Chapter 2

22 3 2
                                    

Ceklek

Eung? Jihoon mengernyitkan dahi kala netranya mendapati Yoonbin yang tengah gelagapan. Terlihat sedang menyembunyikan sesuatu? Entahlah, jihoon tidak paham.

Namun, pada dasarnya saja si Junghwan mampu mengubah ekspresi dengan cepat. Pria itu tampak biasa saja seperti semula. Bahkan dengan santainya terlihat membetulkan kemeja seragamnya dan memasang jas almamater yang tadi dilepas nya.

Jihoon hanya diam, memperhatikan pria yang menjadi bawahannya dalam organisasi itu melangkah semakin menjauh.

Aneh, pikir jihoon menatap Yoonbin dengan alis terangkat sebelah. 

Ceklek

Yoonbin menutup pintu ruangan, meninggalkan jihoon sendiri diruangan tsb.

Jihoon terdiam melepaskan tasnya dan meletakkannya pada meja bundar dalam ruangan OSIS tsb.

Entahlah fikirnya kalut sekarang, otaknya tak henti hentinya mengorek apapun yang menurutnya tidak penting
Jihoon mendudukkan dirinya di bangku meja bundar ruang OSIS yang merupakan kursinya, yang memang kursi khusus pimpinan rapat.

Entahlah fikirnya kalut sekarang, otaknya tak henti hentinya mengorek apapun yang menurutnya tidak penting Jihoon mendudukkan dirinya di bangku meja bundar ruang OSIS yang merupakan kursinya, yang memang kursi khusus pimpinan rapat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jihoon menghela nafas pelan kemudian menghembuskannya pelan memijit pelipisnya seraya memejamkan mata. Memilih beranjak dari lamunannya,Park Jihoon membuka laptopnya guna mengerjakan laporan tugas kimia yang sempat tertunda sebab terlalu sering membuang buang waktu dengan berfikir perihal buku aneh tersebut.

Namun, tak berlangsung lama ketika Jihoon sudah mulai sibuk dengan kegiatannya. Netra kelam bulat itu menangkap sesuatu. Kepalanya ia miringkan guna mencerna apa yang baru saja dilihatnya.

Itu kalung?

Dirinya mendekat kemudia berjongkok dan meraih kalung yang tergeletak dilantai tersebut sembari menatap kalung dengan liontin bulan serta bintang yang terlihat indah dan berkilauan, meski... benda itu, sudah terlihat sedikit usang dimatanya.

Punya siapa?

Jihoon celingukan mencari tanda tanda ada orang lain diruangan ini, guna menanyai kepemilikan benda tersebut.

~

Setelah selesai dengan tugas tugasnya yang bejibun, Jihoon segera melangkahkan kakinya menenteng laptopnya dengan sebelah tangan menuruni anak tangga dengan sebelah tangan yang lain menggenggam satu gelas kopi hangat yang mulai mendingin.

Brak!

Jihoon terlonjak kaget hampir saja laptop ditangannya terlepas. Kepalanya ia arahkan pada sumber suara yang nyatanya dari ruang ganti.

"Sial!!!" Erangan frustasi itu semakin membuat Jihoon penasaran.

Itu, Park Junghwan, adik angkatnya 

Jihoon mengernyitkan dahinya menatap pria yang sudah ia anggap seperti adik sendiri menjambak rambutnya sendiri saking frustasinya.

"Tck! Dimana kalung itu... Akh!!!"

Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang