Part 10

1 1 0
                                    

Semestaku,
Senja ini, matahari dan cahaya jingganya menyapaku. Menawarkan diri apakah ada lagi titipan rindu untukmu? Tentu ada.
Aku titipkan salamku untukmu pada senja. Apakah sudah sampai padamu?Semoga sudah.

Adzan maghrib berkumandang.Menyadarkan.
Aku akhiri perayaan rinduku. Beranjak mengambil air wudhu.
Tenang sekali, rasanya nyaman.Aku gelar sajadah, melaksanakan kewajibanku. Selanjutnya memperbincangkan tentangmu. Menitipkan mu pada Rabb.

Senja ini indah. Apalagi ketika namamu aku sebutkan, alam nampak semakin indah.
Ketika aku menulis ini untukmu, rasa-rasanya semua kata sudah aku ungkapkan untuk mengibaratkanmu. Aku bingung harus dengan apalagi aku mengungkapkannya.
Kau selalu menjadi yang terhebat.
Jemariku enggan untuk berhenti menari, menuliskan tentangmu. Namun, tentu tidak semua hal dapat aku ungkapkan. Ada beberapa hal yang hanya mampu aku pendam,
merahasiakan nya dari sekitar dan aku rasakan keindahannya sendirian.

Termasuk tentangmu.. Ada hal yang bahkan kau pun tak tau.
Satu hal yang tetap sama, kamu masih dan akan selalu menjadi satu-satunya. Kamu akan selalu menjadi alasan dibalik indahnya senyuman.
Kamu akan selalu menjadi sebab dibalik menggema nya sebuah tawa.
Kamu akan selalu menjadi penawar dari perihnya sebuah luka.
Karena kamu, semesta ku.

Perahu yang tengah berlayar dan kembali untuk tetap tinggal.
Perahu yang tengah berjuang ditengah gulungan ombak.
Perahu yang tengah menghadapi pasangnya lautan.
Kau adalah perahu yang tengah pergi, untuk kemudian kembali.
Kembali pada pelabuhanmu yaitu aku.

Aku akan selalu menunggumu.
Menunggumu pulang.
Aku akan selalu setia.
Menyambut kedatanganmu dengan suka.
Aku akan selalu bertahan.
Menantimu dengan doa yang tak pernah alfa aku panjatkan.
Aku merindukan mu, semesta ku..

untukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang