Menari. Semua orang menari, berdansa, berpasangan.
Musik klasik terdengar mengiringi dansa para pasangan di pesta itu.
Para wanita memakai gaun dan para pria memakai tuxedo, terlihat menawan. Menutupi identitas mereka dengan topeng. Ya, ini memang pesta topeng.
Semua memutar tubuhnya, menghadapi pasangan dansanya. Saling menghubungkan jiwa dan hati mereka untuk menghayati dansa mereka.
Lalu di sanalah ia berdiri, di tengah-tengah para pasangan yang berdansa. Seorang wanita dengan gaun hijau yang membalut tubuh indahnya, memamerkan sedikit belahan dadanya dan lehernya yang panjang, rambut cokelat ikalnya yang terurai bebas , dan menggunakan topeng emasnya. Topeng tersebut mempertajam warna matanya yang cokelat hazel.
Di sanalah ia berdiri, hanya menikmati waktunya sendiri. Tidak tertarik mencari pria yang dapat melengkapi jiwanya untuk berdansa. Toh, tidak ada yang pas dengan dirinya. Semua orang tunduk di hadapannya karena kharismanya yang terpancar kuat.
Sambil meneguk minumannya sesekali, wanita itu terlihat seperti malaikat yang berdiri di tengah para pasangan yang sedang berdansa. Mengawasi para undangan lainnya, bagaikan malaikat yang mengawasi tanduk-tanduk manusia.
Sesekali para undangan pria menoleh kepada gadis itu, terkesima sesaat sebelum pasangan mereka menyadarkan mereka.
Gadis itu hanya diam, memasang topeng dingin yang terkadang berubah menjadi senyuman tipis yang menawan jika ada orang yang menyapanya.
Jarum jam menunjukkan pukul 12 malam, namun pesta itu masih berjalan normal, tidak menghiraukan waktu.
Lalu gadis itu, yang awalnya hanya diam, tiba-tiba membelalakkan mata. Tangannya yang memegang gelas minumnya bergetar perlahan, ia mengedipkan mata berkali-kali.
Di sana, di antara kerumunan pasangan, ada seorang pria, menatapnya dengan intens, melemparkan senyum miringnya.
Gadis itu terhipnotis, tak mampu mengalihkan pandangan. Tiba-tiba jantungnya berdetak kencang dan perutnya tiba-tiba terasa geli, bagaikan ada kupu-kupu berterbangan di dalamnya. Gadis itu hanya menatap, mengeratkan pegangannya di gelas minumannya.
Pria itu mengucapkan sesuatu lalu membalikkan badan dan pergi dari kerumunan pasangan itu. Gadis itu, merasakan godaan kuat untuk mengikuti pria itu. Tanpa ia sadari, ia menaruh gelasnya lalu mulai melangkahkan kakinya dengan cepat, mengarah ke arah dimana pria itu pergi. Ia mempercepat langkahnya, terkadang menubruk beberapa orang, terlihat menawan meskipun dalam keadaan tergesa-gesa.
Ia berhenti sesaat, memperhatikan keadaan sekitar, mencari siluet pria itu. Sedetik kemudian, ia berlari ke luar, ke arah taman yang berada di belakang gedung pesta itu.
Ia berjalan perlahan, bulan purnama tepat di atasnya, menyinari sebuah air mancur indah. Di sekeliling air mancur tersebut ada patung-patung yang dipahat menyerupai dewa-dewa yunani, indah. Rembulan bulan purnama memantul di kolam air mancur tersebut. Gadis itu pun berjalan ke arah air mancur itu, ada beberapa kelopak mawar di kolam air mancur itu. Di sekitar air mancur, ada beberapa pohon dan rumput-rumput yang ditata sedemikian rupa, terlihat indah.
Gadis itu mendekat perlahan, menyentuhkan tangannya ke patung-patung dewa yunani, lalu mencelupkan tangannya ke kolam air mancur, terkesiap perlahan saat jarinya bersentuhan dengan air yang dingin lalu mengambil sebuah kelopak mawar berwarna merah.
"Kau suka mawar?"
Gadis itu terkesiap, lalu cepat-cepat membalikkan tubuhnya. Di sanalah ia berdiri, pria yang ia lihat tadi. Pria yang membawanya ke taman ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bound
FantasyLucia. Ia hanya seorang gadis biasa dengan kehidupan yang biasa-biasa saja. Namun, semuanya tiba-tiba berubah saat ia mendapatkan oneiros dan menyadari bahwa dirinya adalah 'Half-Ange' dan Vampir. Half-Ange berarti setengah malaikat dan keturunan da...