) tak berkutik, hingga Wanderer menarik bajunya dengan jari manisnya. Wajahnya tidak terlihat, mengetahui jika tatapannya lurus ke bawah.

"Lalu, kenapa kau merahasiakan ini semua dariku seolah olah kita adalah orang asing? Apa hanya kau yang boleh memperlakukan hubungan kita seperti ini?... Scara, tolong jujur padaku dulu. Apa yang kau sembunyikan dariku!"

"Aku gak bisa ngungkapin hal ini... kau kira bagaimana perasaanku saat kau terus terusan bersama Xiao??"

"Aku gak tahu karena kau menghindariku, Scara."

"Aku memang menghindarimu karena aku takut penyakitmu akan menambah parah. Kita sudahi ini, cari tahu saja semuanya sendiri. Bencilah aku, katakan hal jelek tentangku ke semua orang, jika kau sudah membenciku... aku akan membencimu kembali." Wanderer menghirup nafasnya, membalikkan badannya. (Name) masih tercengang oleh apa yang Wanderer katakan. Apa benar dulu mereka seorang kekasih?

"Lebih baik jika kita gak pernah ketemu..."

"(Name)?? Kau baik baik saja? Kenapa Scaramouche meninggalkanmu?" Kazuha berteriak, berlari mendekati (Name) yang menggigit bibir bawahnya agar tak mengeluarkan air mata.

"Maaf. Aku... ingin sendiri."

"Masuklah ke cafeku sebentar, (Name). Hari sudah gelap." Kazuha menuntun (Name) untuk kembali ke cafenya. Kazuha merasa khawatir, baru kali ini ia melihat seorang Wanderer membentak (Name).

"Minumlah." Kazuha memberikan secangkir Koucha, mendudukan dirinya di depan (Name). (Name) sendiri sedari tadi diam, tak membuka mulut. Mungkin dirinya larut dalam pikiran buruknya a.k.a overthinking.

"Terkadang hidup memang seperti ini. Ada kalanya orang yang masuk ke dunia kita pergi begitu saja tanpa alasan yang jelas. Tapi jika dipikir-pikir, semua ini belum terlambat..." (Name) menatap Kazuha yang sedang melihat segelas Koucha dihadapan (Name). Dirinya tersenyum tulus.

"Seseorang berkata padaku, jika kau dapat mengubah sesuatu, ubahlah. Jika kau tidak bisa, jangan buang waktu untuk memikirkannya. Ya, itu sebelum aku kehilangannya." Senyumannya berubah menjadi wajah sedih, (Name) sedikit sadar jika ia terus terusan seperti ini, Wanderer mungkin akan meninggalkannya untuk selamanya.

"Kehilangan?"

"Dia... tewas saat misi. Namanya Beidou, ia bekerja di kepolisian."

"Beidou...?" Mendengar nama itu rasanya tak asing bagi (Name), ketika ia mencoba mengingatnya kepalanya mulai berdenging tak karuan, membuat tangannya sendiri menjambak rambut (h/c)nya.

"Hei, ada apa? Apa kepalamu sakit?"

"Uhm, tidak... hanya saja.." (Name) menatap wajah khawatir Kazuha. Sekilas bayangan wanita bersurai coklat muncul dipenglihatannya.

"Jika kau anak baik kerjakanlah perintahku. Aku tahu kau tidak mengingatku, tapi tolong -" Wanita tersebut mengeluarkan sebuah amplop dari sakunya, memberikan pada (Name) dengan paksa.

𝐏DKT ; 𝐖anderer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang