#3 ARTES

10 2 2
                                    

Akhirnya hari ini aku tidak telat, begitupun Artes. pagi ini rasanya sekolahan sangat sepi. dikelas, hanya ada 5 orang yang sudah datang. kulihat Artes sedang menyapu kelas, bersih bersih seperti biasanya.
aku hanya duduk di kursi ku, kucoba menghilangkan rasa bosanku dengan menggambar. memang gambaranku tidak sebagus milik Artes, namun setidaknya aku mencoba. ku gambarkan suatu pemandangan yang hanya ada di imajinasiku.
tak kusadari sedari tadi Artes memperhatikanku.

"Gambar mu cukup bagus, ternyata aku tidak sendirian disini ya"Ucapnya dari belakangku, ia tersenyum.

"Eh, iya hehe. tapi ya jauh lebih bagus punyamu"Keluhku.

"Seni itu ga bisa dinilai Li, jadi gambar mu mau bagus mau jelek yang penting nilai yang terkandung di dalamnya"Jawabnya. ia duduk di kursi sebelahku.

pastinya aku kaget, namun setidaknya kami masih berjarak 30cm. jadi ketakutanku tidak begitu tinggi. Artes mengajariku bagaimana cara mengarsir gambar. dia terlihat sangat detail dalam menggambar.
gambaranku sudah setengah jalan lagi. namun tiba-tiba..

"Ekhemmmmm ekhemmmm cie cie"Teriak seseorang dari belakang kami.

dari suaranya aku sudah tau itu Raisa.
"Artes lagi pdkt ya hahahaa"Ejek Raisa.

"Enak aja, ga kok. aku lagi ngajarin dia gambar ini loh"Tolak Artes sambil menunjuk gambaranku.

"iya deh iya.... awas ini kursiku"Usir Raisa.

dengan wajah cemberut Artespun berdiri dan kembali menyapu.
setelah mengusir Artes, sepertinya ia merasa menang bisa mendapatkanku kembali.
kini Raisa yang duduk di sebelahku.

"Lian kamu gasuka sama dia kan?"Tanya Raisa.

"Hah? emang kenapa"Tanyaku balik.

"em... ah udah deh lupain aja."

"Ih kenapa ko."

"gapapa gapapa."

Raisa membungkam mulutnya, sepertinya ia memiliki suatu rahasia yang ia simpan selama ini. tapi aku tidak tahu rahasia apakah itu?.

•••

Jam sudah menunjukan pukul 15.20, waktunya pulang!. banyak anak yang sudah keluar hanya yang piket dan beberapa anak ambisius yang mengerjakan prnya disekolah. namun hari ini, aku merasa tubuhku benar benar lemas. berdiri saja mungkin aku tidak mampu. jadilah, aku duduk dikelas sembari menunggu jemputan.
ku kirim pesan kepada  ayah untuk menjemputku di kelas.

"ayo yahhhh cepat jemput aku, aku sudah lelah! Rasanya seperti mau pingsan!"
ku coba menghilangkan rasa bosan dengan menonton film di handphone ku.

tak lama Artes datang ke kelasnya, rupanya buku tulisnya tertinggal. kulihat dirinya, wajahnya benar benar dipenuhi keringat. sepertinya ia berlari untuk kemari. setelah mengambil bukunya Artes berlari keluar kelas. yup, pastinya ke ruangan aula. tempat les lukisnya berlangsung. sebenarnya ingin aku berdiri dan mendatangi ruang aula itu. ah namun mengapa badanku begitu lelah!.

Karena bosan aku nekat berdiri, perlahan-lahan aku berjalan menuju ruang aula. semakin mendekati ruang aula semakin jelas suara Pak Anton(Guru seni) membimbing para anak-anak dalam melukis.
ku intip ruangan itu melalui jendela. sepertinya Artes sangat serius dalam melukis. baju Batiknya kini dipenuhi dengan bekas cat. lucu sekali melihatnya melukis. aneh saja, setelah melihat ketelitiannya dalam melukis hatiku mulai berdegup kencang.... wajahnya mengeluarkan sinar yang luar biasa indahnya. tanpa kusadari sedari tadi, Reani(teman kelasku) memperhatikanku. ia melambaikan tangannya, seolah menyuruhku untuk masuk ke aula saja.
aku mengikuti arahannya. aku mengetuk pintu aula. pak Anton memperbolehkan aku untuk masuk.

"Eh Liana, ada apa kemari?"Tanya pak Anton.

"Ah Itu pak...."jawabku sembari mencari alasan.
"saya ingin mengikuti les lukis" Jawabku spontan.

LIANA! APA YANG KAU KATAKAN?!!!!! KAU GILA? gambar saja tidak bisa apalagi melukis. aduh aduh.

"Wah begitu? baik baik, kalau begitu mungkin hari ini kamu bisa memperhatikan teman temanmu dulu ya. nanti jika mau daftar silahkan daftar les ke kakak Gerend(kakak kelas)"Jawab Pak Anton senang

aku mengangguk. tanpa pikir panjang, aku langsung berlari menuju  Reina. ia tampak senang dengan pendaftaran ku ke les ini. mengingat Reina ialah satu satunya perempuan yang ada di les ini.
sore itu aku menghabiskan waktuku di aula. dan Ayahku akhirnya terpaksa menungguku hingga jam menunjukan pukul 17.00... maaf ayah ಥ⁠‿⁠ಥ

•••

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARTES (KETIKA LUKISANMU MEMUKAUKU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang