#1 Kembali bersekolah

10 3 4
                                    

pagi telah tiba. udara segar memenuhi seisi ruang kamarku. embun embun pagi menempelkan dirinya dikaca jendela.
perlahan aku mulai membuka mataku. terlihat jam menunjukan pukul 05.30, ah rasanya aku ingin tidur kembali. namun hari ini aku harus mulai bersekolah. ibu telah memintaku untuk mulai bersekolah hari ini.
perlahan-lahan aku mulai bangkit dari ranjangku. kakikku masih terasa sakit, operasi pencabutan pen masih 3 bulan lagi.
setelah berhasil duduk, kugapai handuk yang ada didepanku. dan akupun mulai mandi.

•••

jam menunjukan pukul 06.00, ibu memanggilku untuk sarapan. setelah menata bukuku akupun langsung berjalan menuju dapur. masakan ibu memang tiada tandingannya.

"Liana bagaimana kondisi badanmu, kamu benar benar sudah sembuh?"Tanya ibu sambil menyiapkan makanan di atas meja makan.

dengan berjalan pincang sedikit akupun menjawab "Sudah Bu tenang saja, Liana anak yang kuat kok" aku tersenyum kearahnya.

"Baguslah kalau begitu, biar nanti ayah yang mengantar ya"Ucap Ayah.

akupun mulai memakan makanan yang telah ibu siapkan.

•••(Disekolah)

ah bagus sekali aku telat. sekarang sudah jam 07.10 yang artinya aku telah telat 10 menit lamanya. aku langsung beranjak turun dari motor dan berlari pincang menuju pintu gerbang.
kulihat wajah pak Dito (security sekolah) ia benar benar melihatku dengan wajah kasihan/melas. astaga pak saya tidak butuh itu!. saya hanya butuh untuk dibukakan pintu gerbangnya.

"Haduh Pak.... i-itu aduh...."Ucapku terengah-engah.

"Neng Lia kenapa ga ngomong kalau mau masuk hari ini!?"Jawab Pak Dito kebingungan.

"Haduh bapakkkk, saya butuh untuk dibukakan pintunya pak tolongggg"aku memohon.

pak Dito hanya diam sambil terus menatap kakikku yang masih dipenuhi oleh bekas jahitan.
tak lama kemudian terlihat anak laki-laki memarkirkan sepeda motornya, ia langsung berlari menuju gerbang. ia berhenti persis di sebelahku.

"Pak Dito tolong ya bukain gerbangnya saya ada kepentingan, harus ngasih ini ke Mba Eyla(Kakak kelas)"Ucapnya terengah-engah juga.

pak Dito meresponnya berbeda denganku. kulihat ia lebih garang dalam menghadapi siswa ini. aku tidak tahu siapa anak ini?. pastinya banyak yang terjadi ketika aku koma. mungkinkah ia anak pindahan? atau siswa yang aku memang tidak kenal?.
tak lama kemudian terlihat Bu Indri (guru bk) berdiri persis dibelakang kami

"Hayoooo ada yang telat lagi ini?!"ucapnya.

aku kaget dengan suara itu. sesungguhnya semua kenanganku dengan Bu Indri bukanlah kenangan manis, melainkan kenangan yang kecut. aku berulang kali masuk ruang bk sebab sering tidak memperhatikan guru disaat mengajar. sejujurnya aku bukanlah anak yang gampang berkonsentrasi dalam segala bidang. sering sekali aku tiba tiba melamun dan tidak memperhatikan guru. namun untunglah, Bu Indri tahu bahwa aku memang memiliki masalah dalam bidang konsentrasi.
namun anehnya...... walau kadang aku tidak berkonsentrasi.... nilaiku tetap diatas kkm, itulah mengapa semua guru percaya padaku.

"eh Liana? kamu sudah mulai masuk?"Tanyanya padaku.
ekspresinya tidak pernah bohong, senyum yang ia berikan ini ialah senyum rindunya padaku.
aku menjawabnya dengan anggukan.

"Baguslah nduk(sebutan anak perempuan di bahasa jawa)"jawabnya.
setelah menjawabku ia langsung menoleh kearah anak laki-laki itu.

"ARTES, kamu tahu tidak!?,kan sudah ibu ingatkan! jika kamu telat lagi MAKA-"Bu indri bertanya kepada anak itu dengan nada yang cukup tinggi.

"Saya bisa tidak naik kelas bu"Jawab anak laki-laki itu sambil menunduk.

"bagus bila sudah tahu."

"Tapi bu saya harus mengantar ini ke Mba Eyla bu, kalau tidak dia bisa marah."

"mana sinih biar pak Dito saja yang memberikannya, iya kan pak"Tanya Bu Indri kepada Pak Dito

"Siap Bu!"Jawab pak Dito.

"Baik kalau begitu sekarang, ARTES berdiri di tengah lapangan sana"Ucap Bu Indri

Pak Dito langsung membukakan pintu gerbang.

"Liana, kamu boleh pergi ke kelas"Ucap Bu indri.

aku mengangguk dan langsung berlari menuju kelas, sesekali aku menoleh kebelakang. kulihat anak laki-laki itu berdiri ditengah lapangan sambil diperhatikan oleh Bu Indri.

•••(Istirahat)

bahkan berjalan saja aku masih butuh dituntun oleh Raisa(temanku sejak sd). kami berdua berjalan menuju kantin.

"Ah maaf ya Raisa aku malah merepotkan mu"Ucapku tidak enakan.

"Ga apa-apa Li, aku justru merasa bahagia kamu udah bisa bersekolah lagi"jawabnya sambil tersenyum.

" Li, kamu tahu tidak bahwa ada anak baru dikelas kita? sebenarnya dia udah pindah kesekolah ini sejak 2bulan yang lalu, tapi kamu malah kecelakaan"Ucap Raisa.

"oh ya? siapa anak itu?"Tanyaku.

"Namanya sih Ar..... Ar aduh siapa ya? aduh, aku biasa memanggilnya Eter sih"Jawabnya sembari menjetik jentikan jarinya, mencoba mengingat.

"Artes?"Tebakku

"ahhhh iya itu? tunggu gimana kamu bisa tahu?"Tanyanya kebingungan.

"tadi pagi dia telat, dan kita ternyata telat barengan haha"Jawabku.

"aduhai, sosweetnya."

"ih apa sih"ucapku sambil mencubit lengannya

tiba-tiba dari arah berlawanan seseorang menyenggolku, aku hampir saja jatuh. astaga untunglah Raisa anak yang cekatan(Tanggap).

"Ihhhh REZAAAAA kamu kalau jalan emang ga pernah liat liat sih ah"Bentak Raisa kepada Reza.

Reza? dia seseorang yang pernah aku sukai saat smp lebih tepatnya pada kelas 8 smp. aku menyukainya sebab dia terlihat sangat perhatian kepadaku, bukan hanya itu. wajahnya memang bisa dibilang good looking (cakep). namun aku mulai membencinya ketika ia melepas topengnya, alias mulai berperilaku nakal dan sering sekali menggangguku dengan menyembunyikan pulpenku. ia berperilaku seperti itu sebab ia ingin mendapat perhatian dari Vanya(temen sekelasku ketika smp).

"Eh si dongo sekarang ganti nama jadi si pincang ya?"Ejeknya padaku.

"yeh lebih baik aku si pincang, daripada kamu si Bencong, bisanya ngomong doang"Ejekku balik.

aku sudah muak dengan seluruh ejekan dan tertawaan yang ia berikan padaku.

Reza hanya terdiam dan langsung pergi. aku tidak tahu, biasanya ia terus mengejek balik diriku. mengapa hari ini berbeda?.

aku dan Raisa tidak menggubris itu, kamipun melanjutkan perjalanan kami menuju kantin.

•••{#1 THE END}•••
THANKS FOR THE OPPORTUNITY

ARTES (KETIKA LUKISANMU MEMUKAUKU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang